Angin terasa lebih kencang menerpa setiap tubuh yang tak berlindung di balik tembok kokoh rumah. Matahari perlahan meninggalkan tugasnya sepanjang hari ini, menenggelamkan cahayanya.
Athan masih memandangi Kyla, ia duduk di motornya, Kyla berdiri di hadapannya.
“Ca masih mau diem aja?” Tanya Athan lemah.
“Emang aku harus ngomong apa?” Kyla balik bertanya.
“Ya alasan kamu diem lah..”
“Udah ga ada alasan lagi, Than.”
“Aku kan udah minta maaf, tapi dari kemarin kamu diemin aku. Aku harus ngapain lagi?” Athan mulai kesal.
Kyla hanya diam. Athan meraih tangan Kyla.
“Ca. Jawab ca..” Nada suaranya melemah lagi.
Dengan lembut Kyla melepas tangan Athan.
“Mulai sekarang jauhin aku aja, Than.” Jawab Kyla pelan. Dengan nada yang lemah juga.
Gelap mulai datang, sang surya benar-benar telah hilang angin terasa semakin kuat menembus kulit Athan bahkan isi hatinya pun terasa dingin dan hampa.
“Maksudnya?” Tanya Athan.
“Iya, kita putus aja ya..” Jelas Kyla.
Tangan Athan mulai terasa dingin, orang yang ia sayangi baru saja mengakhiri hubungan mereka.
“Tapi kan aku udah usaha berubah juga, Ca.” Athan mencoba meyakinkan kembali keputusan Kyla.
Kyla mengangguk pelan.
“Iya aku hargain kamu mau berubah, Than. Tapi itu jawaban aku.. Aku gabisa terus bohong..”
“Bohong?”
“Ya intinya, semua yang dipaksakan itu ga baik.”
Athan menunduk lemas, tak ada kata lagi yang harus dia ucapkan. Rasanya ia ingin turun dari motor itu dan membanting helmnya, ia kesal pada dirinya sendiri. Tapi, untuk mengangkat kepalanya saja Athan sudah tak mampu.
“Tapi...” Satu kata dari Kyla membuat Athan mengangkat kepalanya dan menatap Kyla dengan penuh harapan..
“Jangan berubah untuk aku, tapi untuk kamu sendiri, Than. Aku percaya setelah kamu berubah pasti ada orang lain yang bakal menghargai kamu dibanding aku.”
Sambung Kyla sambil tersenyum.Athan mencoba untuk tersenyum, tapi sama sekali tak mampu membalas senyum Kyla. Ia tak bisa tersenyum dibalik pedih hatinya.
“You’ll never gonna find love like mine.” Gumam Athan.
“Salah apasih gua, ujung2nya gini terus. Makasih buat perjuangannya, Ca.” Benak Athan saat pergi meninggalkan Kyla dengan motornya.
Athan terlihat lemah sekali saat bercerita panjang padaku setelah latihan basket sabtu ini. Aku merasakan sendu yang Athan berikan di balik ceritanya saat Kyla mengakhiri hubungan dengan Athan.
“Gua ga pernah ngeluh, gua selalu ada buat dia, cuma hanya karna gua anak bandel semua perhatian gua salah gitu. Gua mau selingkuh aja gak jadi..” Keluh Athan
“Tapi bener kata Kyla kok Than. Lu aja belum sadar..” Aku mencoba menghiburnya.
“Sadar gimana?”
“Lu ga sadar kalo sekarang ada orang yang lebih menghargai lu di banding Kyla.”
“Siapa?”
Tanganku menunjuk ke tumpukan tas olahraga kelas 12. Disana duduk seorang gadis yang rambutnya dikuncir kebelakang. Vio.Athan menggeleng.
“Gak mungkinlah, lu ga sadar juga Zed dia disini nunggu siapa?”
“Itu alasan dia aja kali nungguin Daffa padahal pengen liat lu juga..” Aku meyakinkan Athan.
“Sotau banget lu bajing..”
Padahal aku tahu ini dari cerita Devi kalo Vio memang masih mengharapkan Athan. Aku hanya tertawa.“Jangan berharap sama yang udah ga bisa lu capai lagi, mending lu ambil yang jelas jelas udah ada buat lu..” Kataku seperti seorang motivator.
Athan terdiam, matanya melihat ke arah Vio. Ia seperti berpikir.
Athan bilang ia masih benar benar sayang pada Kyla, mungkin butuh waktu panjang untuk mampu menghapus jejak Kyla yang masih membekas di pintu hatinya. Tapi aku yakin, Vio mampu mengganti dan menghapus kenangan pahit Athan hanya Athan saja yang masih menutup pintu hatinya untuk siapapun.
“Tar malem kan ke Bali nih, ini kesempatan lu deket sama dia lagi kan ga ada kelas 12 tuh. Yakinin hati lu deh..”
Senangnya aku saat bisa melihat Athan terlihat lebih semangat dibanding saat bercerita tentang Kyla. Aku juga tak mendengar cerita dari Behan soal Kyla lagi.
Aku terlihat pintar di hadapan Athan, padahal aku sendiri masih resah dengan perasaanku. Aku mengambil ponselku, sial sejak kapan aku mengganti lockscreenku menjadi wajah seorang yang selalu membuatku bersyukur setiap pagi.
Sedang apa ya dia sekarang, si pemilik hatiku yang hatinya tak aku miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu Dari Jauh (Completed)
Fiksi RemajaAku tak bisa mengungkapkan perasaanku, hembusan angin terasa sangat menyenangkan seperti lagu yang sedang ku dengarkan bersamanya. Dibawah langit yang cerah berawan aku mendapatkan tubuhmu yang hangat bersandar lemah padaku. Apa dia mendengarnya? J...