ABITARA 1: Perempuan Aneh

481 48 17
                                    

'Untuk apa pacaran kalau sendiri saja sudah nyaman.'

****

Author POV

Pukul 14:45 WIB

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lebih dari empat puluh lima menit yang lalu, namun Abi masih saja berlari-lari di lapangan sambil membawa bola. Yap, ia sedang bermain bola basket sendirian. Seperti biasa ia tak langsung pulang ke rumah, melainkan ia meluangkan waktunya untuk bermain di sekolah.

Bola basket di tangannya sudah berkali-kali ia masukkan ke dalam ring. Suara pantulan bola basket sangat jelas terdengar di telinganya. Tak banyak yang masih ada di sekolah. Ia hanya melihat beberapa murid yang lewat dan penjaga sekolah yang sedang berkeliling kelas-kelas yang lain.

Abimanyu mengambil handuk kecil yang ada di dalam tasnya, menyeka semua peluh di wajah dan juga tangannya. Bermain basket selama satu jam di hari yang cukup terik membuat dirinya cukup kelelahan. Abi mencoba mengatur kembali napasnya yang memburu. Karena kepanasan, Ia membuka dua kancing atas seragamnya. Kaos abu-abu yang ia kenakan pun terlihat dengan jelas, menampakkan bentuk tubuhnya yang mendekati sempurna.

"Abi! Udah selesai mainnya?" dua orang laki-laki berjalan menghampiri Abi. Abi yang mendengar namanya dipanggil pun akhirnya menoleh ke belakang.

"Oh, kalian. Udah, nih," ujar Abi. Kedua laki-laki itu pun duduk di samping kiri dan kanan Abi.

Mereka berdua adalah sahabat Abi sejak masuk SMA. Yang ada di sebelah kanan Abi adalah Yohan Aditama, ia adalah salah satu teman Abi yang paling pintar namun terkadang otaknya susah untuk menangkap sesuatu secara cepat atau biasa disebut lemot.

Dan yang ada di sebelah kiri Abi adalah Zayn Geraldy. Ia adalah salah satu laki-laki yang sangat sopan diantara mereka bertiga. Ia juga ahli dibidang olahraga, tak heran kalau bentuk tubuhnya itu sangat terjaga.

Mereka bertiga berada di jurusan yang sama, hanya saja mereka terpisahkan oleh kelas. Abi dan Yohan berada di kelas yang sama, yaitu kelas XI IPS 1. Zayn berbeda dari mereka, ia berada di kelas XI IPS 2. Walaupun berbeda kelas, mereka tetap bermain bersama saat jam kosong ataupun jam istirahat.

"Bro, gimana hubungan lo sama adik kelas yang kemaren?" tanya Zayn sambil menaik-turunkan alisnya. Belakangan ini ia mendengar gosip kalau ada adik kelasnya berusaha mendekati temannya ini.

"Iya, kita juga penasaran kali," timpa Yohan.

"Alah, udah lewat itu mah. Jangan dibahas lagi. Pusing gue mikirinnya," ujar Abi malas.

Zayn dan Yohan pun saling melempar pandangan. "Lha? Lo nggak jadian sama yang satu ini?" celetuk Zayn.

Abi menggeleng. "Ngapain gue jadian sama cewek kayak gitu. Udah make up-nya mirip tante gue lagi. Tebel banget."

"Ya, setidaknya pasti ada cewek yang pas buat lo." Yohan menepuk punggung Abi berulang kali.

Abi menyeringai. "Nggak ada, Han. Toh buat apa gue pacaran kalo sendiri aja udah seneng."

Zayn menepuk dahinya. Ia tak percaya kalau "Gue bingung sama lo, Bi," ucap Zayn sambil menggaruk dagunya. "Padahal banyak cewek yang ngedeketin lo. Ada yang cantik, pinter, kaya, seksi. Tapi nggak satu pun dari mereka yang nyantol di hati lo."

Yohan menyipitkan matanya. "Atau jangan-jangan lo itu Gay," tuduhnya.

Sebuah jitakan mendarat tepat di atas kepala Yohan. Yohan pun meringis sambil mengusap-usap kepalanya. Tak main-main, Abi menjitak kepala Yohan sangat kuat.

"Yang bener aja, Han. Masa gue gay? Gue masih normal kali," ujarnya membela diri.

"Yah, abisnya lo kalo dideketin cewek malah ngejauh. Ceweknya nembak, lo tolak mentah-mentah. Emang lo nggak bosen apa jomblo terus?" tanya Yohan.

ABITARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang