19. Anxiety

128 6 3
                                    

"I will tell you eternity, we wont change." -Wings Tour Final

**

"Kau sudah membuatkanku makanan?"

Yoongi menarik kursi yang berada di sampingku, mendudukan bokongnya, lalu menenggak habis soda yang sebelumnya sudah kubawakan untuknya. "Aku sangat menginginkan masakan Indonesia hari ini."

Aku menghembuskan napas panjang sebelum menjawab pertanyaannya. "Kau memang selalu ingin masakan Indonesia. Aku sudah berulang kali mengatakan kalau aku tidak bisa memasak---"

"Aku tahu," katanya. "Aku ingin mengajakmu mencari makanan di luar."

"Kau juga tahu kan suhu di luar berapa derajat?"

"-5? Atau -10?"

"Nah, itu tahu."

Pria itu memandang wajahku dari samping. Baiklah, dia tahu kelemahanku. Sangat menyebalkan. "Kau bisa memakai mantelku kalau ingin. Tenang saja, aku selalu menyemprotkan parfum."

"Kau baik sekali Tuan, sayangnya aku tidak mau."

"Padahal aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu... Tapi ya sudah kalau tidak mau. Aku tidak akan---"

"Tumben sekali memberiku hadiah." Aku menyibir. "Biasanya, ingat saja tidak."

"Kau mau tidak?"

Aku memperhatikan raut wajahnya yang mendadak menjadi serius. Sudah berapa kali aku memuji ketampanan yang ia miliki sejak lahir??? Kau tahu? Dia semkin menawan akhir-akhir ini.

Aku sampai melupakan fakta perihal 'teman kencannya' yang kulihat bersama Taehyung beberapa hari yang lalu. Dengan cepat aku menjawab, "Aku tidak mau menyakiti hati siapa pun."

"Kau akan menyakiti hatiku kalau menolak," katanya. "Ayolah, mumpung besok aku tidak ada jadwal manggung."

"Tidak."

"Kau yakin?"

"Astaga, Yoongi! Kau hampir memecahkan kepalaku!"

"Kau selalu berkata seperti itu, tapi nyatanya kepalamu tidak kunjung pecah," katanya lagi. "Kau ini pandai membual."

Aku menarik napas panjang lagi. Berbincang dengannya memang harus memakai kesabaran extra. "Intinya aku tidak mau berpergian malam ini."

"Bagaimana kalau aku memaksa?" Yoongi menatap mataku dalam. "Anggap saja ajakanku sebagai hadiah Natal di tahun ini... Kau tidak akan pernah tahu masa yang akan datang seperti apa. Bisa saja Natal tahun depan, kau tidak bisa merayakannya bersamaku."

Ia kembali merayuku dengan segudang kata-kata melankolis bak penyair terkenal. Itulah Yoongi. Min Yoongi si idol jenius yang dingin kepribadiannya. Sebelum aku mengoceh, ia kembali melanjutkan, "Aku hanya takut---"

"Berhenti berkata yang tidak-tidak Min Yoongi! Kau berkata demikian seperti akan menghilang dari bumi saja."

"Siapa pun tidak akan ada yang mengetahuinya Jiyoung-ssi."

Kau tahu? Itu adalah kalimat terseram sepanjang hidupku kuhabiskan untuk tinggal bersamanya. Kukira ocehan menyebalkan adalah kalimat terseram, ternyata tidak. Ia berucap seperti seorang kakek yang tinggal menunggu ajal.

"Ya sudah!"

"Ya sudah apa?" katanya.

"Aku mau ikut denganmu. Siapa tahu akan menyenangkan."

Bibirnya yang tipis menyunggingkan senyuman. "Akan kupastikan malam ini akan menyenangkan!"

**

Never Mind [Suga BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang