Istirahat kedua, dimana murid-murid satu persatu atau beramai ramai keluar dari kelas. Ada yang ke kantin, ada yang sholat, ada yang berkelahi dengan adik kelas seperti yang aku lihat di hadapanku saat ini.“Ya mau gimana lagi, kalo mau percaya sama dia ya terserah lah.” Bentak sang pria.
Wajahnya arab-arab sunda, ku lihat lawan bicaranya adik kelas manis dan cantik dan satu kawannya.
Aku mau lewat tapi aku takut mengganggu pertempuran dua sejoli ini. Tapi kalau aku terdiam aku dikira sedang menyimak mereka, terlihat si pria mulai emosi. Aku sedikit tak tahan melihat pria kasar pada wanita, tapi ini bukan urusanku. Dan untuk apasih berantem di depan kelas 11? Seperti tak ada tempat yang pas untuk berantem saja. Aku mengambil ponselku dan mengetik sebuah pesan.“Dev, aku udah diluar kelas kamu.” Aku mengirim pesan itu.
Kini kawan dari wanita yang sedang berkelahi itu menatap ke arahku. Aku berusaha untuk tidak peduli, dan melihat ke arah lain.
“Kamu jangan kasar dong sama cewe than!” Aku mendengar suara yang tak asing, dan segera melihat ke arah suara itu.
Dan dengan kekuatan super, pria kasar tadi tiba-tiba terdiam dihadapan Devi.“Iya iya maaf” Kata pria itu dan langsung menarik lawannya menjauh, mataku tak berhenti memperhatikan mereka hingga hilang dari pandanganku. Dan aku masih sadar juga kalau satu pemeran pembantu di drama perkelahian tadi terus melihatku dengan tajam. Aku jadi sedikit merinding.
“Berantem terus kerjaannya” Kata Devi memecah lamunanku.
“Hah? Emang sering berantem ya?” Tanyaku seraya duduk di bangku koridor kelas 11.“Iya itu si Athan. Dia emang kerjaannya bikin onar terus. Ya wajar kalau pacarnya ga suka..”
Aku mengernyit heran, murid yang sering bikin onar di sekolah saja bisa punya pacar yang cantik dan manis. Sedangkan aku, lihat wanita disampingku senyum saja susah tidur.“Gejolak masa muda, tapi dia diem tuh kamu tegor..”
“Ya soalnya aku pernah deket juga sama dia, tapi karna bandelnya malah jadi kaya adik aku.” Kata Devi.
Sekali lagi aku yang merasa aku anak baik-baik merasa kalah dengan seorang biang onar. Tapi semakin lama aku membahas Si Athan mungkin makin banyak kata iri dipikiranku.
Aku mengembalikan buku yang kemarin terbawa olehku pada Devi. Aku berpikir apa setelah mengembalikan buku ini aku punya alasan lagi untuk bertemu dengan dia. Tapi niat baik pasti selalu ada jalan.
Setelah bertemu Devi aku memutuskan untuk ke lapangan, biasanya ada beberapa anak basket yang main di lapangan. Tapi aku terhenti di depan ruang UKS aku melihat pertunjukan yang sama seperti di depan kelas Devi tadi. Ku kira mereka akan berhenti berkelahi ternyata hanya pindah tempat. Wanita yang menjadi lawan Athan menatap ke arahku seolah meminta bantuan agar dia bisa pergi dari tempat itu. Tepat saat itu Behan datang dan menarik Athan.
“Udah dong, lu jangan marah-marah terus sama Kyla.” Kata Behan sambil mendorong Athan menjauh dari Kyla.
“Bukan urusan lu ini, gausah ikut campur” balas Athan yg mendorong Behan hingga punggungnya menabrak pintu UKS. Aku kira wanita tadi meminta tolong padaku ternyata pada Behan.Saat ini aku hanya menonton Behan dan Athan saling mencaci dengan sedikit dorongan. Aku tak mau ikut campur karna ini bukan urusanku. Tapi menyaksikan orang berantem seru juga. Cacian mereka semakin panas yang kemudian mulai melayangkan pukulan. Aku sedikit mundur, Kyla kalau tak salah nama yang disebutkan Behan lari kebelakangku mencari perlindungan.
Aku harus segera melerai mereka sebelum ada guru datang dan malah akan semakin runyam.. Aku berlari menahan Behan agar tak memukul Athan lagi, tapi sial keduanya sudah kepalang emosi tingkat nasional. Sekali dadaku terpukul aku masih bisa menahan. Tapi Athan berhasil menendang tubuhku dengan kuat, aku terhempas ke arah jendela kaca UKS.
PRANG!! Suara kaca pecah, aku tak ingat bagaimana kerasnya aku menghantam kaca itu.. Tapi saat aku melihat darah menetes ke seragamku badanku mulai melemas, mulai terasa nyeri di pelipisku. Ku sentuh dengan tanganku, malah semakin perih.
Athan dan Behan menghentikan perkehaliannya.
“Zed zed darah lu banyak banget” Kata Behan panik.
“Sakit bego” Kataku sambil menahan perih..
Mendengar suara pecahan kaca beberapa orang mulai berdatangan, aku segera berlari masuk ke ruang UKS.Tak ku sangka dengan kecelakaan yang terjadi malah menguntungkanku, aku tak tahu Devi adalah pengurus UKS. Dia yang mengurusku, dia sangat panik saat melihatku kesakitan dengan darah yang menetes dari pelipisku. Dia yang membersihkan lukaku, lembut dan penuh perasaan. Dari sini aku bisa melihat dengan jelas helai rambutnya yg hitam pekat, dan jari jemarinya yang langsing. Dan karunia Tuhan padanya yaitu mata indah itu begitu dekat. Entah berapa kali aku harus berkata Alhamdulillah karna Tuhan telah memberikan kenikmatan dibalik perihnya lukaku.
“Aww” Kataku pedih saat setetes obat merah menyentuh lukaku, aku tersentak Devi pun ikut tersentak. Aku malah tertawa, ekspresinya yang menggemaskan karna takut membuatku kesakitan lagi.
Hidup memang keras ya. Hanya karna membela 1 wanita orang lain jadi korban, tapi setidaknya perkelahiannya berhenti. Yang ku dengar dari Devi mereka dipanggil ke ruang BK oleh guru. Sedangkan, yang peduli pada korban hanya Made Devi.
Aku pamit dari UKS tapi Devi menghentikanku.
“Zed..”
“Cepet sembuh ya.. Jangan basket dulu” Kata Devi lembut.
Aku merasa salah satu organ di dadaku meleleh. Aku hanya bisa mengangguk. 3 langkah keluar dari UKS aku kembali masuk.
“Dev, sabtu nyantai gak?” Tanyaku.
“Hmm... Kayanya nyantai deh..”
“Yaudah sabtu jalan yuk..” Aku tak tahu darimana kalimat itu berasal, otak ku tida berfungsi lagi sejak tadi.
Devi mengangguk, aku segera keluar dari ruang UKS karna aku yakin semakin lama aku disana semakin banyak hal bodoh yang akan aku lakukan.Bel pulang sekolah berbunyi, Behan sejak tadi tak henti-hentinya meminta maaf. Padahal biarpun perih, aku mendapat lebih banyak keuntungan. Tapi aku tak ceritanya, yang aku tahu Behan ternyata sudah lama suka pada Kyla pacar si Athan itu. Sekolah ini begitu sempit ya.
Aku keluar dari kelas, aku melihat Kyla dan temannya diam di koridor kelas 11 tapi aku tak peduli mungkin dia mau bertemu Behan.“Kak, Kak Zaidan” ternyata Kyla memanggilku. Aku terhenti.
Keduanya menghampiriku.
“Kak aku minta maaf ya.” Katanya.
“Untuk apa?” Beruntung sekali Athan memiliki pacar yang manis dan kalem seperti ini, entah apa yang ada di fikiran dia hingga sekasar itu ke wanita lemah ini.
“gara-gara aku tadi kakak jadi celaka..” Jawabnya.
Aku tertawa, “yaudah, udah kejadian ini. Besok besok jangan diem aja, lawan.”
Ia ikut tertawa lirih, aku berusaha menghiburnya walau aku tau pasti dia sangat resah dengan masalah yang terjadi..
Kyla pamit duluan dengan temannya, sebenarnya aku sedikit risih dengan tatapan temannya. Aku sempat melihat name tag yang bertuliskan Diani Amalia. Sejak didepan kelas Devi ia terus memandangiku. Yasudahlah, sepertinya aku harus segera pulang dan beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dari Jauh (Completed)
Ficção AdolescenteAku tak bisa mengungkapkan perasaanku, hembusan angin terasa sangat menyenangkan seperti lagu yang sedang ku dengarkan bersamanya. Dibawah langit yang cerah berawan aku mendapatkan tubuhmu yang hangat bersandar lemah padaku. Apa dia mendengarnya? J...