[6] Forget Me Not

1.4K 55 0
                                    

[6] Forget Me Not

Ratu tidak peduli lagi dengan belanjaannya yang dia tinggal begitu saja di dalam Alfamart serta tak lagi menghiraukan tatapan aneh pengunjung disana, terlebih lagi tidak peduli dengan adanya Mozza disana.

Cewek itu terus saja menyeret kakaknya keluar agar segera masuk ke dalam mobil yang bahkan beratnya Raja berubah menjadi dua kali lipat dari biasanya.

Raja lemah.

Raja sakit.

Raja tidak cukup kuat untuk menopang tubuhnya sendiri saat ini. Hati Ratu ikut teriris melihat kondisi kakaknya sekarang. Tapi dia tetap bertekad akan menjelma menjadi baja ketika kakaknya itu terlalu lemah untuk sekedar bersuara.

Pak Jefri yang melihat Ratu menyeret Raja dari kejauhan tergopoh-gopoh mendekati mereka, lalu membantunya hingga Raja benar-benar berada di dalam mobil.

Napas Ratu tak beraturan. Tatapan matanya berubah tajam seperti siap menerkam. Dan ketika mobil mereka mulai akan berjalan, sosok Mozza kembali hadir di hadapan mereka sambil berteriak histeris.

"Ratu! Please, I need to meet Raja. I need to explain to you both what just happened. Please, Ratu! You can't do this to me!"

Rahang Ratu mengeras. Dia tidak suka dengan seseorang yang memohon seperti itu. Sungguh, wajah Mozza adalah sesuatu yang paling dia hindari sekarang. "Pak, kita mundur terus balik ke Bogor langsung. Tapi jangan ke rumah." Dia berucap dengan lantang.

Pak Jefri jadi gelagapan ditempatnya. Merasa tidak tega akan sosok gadis yang tengah memekik histeris seraya menangis di hadapannya sendiri. "Ta-tapi, Non...."

Kali ini Ratu menggeleng keras. "Ini demi Raja, Pak, tolong..."

Dan yang terjadi kemudian, mereka benar-benar pergi meninggalkan Mozza yang tampak seperti orang gila. Sedangkan Raja, cowok itu tengah bersandar di jok mobil dengan mata yang terpejam rapat.

"Kita kemana, Non?"

Mata tajam Ratu kembali terpancar. Cewek itu menggigit kuku jarinya sendiri, menandakan dia sedang panik tak terkira. "Kita ke......."

=0=

Mozza rasanya benar-benar ingin menghilang dari dunia. Ingin terjun ke dasar jurang terdalam. Ingin tenggelam ke dalam Palung Mariana di Filipina. Dia sudah kehilangan harga dirinya dihadapan semua orang. Melakukan hal memalukan untuk pertama kali disepanjang hidupnya selama ini.

Itu semua karena Ratu.

Kalau saja dia tidak melihat Ratu, kalau saja dia tidak memanggil Ratu, kalau saja Raja tidak hadir, kalau saja Ratu dan Raja mengerti, dirinya tidak akan seperti ini. Dia tidak perlu menurunkan gengsinya, dia tidak perlu meraung-raung seperti orang gila, dan dia tidak akan pernah kehilangan harga dirinya.

Mozza masih saja terus menangis sambil terduduk di tanah setelah menatap kepergian Raja dan Ratu. Orang-orang yang berada disekitarnya menatap aneh dirinya yang masih menangis sesenggukkan.

Dengan tangis yang tak kunjung reda, serta malu yang masih menyertai, dia akhirnya bangkit lalu segera masuk menuju taksi, mengacuhkan segala tatapan aneh setiap orang dan menulikan telinga yang sebenarnya masih berguna untuk mendengarkan.

Mozza. Untuk pertama kalinya dia merasakan sakit yang luar biasa ketika diacuhkan oleh orang yang dicintainya.

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang