Lemon Tea #10

3.1K 332 13
                                    

"Baby, I don't want to feel alone."—18, One Direction.

🍋🍋🍋

Panggung, stand, background dan spanduk. Semua sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk merayakan hari kasih sayang. Walaupun tidak tepat tanggal empat belas lalu. Semua alat musik mulai dari violin hingga drum, semua sudah tersedia di atas panggung sana. Namun Sean tetap memilih menggunakan gitar akustik kesayangannya. Kaos putih polos dengan kemeja flanel warna biru, ripped jeans dan sepatu vans sudah melengkapi penampilannya. Dengan membawakan tiga buah lagu untuk hari ini, mungkin acara ini lebih mirip mini konser bagi Sean.

Ia duduk di sebuah kursi. Mengatur mikrofon sedemikian rupa agar suaranya bisa terdengar dengan jelas oleh tiga angkatan yang berkumpul di hadapannya kini. Mata Sean menelusuri ratusan orang yang duduk di hadapannya kini. Hingga matanya tertuju pada Betzy. Gadis itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Sean. Bibirnya terlihat berucap, 'Ganbatte!', walaupun Sean tidak bisa mendengarnya. Namun itu lebih dari cukup untuk memberi semangat pada dirinya hari ini.

"Okay, guys sekarang Kak Sean udah ada di hadapan kita lagi nih!" ucap salah seorang MC.

"Nah, kali ini Mr. Popular kita itu enggak akan nyanyi sendirian, gengs!" sahut MC yang lain. Membuat Sean segera menatap mereka berdua heran.

"Jadi gua duet?" gumam Sean, tapi suaranya tak bisa terdengar oleh orang lain karena mikrofon yang ada di depan bibirnya masih dalam keadaan mati.

"Penasaran Kak Sean mau duet sama siapa? Kalo gitu kita sambut saja, Ariana Nadine Kim!"

Kedua MC itu kemudian menyingkir dari panggung dan tak lama kemudian, gadis yang mereka sebut itu naik ke atas panggung. Dengan dress berwarna paduan merah jambu dan putih, Nadine tampak anggun menaiki panggung. Apalagi dengan sneakers putih dan rambut panjang gelombangnya yang digerai. Tak hanya Sean, sepertinya semua laki-laki yang ada di sana tampak terpesona. Nadine adalah tipe orang undercover yang tidak dikenal semua orang. Namun setelah ini, sepertinya primadona baru akan muncul.

"Lo bakal nyanyi sama gua?" tanya Sean.

Nadine mengangguk. "Gua udah tahu list lagu Kakak, jadi nggak usah takut ini ganggu. Maaf juga kalo dadakan. Panitianya juga mendadak."

"Nope," Sean tersenyum. "Kita mulai?"

"Let's go!"

Sean mulai memetik gitarnya. Memainkan intro lagu yang cenderung melow itu dengan penuh penghayatan. Lagu terakhir ini sebenarnya ingin ia nyanyikan untuk Betzy, tetapi dia tidak pernah memiliki kesempatan. Begitu pula sekarang. Dia harus menyanyikannya dengan Nadine.

"I got a heart. And I got a soul. Believe me I will use them both."

Benar, itu adalah lagu milik One Direction. Jemari Sean memetik gitar tersebut dengan lincah, sementara matanya tak bisa melepaskan pandangan dari sosok Sariwangi-nya. Tidak sama sekali, walaupun Nadine ada di sampingnya dan terus berusaha menatap laki-laki itu. Namun mata Sean tidak tertuju padanya.

"I have loved you since we were 18. Long before we both thought the same thing. To be loved and to be in love. All I could do is say that these arms were made for holding you. I wanna love like you made me feel when we were 18."

Nadine yang sedari tadi memperhatikan laki-laki itu akhirnya sadar. Tatapan lembut itu bukan untuknya. Senyum yang mengembang selama ia bernyanyi itu bukan untuknya. Semua itu untuk gadis yang ada di antara ratusan orang dihadapannya. Begitu pula lagu yang sedang Sean bawakan bersama dirinya.

"When we were eighteen."

Nadine dan Sean mengakhiri penampilan duet dadakan mereka dengan baik. Walau mata mereka tak pernah bertemu. Sean tersenyum lebar, tapi senyuman itu bukan untuk Nadine melainkan untuk Betzy.

Lemon TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang