Melihat bagaimana asiknya kelima adik angkatku tertawa begitu bahagia membuat hatiku sedikit menghangat. Aku baru mengenal mereka belum genap tiga bulan tapi rasanya seperti sudah mengenal tiga tahun lamanya.
Melupakan segala macam kesibukan dunia Entertainment yang membuat pening kepala. Disinilah mereka, di tengah indahnya pepohonan yang menjulang ke atas, burung-burung berkicau senang, cahaya mentari yang menyegarkan tubuh.
Tak dapat kusangka. Taehyung... Kim Taehyung, pria kecil yang pertama kali menyalami tanganku dengan tangannya yang kekar ketika aku baru saja tiba di dorm, dia sudah berusia 23 tahun.
Wajahnya begitu menggemaskan seperti seorang bayi baru lahir.
Setelah perdebatan dengan Yoongi kemarin, aku menyetujui untuk ikut bersamanya tentu saja dengan bantuan alat pelindung seperti masker yang menutupi sampai mata, topi hitam, dan jaket tebal berwarna hitam juga milik Yoongi.
"Dia adik kecilku," kataku.
Hoseok menoleh dengan satu senyuman yang selalu menghiasi hari-harinya yang berat di dunia artis. "Aku selalu berdoa semoga mereka bisa menemani keseharianku sampai nanti."
Aku tersenyum pula mendengar penuturannya yang sangat lembut. Keinginannya begitu sederhana; hanya ingin bersama dengan keenam pria disana sampai di tahun-tahun yang akan datang.
"Dan aku juga berharap semoga kau bisa menemani kami sampai kapan pun," katanya.
Hoseok adalah orang ketiga yang berkata seperti itu padaku. Setelah Namjoon dan Jungkook. Mereka seperti berkompromi untuk menahanku agar lebih lama bersama mereka.
Sebenarnya aku ingin...
Entahlah, aku hanya perlu mengikuti arus kehidupan. Jika diperbolehkan untuk bersama mereka sampai nanti aku akan sujud syukur, kalau takdir berkata lain... Aku tidak akan memaksa. Life is so simple!
Aku hanya bisa tersenyum untuk menjawab ucapannya. "Semoga saja... Jika sudah jalannya, aku akan berusaha."
Saat suasana sedang lengang, Yoongi datang dengan segelas soda di tangan kirinya. Ia menatapku lalu bergantian ke arah Hoseok. "Kelihatannya seru sekali, kalian sedang membicarakan apa?"
"Tidak ada," kataku cepat.
Hoseok mengangkat dirinya untuk bangkit berdiri. "Aku ingin ke toilet, kuharap kalian tidak mengatakan hal-hal aneh selagi aku pergi."
Aku seperti seorang patung jika sedang bersamanya berdua sehabis kejadian kemarin. Haruskah aku mengucapkannya sebagai 'kecupan'? Itu lebih baik dibanding dengan... errg kau tahu? 'ciuman'
Aku juga tak bisa membohongi diriku sendiri kalau dirinya memang sangat tampan. Dia semakin menawan akhir-akhir ini. Atau mungkin karena ia sudah memiliki kekasih jadi terlihat sangat tampan?
Saat ini Yoongi mengenakan sweater putih dengan celana jeans berwarna hitam, tak lupa jaket tebal yang selalu menemani kemana pun ia pergi. Menggunakan pakaian sederhana saja dia sudah terlihat sangat tampan, bagaimana jika mengenakan pakaian pengantin?
Hhh... Aku mulai berkhayal.
"Aku melihatmu bersama Taehyung minggu lalu," katanya.
"Kau amnesia? Aku kan tinggal bersamamu dan keenam pria itu termasuk Taehyung. Tentu saja kau melihatku bersamanya."
Yoongi menoleh ke arahku. "Aku melihatmu bersama Taehyung di cafe yang mempertemukan aku denganmu."
Aku diam. Mempersilahkan pria ini menjelaskan maksud dari ucapannya tadi. "Sejak awal kau datang aku tahu kau bersama Taehyung di dalam mobilnya."
"Tapi---"
"Kau kira kacanya di desain gelap? Kalau gelap mana mungkin aku bisa tahu kau sedang berada di sana bersama Taehyung. Yang memperhatikan aku dan Jungyeon-noona."
Yoongi kembali menatap kedua mataku. Kali ini lebih lembut... Tidak seperti elang yang tajam atau pun hewan lapar yang ingin memangsa buruannya. "Aku juga tahu, pasti kau melihatku menggandeng lengannya kan?"
Aku tak berani menjawab. Biar dia saja yang berbicara. Aku sudah enggan berkomentar. "Dia partner-ku dalam berbisnis. Jungyeon-noona sudah seperti kakak perempuanku sendiri. Kau tahu? Aku hanya mempunyai satu orang kakak laki-laki."
"Jadi... Bisa kusimpulkan, kau salah mengartikan Jiyoung. Aku tidak mencintainya. Dia hanya sebatas teman bisnisku," ujar Yoongi.
"Apakah harus mengecup keningnya juga? Astaga! Jujur saja Yoongi, aku tidak peduli kau ingin berkencan dengan siapa, berciuman dengan siapa, aku tidak peduli! Tugasku hanya merawatmu dengan baik! Jika kau bertanya mengapa aku menguntitmu, percayalah, aku hanya penasaran."
Yoongi diam.
Aku kembali mengangkat suara. "Seperti yang sering kau ucapkan ke padaku. Kau bisa mengejar impianmu, kali ini aku akan berkata demikian. Kau bisa mengejar wanita yang kau cintai."
"Aku tidak perlu mengejar wanita yang kucintai, wanita tersebut sudah berada di depan mataku," gumamnya.
"....."
"Aku mencintaimu."
"Apa?"
"Kau mendengarku." Yoongi berkata lirih.
**
Double update!
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Mind [Suga BTS]
FanfictionTOP #480 IN BTSFANFIC [PART GENAP DI PRIVATE, FOLLOW DULU JIKA INGIN MEMBACA] Awalnya hanya sebatas "Majikan" dengan "Pesuruh". Awalnya aku benci dengan pekerjaan teridiot sedunia ini. Menurutku, pekerjaan tersebut adalah pekerjaan terburuk yang pe...