Lombok dan Kisahnya #2

5.6K 562 21
                                    

=L E N A=

Ini adalah hari kedua aku berada di Lombok, Kak El tadi bilang akan mengajak aku jalan-jalan. Dengan semangat aku mandi dan berganti pakaian, hampir setengah jam sudah aku habiskan untuk memilih outfit yang pas untuk aku pakai jalan dengan Kak El.

"Heh, udah siap belum?"

Ketika aku hendak memakai parfum, kepala Kak El menyembul dari balik pintu.

"Bentar lagi, tinggal sisiran kok."

Kak El menghela nafas, lalu masuk menghampiri aku.

"Lo tuh selalu kayak gini, lama banget. Ngapain aja sih?"

Aku cemberut mendengar perkataan Kak El. Dia selalu seperti itu, tidak pernah mau memuji penampilanku tetapi malah selalu marah-marah karena aku terlalu lama berdandan. Padahalkan aku berdandan juga untuk dirinya.

"Tuh malah cemberut gitu, jelek tau kalau kayak gitu."

Aku meletakan parfum keatas meja rias, mengambil sisir lalu menyisir rambutku tanpa menghiraukan keberadaan Kak El yang sangat menyebalkan.

"'Kan, kebiasaan langsung ngambek gitu."

Kak El merebut sisir yang aku pakai, lalu meletakannya keatas meja rias. Dia memutar badanku agar berhadapan dengannya. Aku masih tidak berniat untuk menanggapinya. Tatapan mataku sebisa mungkin aku singkirkan dari manik mata Kak El.

"Look at mepettite."

Aku masih tidak mau menanggapi. Sudah sangat sering aku menyuruh Kak El untuk memanggilku dengan sebutan nama bukan pettite, tetapi dia tidak pernah melakukannya. Aku sampai lelah mengingatkan hingga akhirnya aku terbiasa dengan panggilan itu.

Merasa diabaikan, Kak El memegang daguku, lalu mengarahkan kepalaku agar mengadah menatapnya. Aku masih tidak mau mengarahkan mataku ke manik mata Kak El karena aku bisa luluh jika melihat tatapan matanya yang sangat lembut itu.

"Sayang, kamu itu cantik, mau pakai pakaian apapun kamu tetap terlihat cantik di mataku. Maaf kalau selama ini aku nggak pernah memuji penampilan kamu. Aku terlalu suka memarahimu dibanding memujimu."

Mendengar perkataannya yang seperti itu sontak membuatku melihat kearahnya. Kak El tersenyum ketika aku membalas tatapan matanya. Untuk beberapa detik, Kak El mencoba berkata lewat tatapan matanya.

"Udah jangan ngambek gitu, aku nggak suka sama sikap diam kamu."

Aku menghempaskan tangan Kak El yang masih memegang daguku dengan kesal.

"Abis kamu nyebelin!"

Kak El kembali tersenyum, dia menangkup kedua pipiku dengan kedua tangannya.

"Nyebelin tapi kamu suka, 'kan?"

Aku mendengus, Kak El menaikan turunkan kedua alisnya dan terkekeh.

"Sayangnya aku yang cantik dan imut ini udah selesai 'kan? Yuk kita sarapan terus nanti kita jalan-jalan. Ya?"

Aku mengangguk. Kak El selalu bisa membuat moodku kembali baik. Dia selalu bisa menjadi seorang yang sangat aku butuhkan. Rasanya aku tidak ingin memiliki tambatan hati lagi jika Kak El saja sudah sangat melengkapi aku juga sangat mengerti aku.

++++

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari menghabiskan waktu dengan orang yang sangat disayangi seperti sekarang ini. Setelah sarapan, kami-Kak El, aku, Kak Tom, Kak Cat, Alfon, Kak Aurora-pergi ke setiap destinasi yang ada di Lombok ini.

Lombok adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia, jadi sangat disayangkan jika tidak ditelusuri keindahannya. Bahkan Lombok itu tidak kalah indahnya dengan Bali.

Mo CuishleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang