11. What, Daegu?!

130 15 0
                                    

Ini masih hari kedua aku berada di dorm Bangtan Boys tapi sudah dikerjai habis-habisan oleh pria bermarga Min itu. Entah mengapa ia sangat suka melakukan itu. Mungkin baginya, mendengar keluh-kesahku adalah melodi penghantar tidur yang baik. Bagaimana tidak kalau setiap aku ingin mendudukan bokongku pria itu memanggil serta berkata: Jiyoung rapikan kamarku! Atau Jiyoung buatkan aku kopi! Dan ada yang lebih parah, Jiyoung dimana underwearku?!

Dia berteriak ketika meminta itu padaku. Menyebalkan sekali bukan? Dan karenanya, disinilah aku bersama dengan Jung Hoseok atau lebih sering dikenal sebagai J-Hope duduk membelakangi sekumpulan member lainnya yang sedang asyik bermain games. Member kelahiran sembilan puluh empat ini bertanya ketika Yoongi berteriak soal underwearnya padaku.

"Menurutmu bagaimana?"

"Sudah jelas, kau memang mencucinya." Dia tertawa.

Aku menghembuskan napas gusar. Kurasa dia tidak sepenuhnya menyebalkan, pria ini hanya berusaha mencairkan suasana, aku bisa melihat bagaimana gerak-geriknya ketika sedang bersamaku. "Dia menyebalkan."

"Kau hanya belum mengenalnya lebih jauh." Perkataannya membuatku menoleh sepenuhnya ke arah pria dengan senyuman paling manis yang pernah kutemui. "Yoongi hanya menutupi semua kepeduliannya."

Aku hanya diam, mendengarkan apa yang akan dikatakan selanjutnya. Ini menarik, tentu saja! Topik pembicaraan ini pastinya akan menjerumus ke kisah pribadi dari seorang Min Yoongi. Sebelumnya kulihat Hoseok menoleh ke arah belakang ketika mendengar suara gaduh disana bersama dengan Yoongi. "Dia bukan tipe orang yang gemar mengutarakan apa yang dia rasakan, dia selalu menutupinya. Aaah, jalan pemikirannya sulit ditebak."

"Aku dengar dari temanku, emm.... Yoongi itu---"

"Jiyoung, tak baik membicarakan seseorang dari belakang."

Haruskah aku berkata kasar? Look like a ghost! Ya, dia itu hantu! Sangat cocok untuk kulitnya yang terlalu bening itu. Kenapa dia harus hadir ketika aku ingin bertanya lebih jauh lagi tentangnya? Jangan salahkan aku karena akupun harus tahu sedikit tentang majikanku bukan?

Tanpa permisi, dia ikut menimbrung ke tengah-tengah posisi aku dan Hoseok yang sudah sangat nyaman. Setelah menghabiskan susu strawberry yang habis kubeli petang tadi dia berkata. "Kenapa kau malah bertanya pada Hoseok? Kaukan bisa bertanya sendiri padaku."

"Tidak bisa ya tidak menyebalkan barang sehari saja?"

"Memangnya aku salah ya?"

Hoseok tertawa. Mereka seperti sedang mengerjaiku, sial. Lebih baik aku menjauh sebelum mereka mengatakan hal yang berbau pengejekkan. "Kau mau kemana? Pertanyaanmukan belum kudengar sepenuhnya tadi," ucap Hoseok.

"Tidak jadi."

Dua kata itu sepertinya lebih bagus daripada kata-kata lainnya. Yang terpenting aku sudah meninggalkan ruangan tadi. Aku jadi semakin penasaran dengan Yoongi. Sungguh, dan lagi ucapan Hoseok yang mengatakan kalau pria kulkas itu susah ditebak. Aku membenarkan karena itu juga terjadi padaku. Huft, sepertinya aku memang harus mengorek informasi tentang pria yang kusebut 'majikan' itu.

***

Mengunjungi ruang musik Yoongi?

Sepertinya menarik. Mungkin jika penggemarnya tahu kalau aku gadis biasa yang berhasil masuk ke ruangan super bersih ini bisa-bisa tubuhku dibakar hidup-hidup. Ini bukan kemauanku, walaupun seperempat keingintahuanku berada di pihaknya. Tak dapat dipungkiri kalau aku ini sangat penasaran, apalagi setelah Younghee bercerita tentangnya.

Jadi seperti ini bentuk dari tempat ia membuat lirik atau menghabiskan waktu disini. Waah aku yang melihatnya saja sampai berdecak kagum, sungguh ini pertama kalinya dalam hidupku untuk bisa masuk ruangan penting dari seorang artis ternama.

Tapi tunggu...

Di sudut ruangannya...

Apakah itu Kumamon?!

Bagaimana dia bisa tahu boneka yang paling kusukai itu? Astaga, besar sekali bentuknya. Di kamarku, yang paling besar hanya seukuran boneka-boneka lainnya tapi ini? Persis seperti manusia bahkan bisa kupeluk sekalipun. "Jiyoung---Ya! Jangan memeluk bonekaku!"

Aku terkejut dengan gerakan cepatnya yang meraih Kumamon dari dekapanku. Dan apa dia bilang? Bonekaku? Itu artinya boneka lucu ini miliknya? Seperti itu?

"Jangan sentuh bonekaku!"

Terjawab sudah, boneka ini memang miliknya. Aku jadi heran sendiri, wajahnya memang imut ya aku akui tapi tingkahnya tidak mencerminkan sikap imut sama sekali bukan? Dan boneka lucu ini... adalah miliknya!

"Itu milikmu?" kataku.

"Kau kira ini punya siapa, heh? Aku hanya menyuruhmu untuk membersihkan ruangan bukan berpelukan dengan Kumamon milikku!"

"Aku hanya menyukai bentuknya saja, ini sangat besar tidak seperti punyaku."

Yoongi meletakkan kembali bonekanya itu ke tempat semula lalu mendatangiku serta berkata. "Kau juga punya? Pasti ukurannya hanya sebesar debu ini saja 'kan?"

Debu katanya? Bahkan bentuk debu saja tidak terlihat!

"Kau belum melihatnya."

"Aku juga tak mau melihatnya."

Aku mendesah keras. Berdebat dengannya sampai akhir tahun juga tidak akan pernah usai, aku menjaminnya. "Kau mau apa kemari? Aku harus membersihkan ruangan ini."

"Tadinya aku ingin menemani, tapi setelah melihat perlakuanmu kepada Kumamon aku mengurungkan niat."

Astaga, memangnya aku apakan Kumamon itu? Aku jual ke para penggemarnya? Bodoh sekali, kenapa tingkahnya mendadak menggemaskan seperti seorang bocah empat tahun? Dan dengar, dia bilang ingin menemani? Kurasa Jin-oppa salah memasukan rempah-rempah ke dalam makanannya, sampai-sampai ia ingin menemaniku.

Lebih baik aku diam mengikuti alurnya saja.

"Kenapa diam?"

Dalam hati aku berdoa semoga hari berlalu dengan cepat. Aku menjadi serba salah sekarang, sepulang dari tempat ini aku harus membuat lagu yang liriknya tentang seseorang yang selalu salah. "Memangnya aku harus apa?"

"Biasanya kau melawanku."

"Itu hanya membuang energi."

"Seperti itu ya...,"

Yoongi diam untuk beberapa detik sampai akhirnya berkata. "Besok aku mendapat jatah libur tiga hari, bagaimana kalau pergi ke Daegu?"




Never Mind [Suga BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang