[13] Memories

1K 34 10
                                    

[13] Memories

This the part where I'm gonna get hurt
I never listened but I didn't deserve it
I was young and she was my first love
So they say that you live and you learn

(Personal - HRVY)

=0=


Jam tujuh kurang sepuluh menit.

Suara panggilan dari bandara terdengar. Penerbangan dengan tujuan Indonesia menyuruh para penumpang untuk segera memasuki pesawat melalui pintu yang telah disebutkan. Penumpang yang merasa terpanggil tentu saja bersiap agar bisa ikut mengantre dengan para penumpang lainnya di pemeriksaan tiket.

Termasuk Raja dan Ratu.

Mereka berdua bergegas membenahi koper dan segala tetek bengeknya, kemudian beralih menuju deretan penumpang yang antreannya panjang, meskipun sebagian telah berada di luar pintu gerbang keberangkatan. Setelah lolos dari security check, keduanya langsung memasuki pesawat dan segera menduduki bangku tempat dimana seharusnya mereka duduk. Raja terlebih dahulu meletakkan koper di atas kabin pesawat sebelum menempati bangkunya yang kosong di sebelah Ratu.

Mereka sengaja tidak memasukkan koper ke dalam bagasi. Sebab, menunggu koper datang di bandara itu melelahkan, terlebih lagi mereka harus berdesakan dengan penumpang lain di tempat tersebut. Benar-benar memalaskan.

Ratu mengambil tempat di paling pojok dekat jendela, kemudian disusul Raja di sebelahnya. Mereka sama-sama memasang safety belt lalu beralih mengubah ponsel ke mode pesawat.

Raja bersandar ke belakang, kedua tangannya menyangga kepala dengan nyaman. Matanya menelisik ke bagian atas tepat di hadapan matanya. Beberapa jenak setelahnya, dia menolehkan kepada ke arah Ratu. Keningnya mengernyit dalam kala melihat adiknya sedang menerawang sesuatu. Pikiran Ratu kosong, sedang tak bernyawa, dan matanya memandang gamang ke luar jendela.

Pelan tapi pasti, tangan Raja tergerak menyingkap rambut Ratu yang tergerai di sekitar bahunya ke belakang. Mata gadis itu mengerjap kala merasakan sentuhan dan refleks menoleh cepat, tidak lagi melamun. "Ngagetin aja. Kenapa?" Dia bertanya tak mengerti. Respon Raja hanya menggeleng, hingga kening Ratu mengernyit. "Aneh deh," ungkapnya.

Mata Raja menembus dalam pada bola mata milik adiknya. Seakan-akan tengah membaca pikiran yang sedang terlintas di kepala adiknya tersebut. Ratu pun enggan mengalihkan pandangan. Ditatap seperti itu oleh Raja malah membuatnya semakin menantangi sang kakak.

Dulu ketika Raja dan Ratu masih awal-awal menjadi murid Junior High School, mereka sering sekali bermain permainan ini. Tatap-Menatap namanya. Siapapun yang terlebih dahulu mengalihkan tatapan atau berkedip meski hanya sekilas akan kalah dan harus mentraktir salah satu dari yang menang. Tentu saja Ratu selalu kalah oleh Raja, sebab tatapan yang dimiliki Raja membuat Ratu serasa luluh, padahal dia hanyalah adiknya Raja. Bagaimana dengan gadis-gadis lain yang ditatap seintens Raja menatap Ratu?

Mungkin jiwanya langsung ambyar.

Atau...

Tubuhnya kaku mendadak karena serangan epilepsi secara tiba-tiba?

Ah, lebay.

Baru sebentar mereka saling bertatapan, seseorang datang menghampiri hingga membuat keduanya langsung kembali ke tempat semula. Seseorang yang tadi hanya menoleh sekilas tak peduli, kemudian duduk di sebelah Raja.

Brother & SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang