"Disana gausah bandel, jaga diri yak.." Pesan seorang Pria dengan suara yang berat.
Perempuan berambut panjang itu mengangguk pelan..
----------------------------------------------------------------------------Murid-murid telah berkumpul di bis masing-masing untuk memulai perjalanan ke Bali, aku agak sedikit terlambat karna ibuku sangat heboh sejak tadi siang mungkin karna ini pertama kalinya aku pergi selama seminggu dari rumah hahahaha. Aku duduk di samping Ilman, dia sangat baik menyiapkan tempat untukku sedangkan Behan duduk di paling belakang bersama murid lelaki yang lain.
Kami memulai perjalanan ke Bandara Soetta, maklum di Bogor ga ada bandara hehe. Perjalanan sekitar, 1 jam kesana. Perjalanan ku habiskan dengan tidur, enak juga duduk sebelah Ilman aku bisa bersandar dengan empuk uwuwuwu.
Murid-murid diberikan perintah untuk mengambil tas,koper dan barang bawaan lainnya dari bagasi bis. Aku tak membawa banyak barang bawaan, hanya membawa satu ransel dan tas kecil. Setelah wali kelasku melakukan check in untuk satu kelas kami harus menunggu karna keberangkatan pesawat pukul setengah 4. Ya Tuhan, inikan baru jam setengah 12.
Kata Bu Anita kita datang lebih pagi karna ada kelas yang berangkat lebih pagi lagi dari kami. Terus harus ngapain nih nunggu jam segitu, sekarang boarding room di Soetta ini sudah seperti sekolahku. Murid-murid berlalu lalang seperti saat jam istirahat. Aku, Behan dan teman yang lainnya menjadikan tas & koper sebagai tempat bersandar, karna kursi sudah diduduki para perempuan dengan cuek kami tidur-tiduran di lantai.
Behan dan yang lainnya mengajakku keluar karna mereka ingin merokok, tapi aku menolak selain karna aku tidak merokok sepertinya ribet juga kalau keluar masuk bandara. Lebih baik, aku istirahat agar bangun-bangun sudah di Bali. Tapi baru saja mataku terpejam, ponselku bergetar tanda pesan masuk.
Zaidan dimana? Gate berapa?
Tanpa pikir panjang, aku segera menelpon kontak yang mengirim pesan padaku. Sepertinya hanya tak bertemu dua hari sudah membuat aku rindu mendengar suaranya.
“Halo Dev, kamu dimana?”
Aku bertemu dengan Devi di depan minimarket di dalam bandara. Ia terlihat sangat santai, benar-benar mau ke rumah nenek. Wajahnya yang mengantuk itu membuat aku ingin mempersilahkan bahuku ini menjadi bantal tidurnya
.
“Kamu flight jam berapa Dev?” Tanyaku memulai obrolan.
“Jam setengah 6 dong masih lama. Hahaha”Aku terbelalak kaget mendengarnya, ternyata ada yang berangkat lebih siang dari kelasku.
“Keluar aja yuk, bosen tau disini..” Ajak Devi.
“Emang ga ribet ya keluar masuk?”
Devi menggeleng.
“Engga, tinggal tunjukin tiket sama kartu pelajar atau ktp kok..”Setelah Devi menjelaskan padaku aku segera mengikutinya berjalan keluar dari boarding room.
Di luar terasa hangat, padahal ini sudah jam setengah satu. Ini pertama kalinya aku bersama dengan perempuan lebih dari jam 12 malam. Aku hanya mengikuti Devi berjalan menyusuri halaman bandara, padahal hanya ada minimarket, atm, loket tiket bis, loket travel.
Devi kemudian duduk di kursi yang menghadap keluar, lalu menarikku untuk ikut duduk.
“Tumben diem aja, ngantuk ya?” Tanyanya.
“Engga sih, cuma lagi pengen diem aja. Salah ya?” Aku balik bertanya.
“Ya gak salah, tapi awkward aja kalo kita ketemu tapi diem-dieman..”
“Yaudah maaf.”
Salah Dev, aku tak diam. Bibirku memang menutup rapat. Tapi hatiku tak henti hentinya bersyukur karna masih diberikan kesempatan untuk menghabiskan waktu denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dari Jauh (Completed)
Teen FictionAku tak bisa mengungkapkan perasaanku, hembusan angin terasa sangat menyenangkan seperti lagu yang sedang ku dengarkan bersamanya. Dibawah langit yang cerah berawan aku mendapatkan tubuhmu yang hangat bersandar lemah padaku. Apa dia mendengarnya? J...