Lemon Tea #1

8.2K 679 34
                                    

"You call me up, it's like a broken record. Said that your heart hurts."—Heartbreak Girl, 5SOS.


🍋🍋🍋

Hening.

Kelas yang berisi tiga puluh empat orang ini mendadak menjadi hening. Sedari tadi dia membenamkan kepala di atas meja tanpa tahu apa yang terjadi. Udara dingin karena hujan bersama suara Pak Haris, guru sosiologi membawanya ke alam mimpi beberapa jam yang lalu. Dia membuka matanya, mengintip dari celah tangan. Sedikit buram tetapi sepertinya tidak ada seorangpun di dalam ruangan ini selain dirinya.

Sean menegakkan tubuhnya. Melakukan sedikit peregangan sambil mengumpulkan nyawa. Sepertinya sudah pulang sekolah. Dia menatap ke arah jam yang ada di dinding kelas. Sudah jam setengah tiga rupanya. Sepertinya dia baru tidur sebentar tadi. Kelas ini benar-benar kosong tak berpenghuni. Bintang memang keterlaluan tidak membangunkannya tadi.

Sean mengambil tasnya dan beranjak pergi dari kelas. Untung saja masih ada orang di sekolah sehingga ia tidak benar-benar sendirian di sini. Sean berjalan di sepanjang koridor seraya memasukkan seragam yang tidak sengaja keluar dari celana ketika ia tidur tadi. Ini seragam yang sama seperti yang dia kenakan ketika hari pertama masuk sekolah kelas X dulu, jadi pakaian ini terlalu pendek untuk ukuran tubuhnya sekarang. Sayang jika harus membeli lagi, toh kurang dari enam bulan lagi dia memakainya. Lebih baik uangnya ia tabung untuk membeli lensa kamera baru atau gitar akustik baru mungkin.

Ponsel Sean bergetar. Dia merogoh saku celananya dan membuka kunci ponselnya. Ada sebuah pesan dan nama yang tertera pada pop-up notifikasi di sana adalah 'Sariwangi'. Ralat, ada hampir sepuluh pesan dari Sariwangi—Betzy—tetapi Sean sepertinya tidak menyadari itu tadi. Dia segera membukanya.

Sariwangi : Yan, hari ini ada acara di rmh Alvaro.

Sariwangi : Syukuran kecil"an gt krn dia menang lomba band

Sariwangi : Dateng ya? Tempatnya deket sama rmh lo kok

Sariwangi : Jam set. 3 udh mulai

Sariwangi : Yan? Kok lo lama banget sih?

Sariwangi : Lemon?!

Sariwangi : Read ngapa?

Sariwangi : LLEEMMOONN!

Sean menghela napas. Dekat dari rumah itu artinya jauh dari sekolah. Lagipula dia malas dengan acara-acara seperti itu, apalagi Alvaro dan teman-temannya yang mengadakan. Tidak, Sean tidak punya masalah pribadi dengan dirinya. Dia hanya sedikit minder dengan mereka. Mereka semua terkenal di sekolah kecuali Betzy pastinya. Sean heran kenapa Betzy mengajaknya. Bukannya itu hanya untuk orang terdekat dan dirinya sama sekali tidak pernah dekat dengan Alvaro. Hanya sekedar tahu, sebagai teman satu angkatan.

Begitulah Sean. Selalu merendah padahal pamornya hingga kemana-mana. Setiap valentine mendapat cokelat atau bunga hampir seratus buah jumlahnya. Itu baru di sekolah, belum yang mengirimkannya langsung ke alamat rumah. Followers instagram beribu-ribu padahal isinya hanya foto makanan, gunung, jalan, dan jika beruntung, para stalker mungkin bisa menemukan foto Betzy yang tenggelam jauh di antara ratusan foto yang Sean posting. Jumlah subcriber di akun youtubenya juga sebelas dua belas, padahal isinya hanya cover-cover lagu yang iseng Sean upload. Dia juga tidak tahu kenapa mereka menggilainya.

Baru saja Sean mengangkat ibu jarinya, berniat untuk membalas pesan dari Betzy itu, tetapi gadis itu sudah mengirim pesan lagi.

Sariwangi : Sean?

Sariwangi : Dateng ke rmh gua plis

Sean tersenyum miring. Lalu segera membalas pesan dari Betzy itu.

Lemon TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang