Hari ini aku sengaja tidak masuk sekolah karena kemarin malam Sakti menghubungiku, dan menemukan banyak sekali informasi tentang Jul. Salah satunya adalah fakta kalau sebenernya Jul itu adalah seorang 'predator'. Jul suka sekali mendekati anak perempuan direntan umur sepuluh hingga enam belas tahun. Rata-rata, anak perempuan yang didekati Jul adalah yang masih terlihat polos.
Pantas saja beasty masuk dalam daftar si Jul. Dan aku baru tau kalau Jul itu berusia dua puluh enam tahun. Itu terlalu tua untuk beasty. Tapi selama Jul beraksi, Jul akan mengakui bahwa umurnya masih sembilan belas tahun, itu juga ditunjang dari wajahnya yang masih terlihat muda.
Seperti biasa, tadi pagi beasty di jemput oleh Jul. Bi Ani sempat menanyakan kenapa aku tidak berangkat sekolah, aku menjelaskan semua kepada Bi Ani. Bi Ani sangat terkejut mengetahui fakta ini. Aku pun juga terkejut. Orang semacam Jul tidak pantas berkeliaran di Jogja. Jul harus masuk bui. Harus.
Tepat pukul sepuluh, Sakti dan kedua bodyguard nya datang. Kali ini kedua lelaki kekar itu tidak memakai pakaian serba hitam. Ternyata mereka punya pakaian selain hitam, aku pikir mereka nggak punya.
Setibanya di rumah, Sakti dan kedua bodyguard-nya masuk kedalam ruanganku. Hari ini kami akan menyusun rencana untuk menjebloskan Jul kedalam bui.
"El, lo harus liat ini."
Sakti memperlihatkan sebuah video rekaman cctv toko Indomei yang memperlihatkan Jul sedang membeli satu kardus kecil Fiesta. Sudah sangat jelas untuk apa Jul membeli barang itu.
"El, ada chat masuk dari Jul buat Lena."
Sakti menyerahkan Tab-nya untuk aku lihat.
Julyuss: Len, nanti temenin aku ke party temen ku ya?
Lena: Jam berapa kak? Kalau malam aku gk mau.
Julyuss: Gk malem banget kok. Jam 6 nanti aku jemput ya?
Lena: Yaudah deh. Ok.
Aku sedikit geram membaca chat dari Jul.
"Dasar laki-laki kardus, bisa bisanya ngibulin anak kecil."
Sakti terkekeh mendengar ucapanku barusan. Aku menyerahkan Tab itu kembali kepada pemiliknya.
Beberapa menit setelah Jul mengirim chat ke beasty, Jul melakukan pergerakan kembali. Jul memesan satu kamar hotel yang terletak tidak jauh dari bar milik Tom.
"El, malem ini kita bisa masukin predator ini ke hotel prodeo. Lihat apa yang dia beli di toko online ini."
Sakti kembali menyerahkan Tab-nya untuk aku lihat. Disana ada conversation Jul dengan penjual obat bius. Jika disimpulkan, sudah jelas apa yang akan dilakukan Jul nanti malam. Untuk apa membeli fiesta dan obat bius kalau bukan untuk berbuat zina? Aku mengepalkan tangan kiriku dengan erat.
Ini sudah kelewat batas.
Aku dan Sakti berunding untuk menyusun rencana. Setelah semua rencana tersusun. Sakti kembali menatap layar laptopnya, kembali sibuk memantau pergerakan Jul. Aku yang tidak ada kerjaan hanya bisa melihat setiap gerak-gerik yang dilakukan Sakti.
Sakti mengambil rokok yang berada tidak jauh dari jangkauannya lalu menyalakan rokok itu dengan tanpa dosa. Sesekali Sakti memainkan asap rokok yang keluar dari mulutnya. Melihat hal itu aku sedikit bersalah pernah meremehkan Sakti. Sakti memang sakti seperti namanya. Tidak butuh waktu lama untuk Sakti mendapat semua informasi tentang Jul. Aku salut dengan perempuan didepanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mo Cuishle
RomanceKarena benci telah berevolusi menjadi cinta. Cinta itu bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, bukan? "Kau adalah papaver somniferum ku." -El. . . . Copyright © 2017 by blavkflannel_ Hak Cipta Terlindungi Status: Completed. Gxg...