I Love You: Chapter 7 Oh My ....!

2.1K 113 2
                                    

Belum di baca ulang, semoga aja engga ada typo dan nyambung

Happy reading!!


***

Setelah pertemuan dengan Kevin sejak sehari yang lalu, ia masih belum bertemu dengannya. Mungkin ia masih dalam masa pemulihan kakinya. Entahlah, Mila kurang tau, dan kenapa juga ia harus peduli. Kevin yang menghilangkan pin kesayangannya.

Bel masuk telah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, dan kemudian seorang guru Biologi masuk ke dalam kelas dengan seseorang yang membuat Mila mematung.

"Silahkan duduk, Kevin," ucap Pak Danang --guru biologi kepada Kevin yang baru memasuki kelas dengan dengan membawa kruk dan sedikit pincang, tetapi tidak mengurangi ketampanan yang di tunjukan.
Semua orang tidak bisa menolak itu.

"Terimakasih, Pak."

Pelajaran biologi ini terasa  sangat lambat, Prilly yang duduk di sebelahnya sudah menguap beberapa kali.

"Tutup, Pril. Kamu kan cewek."
Mila mulai mengeluarkan protesnya karena dari tadi tidak ada yang Prilly lakukan selain menguap tanpa menutup mulutnya.

"Bodo, Mil. Gue ngantuk. Tidur aja kali ya? Mumpung si bapak engga liat." Prilly menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Makanya, bilang sama Ali kalau ngajak main itu jangan kemaleman."

Prilly terlonjak, ia segera bangun dengan dahi mengernyit bingung. "Dih ... lo kok tau?"

"Udah kebaca kali, malam minggu. Pasti kah jalan sama Ali," ucap Mila malas.

"Lo sih ... jomblo masih aja di pertahanin. Cari cowok kek." Tidak ada balasan dari Mila, ia hanya mengerdikan bahu seolah tidak peduli. Tetapi pada kenyataannya memang ia tidak peduli.

"3 ... 2 ... 1 ..."

"Ngapain?" Tepat ketika Mila bertanya lonceng tanda pelajaran berakhirpun mulai bergema.
"Kurang kerjaan banget, Pril." Mila terkikik geli.

"Gue males, Mil. Untung aja Bu Gani engga bisa masuk sekarang, gue mau ngapel dulu. Dadah."
Mila menggelengkan kepalanya. Heran. Engga bosen apa ketemu terus?

Bu Gani --guru fisika-- setelah pelajaran biologi memang tidak bisa hadir saat ini, karena sedang sakit. Untuk itu setelah pelajaran ini selesai. Semua murid bersorak senang, dan ada beberapa orang yang memilih untuk pergi ke kantin, sama seperti sahabatnya sekarang ini yang pergi entah kemana untuk mengisi jam kosong.

Mila membuka novel yang ia baca, tidak berapa lama kemudian 2 orang murid masuk ke dalam kelas membawa buku Fisika --karena memiliki sampul yang berbeda dari yang lain-- ke dalam kelas.

"Agi mana? Gue mau nganterin buku dari meja piket nih."

Sungguh perbuatan yang tidak patut untuk di tiru. Orang gila mana yang nganterin buku tanpa salam, dan nyelonong masuk. Mila hanya geleng-geleng kepala.

"Apaan dah lo? Dateng-dateng nanya-nanya gue. Kangen lo?" ucap sang ketua kelas kepada sohib nya itu, mereka terpaksa pisah kelas atas permintaan guru BK karena mereka tidak bisa diam dan tentu saja pembuat onar.

"Najis, lo. Ambil nih. Berat kali. Malah anteng pegang hp, lo. Lo pada kok mau-mau aja punya ketua kelas kaya dia? Bencana nih."

"Kandidatnya cuma dia aja. Kagak ada yang mau jadi ketua kelas. Jadi ya terima nasib."

Lantas semua orang tertawa mendengar ucapan orang yang duduk di pojok kelas yang tadi sedang berbincang dengan teman-temannya.

"Sialan lo, Vin! Mau gue patahin lagi tuh kaki." Tanpa mengalihkan tatapannya dari handphone yang sedang di pegangnya, dia berujar, "Mil ambil dah, biasanya kan lo yang bagiin buku."

Mila yang di panggil menghela nafas. Berusaha menguatkan batinnya. Ia kemudian menutup novelnya dan berjalan ke arah Windu --sohib Agi--  dan mengambil buku itu. Menyimpannya di atas meja nya, dan kembali mengambil tumpukan buku yang ke dua ke arah teman Windu yang tadi membantunya.

"Tai lo, Gi. Lo malah nyuruh cewek."

"Berisik lo. Sana-sana, elah." Ternyata Agi mulai kesal dengan kelakuan Windu.

Akhirnya Windu dan temannya keluar dari kelas mereka. Mila mulai membagikan buku itu ke bangku teman-temannya. Tepat ketika ia menemukan buku dengan tulisan Kevin Julio Chandra, Mila menguatkan hatinya supaya tidak memukul kepala Kevin dengan buku tebal ini karena masih belum menemukan pin kesayangannya.
Ia menyimpan buku terakhir itu di depan Kevin. Tetapi, sebelum Mila sempat membalikan tubuhnya, Kevin memanggilnya.

"Lo si dasi itu, kan?" Tanya Kevin.

"Bukan, aku manusia." Mila akan segera berbalik, tapi Kevin sudah menyela kembali.

"Maksud gue, lo yang kehilangan dasi itu, kan? Yang waktu itu kesiangan kena hukum."

Sumpah demi apapun! Bisakah Kevin diam saja? Kenapa Kevin malah mengungkit kejadian terburuk Mila. Ingin rasanya ia mendorong Kevin sekarang apalagi dengan kondisi Kevin yang seperti ini. Kevin mengungkit kejadian itu di depan teman-temannya. Keterlaluan sekali Kevin ini.

"Emang lo pernah telat sama cewek ini, Vin?"

"Kok gue engga tau? Perasaan kita selalu telat bareng, Vin?"

Begitu banyak pertanyaan yang mengganggu Mila, ini semua gara-gara Kevin. Sebelum Kevin berbicara, Mila sudah mendahuluinya.

"Iya. Kenapa?" Ucap Mila ketus.

"Gue udah nemuin pin lo." Seketika Mila melupakan kekesalannya pada Kevin karena berhasil menemukan pin nya. Sebelum ucapan Kevin selanjutnya membuat Mila semakin ingin mendorong Kevin ke jurang belakang sekolah.
"Gue bakal balikin pin lo tapi beliin gue minuman dulu di kantin."

Teman-teman Kevin melihat interaksi di antara keduanya.

"Tapi ini belum jam istirahat," ucap Mila menyadarkan Kevin jika itu tidak baik.

"Yaudah kalau lo engga mau pin lo balik. Lagian yang lain juga pada keluar."

Mila menghela nafas lelah, jika sudah begini apa yang bisa ia lakukan?

"Baiklah."

Kevin memberikan uang lima pulih ribu kepada Mila.

"Sekalian gue juga ya."

"Gue juga."

"Vin, tapi gue pikir itu kecepetan dah. Kenapa engga seminggu aja? Atau sampai kaki lo normal lagi, kan lumayan dapet orang yang bakal ngasih lo apapun yang lo minta."

Mila manahan kekesalan yang sudah menumpuk di dalam hatinya.

"Ide bagus."

Penderitaannya akan di mulai hari ini.
OH MY GOD! I hate this day

***

Maaf ya updatenya kelamaan, aku baru selesai uts. Mudah-mudahan bisa sering update.

Selamat bertemu di chapter selanjutnya.
Jangan lupa mampir di work aku yang lain ya. Judulnya 'Athifa & Archer'

I LOVE YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang