Lemon Tea #22

2.1K 269 25
                                    

"Why do we put each other through hell? Why can't we just get over ourselves?"-Why, Shawn Mendes.

🍋🍋🍋

Suara mesin printer yang terus saja mengeluarkan kertas tanpa henti itu beradu dengan suara keyboard beberapa buah laptop yang bekerja tanpa henti. Ya, dua orang sekretaris dan dua orang bendahara kini sedang bergulat dengan laporan pertanggungjawaban dan laporan keuangan. Mereka tidak ingin terbebani setelah pelepasan nanti, tidak ingin menghabiskan masa liburnya untuk mengerjakan semua laporan itu. Ralat, bukan libur, melainkan memanfaatkan waktu untuk belajar jelang SBMPTN yang kurang dari satu bulan itu.

Gadis berkepang dua itu meregangkan tubuhnya. Hampir tiga jam duduk di kursi sambil menatap laptop membuatnya jenuh sekaligus lelah. Dia ingin keluar dan menghirup udara segar di luar sana, tapi wakil kepala sekolah melarang mereka--para panitia--untuk berkeliaran di sekolah jika tidak berkepentingan. Betzy mengedarkan pandangannya, menatap ruangan yang juga begitu lebar ini yang membuat matanya terasa semakin sakit.

"Gengs, bisa tolong mintain tanda bukti transfer dari Toko Gorden Jendela di TU, nggak?" tanya Reynita--si Bendarahara 2--tanpa melepaskan pandangannya dari layar laptop, sibuk menyesuaikan ukuran foto dengan ukuran kertas.

"Minta emailin Mas Dodi aja," saran Rahma--Sekretaris satu--yang kini sedang berefreshing ria dengan menonton video klip boyband korea yang baru saja rilis beberapa jam yang lalu.

"Doi gue WA enggak diread dari tadi," sahut Reynita, kini menatap Rahma dan sepertinya tertarik dengan tontonannya.

"Gue mintain aja gimana? Gue ada flashdisk juga kok," Betzy mengajukan diri, hitung-hitung berbuat baik dan juga bisa mengeluarkan dirinya dari ruangan pengap ini. Reynita pun mengangguk, tapi matanya menatap layar laptop milik Rahma tanpa berkedip.

Tak perlu menunggu lama, kaki gadis itu segera melangkah meninggalkan ruangan sekretariat itu. Menatap selasar yang cukup sepi mengingat kegiatan belajar mengajar di sekolah sedang berlangsung. Kadang Betzy juga kesal, kenapa para panitia lain berada di ballroom hotel memastikan semuanya dan dirinya harus terkurung di sekolah. Walaupun beberapa orang juga berada di sini, termasuk Sean yang terus berkoordinasi dengan supplier makanan mereka nanti.

Betzy menghela napasnya lalu menatap cincin ayaman yang ada di jari manis tangan kanannya. Ah, Sean. Laki-laki itu benar-benar membuatnya kacau selama beberapa hari ini, tapi sekarang sudah sedikit membaik. Mau tidak mau, dia harus terlihat lebih baik.

Tangan kecil itu kemudian terulur, mendorong pintu kaca yang ada di hadapannya itu untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih mirip seperti kantor bank itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan kecil itu kemudian terulur, mendorong pintu kaca yang ada di hadapannya itu untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih mirip seperti kantor bank itu. Udara dingin dari pendingin udara segera menyambut tubuhnya yang kepanasan karena cuaca hari ini, tapi bukan hanya udara dingin yang menyambutnya. Ada orang tak terduga juga berada di sini. Betzy terdiam, menatap orang tersebut tanpa berkomentar, bahkan tidak bergerak dari tempatnya.

Lemon TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang