Aku masih bingung dengan kalimat Yoongi kemarin. Kenapa dia selalu mengatakan hal yang tak kumengerti? Sungguh, rasanya seperti harus memecahkan teori-teori tentang lukisan Monalisa atau misteri apapun itu. Apa yang terjadi dengan masa lalunya? Apakah ia....
"Noona, kau sedang apa?"
Tidak Yoongi dan Younghee, dan sekarang adikku yang gemar sekali memecahkan lamunanku tiba-tiba. "Kau melihatku sedang apa, heh? Jangan menggangguku!"
Bukannya pergi, lelaki ini mendudukan bokongnya di tepi ranjangku. Dilihat dari gerak-geriknya sepertinya dia menginginkan sesuatu dariku, aku bisa menebaknya. "Kau ingin apa? Makan ramyeon di Daegu? Atau mungkin pergi ke sungai Han?"
"Ya, noona! Aku hanya ingin bersamamu, kau sangat sibuk akhir-akhir ini. Memangnya apa yang sedang kau lakukan sampai-sampai mengabaikanku seperti itu?" Siwon memposisikan kepalanya agar bisa menatapku.
"Sesuatu yang anak kecil tak boleh tahu."
"Memangnya aku masih kecil? Aku ini sudah besar noona! Aah, pasti aku akan sangat merindukanmu jika aku sudah mulai kuliah di Australia," katanya.
Dia benar. Bukan cuman dia yang rindu, pastinya aku juga akan merindukan bocah menyebalkan ini. Dan jika diingat-ingat, tinggal sepuluh hari lagi dia menjelajahi negeri Kangguru itu. "Kenapa suasana menjadi sendu seperti ini? Aku juga pasti akan merindukanmu bocah kecil."
"Sudah kukatakan aku ini bukan- Younghee-noona, kenapa kau diam disana? Ayo masuk," Siwon membenarkan posisinya menjadi duduk yang disusul olehku. "Kau ini seperti orang baru saja, duduklah aku akan pergi."
"Eh? Aku baru datang kenapa kau malah pergi Siwon-ah?"
"Aku tak mau mengganggu urusan wanita," katanya.
Younghee menutup pintu kamarku setelah Siwon beranjak pergi. "Nah, ada apa berkunjung malam-malam Younghee-ssi?"
"Aah, aku hanya ingin menonton ini. Rumahku dipenuhi oleh anak kecil dan ibu rumah tangga yang sedang membuat keadaan menjadi kapal pecah, lebih baik aku kemari dan menikmati drama dengan tenang."
Tanpa persetujuan dariku, wanita ini memutar CD di DVD player. Kurasa walaupun aku tidak mengizinkan dia akan tetap menonton drama favoritenya itu. "Kau tidak pergi bersama Yoongi?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Aku mengkomplen tak suka.
"Memangnya salah ya?"
"Tentu saja! Sudahlah, jangan ganggu aku."
"Kau tidak melanjutkan ceritamu?"
"Tidak ada gunanya Younghee-ssi."
Younghee menoleh. "Maksudmu?"
"Tiga ribu dolar tidak akan ditemukan di dalam sebuah lomba membuat cerita," kataku.
"Saran dari Min Yoongi?"
"Kau tahu?"
Younghee mengangguk mantap. "Of course, dia adalah idolaku Jiyoung, jangan pernah lupakan fakta itu."
"Aah iya, aku lupa soal itu."
"Dia mengatakan apa saja padamu?"
"Hanya tentang mimpi, aku bingung bagaimana dia bisa membuat kalimat sebijak itu ya? Kata-katanya sangat menusukku tahu, dia itu seperti seorang yang mempunyai banyak pengalaman dibanding aku," kataku.
Yang dibalas Younghee dengan tatapan menjengkelkan. "Pengalamannya memang lebih banyak darimu! Yoongi mempunyai mimpi yang besar ketika kecil. Dia ingin sekali menjadi seorang artis, penulis lagi, produser, dan masih banyak impian yang ia wujudkan. Berkat keseriusannya dalam mengejar mimpi, kau bisa lihat sendiri bagaimana dia sekarang bukan? Orang yang dikenal semua kalangan."
Aku hanya mengangguk dengan membentuk huruf O di bibir kecilku. "Seperti itu ya, pantas saja."
"Jangan pernah sia-siakan dia Jiyoung. Pria itu sangat amazing. Kau sendiri sudah mengakuinya bukan tentang dirimu orang paling beruntung dari orang yang beruntung. Perlakukan dia sebaik mungkin."
Bagaimana bisa memperlakukan pria itu dengan baik kalau pria itu sendiri memperlakukanku seperti seorang asisten sungguhan? Pecahkan kepalaku sekarang Younghee!
***
Sampai saat ini ucapan Yoongi selalu berputar di kepalaku. Walaupun aku sendiri sudah berusaha untuk mengahapusnya tetap saja masih setia menempel. Memangnya pria itu lulusan dengan nilai paling sempurna? Aku mengakui kalau dia itu genius, bahkan sangat genius tapi tidak seharusnya ia berkata padaku. Akibatnya, aku selalu memikirkan itu.
Akhir-akhir ini aku jadi malas untuk berpergian setelah Yoongi mengabariku lewat telepon umum kalau dirinya bersama Bangan Boys akan menyelenggarakan konser di benua Amerika selama satu minggu. Melalui ucapannya aku menyimpulkan kalau dia menilaiku sebagai: wanita yang pemalas, malas menggapai mimpi, bahkan mengetahui makna mimpi sendiri saja tidak tahu.
Kurasa itu semua benar.
Entah mengapa rasanya malas saja menginjakkan kaki di suatu tempat yang bernama universitas itu. Jangan salahkan aku, salahkan saja rasa malasku kenapa dia selalu hadir ketika tahun ajaran baru akan dimulai. Seperti yang sudah kujelaskan, usiaku sudah menginjak kepala dua yang enam tahun lagi akan menginjak kepala tiga. Mendudukan bokong di bangku perkuliahan saja belum, ijazahku juga masih SMA.
Kau bayangkan saja, aku selalu melamuni ini setiap saat karena ibu dan adikku selalu meledekku dengan mengatakan 'gadis bodoh'. Belum lagi Younghee dan pria dengan sifat seperti pendingin makanan itu yang selalu mengucapkan hal yang sama. Rasanya kepalaku akan pecah dengan bagian-bagian kepala berceceran lalu dimakan oleh anjing liar, menjijikan sekali ya?
"Annyeong haseyo."
Suara lembut bak sutra menyapa telingaku yang membuat lamunanku kembali lenyap. Aku menendang angin disela-sela perjalananku menuju pintu utama. "Selamat siang, nona Choi." Adalah sapaan pertama yang kudengar ketika aku membuka pintunya.
Aku tersenyum menanggapi wanita cantik ini. "Selamat siang, emm maaf?"
"Aah, perkenalkan namaku Min Eunji. Aku tetangga barumu yang baru pindah dari Busan, senang bertemu denganmu," katanya seraya melambungkan tangan mulusnya kepadaku.
Aku meraihnya serta berkata. "Seperti itu ya, Choi Jiyoung-imnida. Silahkan masuk kalau begitu."
"Tidak usah repot-repot, aku hanya memperkenalkan namaku saja padamu. Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Kalau kau jadwalmu sedang longgar bisa berkunjung kerumahku kapan saja," katanya.
Manis sekali bukan? Ini adalah pertama kalinya sepanjang hidupku, aku bertemu dengan tetangga seperti wanita bermarga Min ini. Berbicara soal marganya yang sama dengan Yoongi, mengingatkanku dengan pria dingin itu. Astaga, bagaimana ya perjalanan menuju Amerika? Setahuku,itu bisa memakan lebih dari delapan jam dari Asia.
"Nona? Kau melamuni apa?"
"Aah tidak, aku sedang tidak melamun."
"Baiklah, senang bertemu denganmu. Sampai jumpa." Eunji melambungkan telapak tangannya kepadaku. Ini pertemuan pertama kenapa dia sangat mengasyikan? Maksudku tidak biasanya seorang gadis berusia dua puluh -aku bisa memprediksikannya-mau bercengkrama dengan gadis yang lebih tua empat tahun darinya.
Aku menutup pintu lalu berjalan menuju dapur untuk mendinginkan tenggorokanku yang terasa sangat kering sembari memikirkan bagaimana rupa seorang gadis yang baru saja kutemui itu. Sekilas wajahnya serupa dengan Yoongi, kulitnyapun serupa.
Mungkinkah dia adik perempuannya? Setahuku pria itu tidak mempunyai adik perempuan.
Mungkin kekasih atau istrinya?
Seorang Min Yoongi mempunyai istri? Hahaha, of course not! Big not!
Ini harus kubicarakan padanya bersamaan dengan pertanyaanku kemarin lusa.
***
Part paling absurd ini..... :')
Btw, #1YearWithAgustDMixtape
Dan adakah yang sudah lihat short movie yang baru aja dipublish bighit? kalo belum, kuy lihat. Siapkan hati ya gaes 😭😭
Regards,
-Agust D
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Mind [Suga BTS]
ФанфикTOP #480 IN BTSFANFIC [PART GENAP DI PRIVATE, FOLLOW DULU JIKA INGIN MEMBACA] Awalnya hanya sebatas "Majikan" dengan "Pesuruh". Awalnya aku benci dengan pekerjaan teridiot sedunia ini. Menurutku, pekerjaan tersebut adalah pekerjaan terburuk yang pe...