Kenangan Baru

559 16 0
                                    

Pukul 07.20 WITA. Aku Behan dan beberapa teman lainnya duduk disamping bis, kita masih harus menunggu rombongan lainnya. Behan dan yang lain dengan santai merokok, padahal Bu Anita dan Pak Ridhwan ada di dalam bis.

Dan sejak semalam teman-teman sekelasku mulai menggodaku dengan kata Devi. Hahaha. Banyak yang mendukungku, kata mereka belum ada murid lelaki sekolah yang berhasil dekat dengannya selain aku dan Athan. Aku hanya mengucap Bismillah dalam hati, agar Allah juga selalu menuntun langkahku.

"Udah ngerokoknya? Yuk naik ke Bis." Seorang perempuan memunculkan bagian kepalanya dari pintu bis lumayan cantik dan garis di wajahnya menandakan kalau ia rajin tersenyum.

"Itu siapa dah?" Tanyaku pada Behan.

"Itu kak Aya Zed, kakak pembimbing kelas kita."

Wah Aya. Aku memperhatikannya saat ia memberikan jalan untuk aku dan teman teman lainnya. Wajahnya cukup cantik rambutnya terurai panjangnya sedikit dibawah bahu, pesona asli Indonesia. Beruntungnya kelasku dapat pembimbing tour yang manis, kelas Devi malah dapat preman betawi.

"Halo.. Selamat pagi. Selamat Datang di Bali teman-teman.." Sapanya dari bagian depan Bis.

"Sebelum aku kasih tau kita bakal kemana hari ini aku bacain dulu ya peraturan school trip kita kali ini.."

Lalu ia membacakan peraturan-peraturan itu satu. Aku memperhatikannya dengan teliti, suara dan gerak tubuhnya pasti membuat jiwa jiwa letih para lelaki di Bis ini kembali segar. Berbeda dengan Ilman yang asik dengan ponselnya.

"Man Kufur nikmat banget lu.." Kataku sambil menyenggol lengan Ilman.

"Apaan dah, ini gua lagi menikmati ciptaan Tuhan Zed."

Aku melirik ponselnya dan ia sedang melihat wanita cantik dan berbakat menari dengan seragam sekolah Jepang.

"Buset man, di depan ada teteh teteh gemas lu masih bisa fokus sama aidoru.."

"Gausah genit lu bangsat, Devi ya Devi aja.."

"Devi lagi.."

"Udah Zed takis aja, nunggu apalagi sih lu.."

"Banyak orang yang saling sayang tapi tak bersama, tapi ada juga yang selalu bersama tapi tak saling sayang man." Jawabku.

Aku harus yakin 200% kalau aku dan Devi saling sayang, agar tidak ada keraguan pula saat mulai menjalaninya.

Perjalanan kami di mulai dengan menuju ke sebuah restoran Bali bernama Dewata, tak jauh dari Bandara. Matahari di sini ada dua ya, rasanya panas sekali aku yang di dalam bis memakai jaket kemudian melepas jaketku.

Para murid mengantri untuk mengambil makanan, suasana di restoran sih memang cukup adem biarpun outdoor karna pohon mengelilingi restoran ini. Aku melihat Vio dan satu temannya, duduk disalah satu kursi dan ada dua kursi kosong diantara mereka.

Aku segara mencari Athan, ini kesempatan emas untuk Athan.
Aku segera mengambil ponselku dan menelpon Athan. Ternyata dia sudah memikirkan apa yang aku pikirkan. Kami bertemu dan menuju meja Vio.

"Vio ikut duduk ya." Kata Athan pelan. Vio mengangguk dengan senyummya yang membuat matanya menyipit.

Aku mengenal orang yang duduk disebelah Vio ini, kalau tak salah ia pernah menjatuhkan piring gudeg mas Alip. Tapi aku tak mengenal siapa namanya.

"CIEEE ATHANNN" Aku mendengar suara setengah berteriak, yang kepalaku langsung mengarah ke sumber suara. Devi dan satu temannya, kalau tak salah Celine namanya datang dengan memegang buah semangka di tangannya.

"Apaan Dev, berisik." Balas Athan.

"Dev mending kesana yuk, daripada disini ganggu." Ajakku yang menunjuk kursi didekat sebuah pura.

Mengagumimu Dari Jauh (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang