Perempuan dengan memakai dress putih, dengan rambut hitam legam sepunggungnya yang terbawa tiaupan angin sedang duduk, melihat pemandangan hamparan kebun teh yang sangat indah. Pemandangan ini sangat jarang di temukan di kota-kota besar. Untuk itu ia sangat bersyukur bisa tinggal disini. Menikmati indahnya karunia ciptaan Tuhan. Sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan ciptaan-Nya ini.
Tidak lama setelah itu, sebuah jas berwarna hitam tersampir di bahunya. Ia menoleh kea rah orang itu dan seketika wajahnya kembali masam.
"Lama banget sih," gerutunya.
"Ya Maaf. Yaudah yuk!" ajak laki-laki itu.
"Nggak mau. Mau disini aja."
"Jangan marah dong."
Sudah tiga puluh menit ia disini. Kedinginan dan sendirian akibat cuaca sore hari. Memang ini masih kawasan rumahnya, karena sekarang ia sedang duduk di kursi taman belakang rumahnya yang langsung menghadap taman. Tetapi tetap saja ia sendirian.
"Mila, Maafin aku. Jangan marah dong. Tadi aku di gusur sama Paman kamu dulu, makannya lama."
Ya, dia Mila. Perempuan yang baru saja di lamar oleh kekasih hatinya. Seorang laki-laki tampan yang sekarang sedang memakai kemeja berwarna putih yang di gulung sampai siku. Terlihat sangat tampan tetapi ia masih kesal, jadi biarkan saja.
"Mila, sayang. Jangan marah, aku kan udah disini sekarang. Janji nggak bakal ninggalin kamu lagi. Tadi aku emang di ajak ngobrol dulu sama Paman kamu dulu."
Mila tetap tidak menggubrisnya, ia hanya diam memandang hamparan kehijauan yang tersaji di depannya. Tiba-tiba Kevin berlutut di depannya, membuat Mila terkejut dan pandangannya langsung terkunci dengan sorot mata Kevin yang meneduhkan. Kevin menggenggam kedua tangannya yang dingin.
"Aku tadi ketemu sama Paman kamu dulu. Aku ngebahas tentang pernikahan kita. Aku ingin secepatnya karena aku udah nggak bisa jauh-jauh dari kamu lagi. Aku nggak mau Cuma bisa denger suara kamu via telepon. Aku nggak mau Cuma liat kamu di layar ponsel tanpa bisa peluk kamu. Aku nggak mau rindu lagi, karena kata Dilan rindu itu berat. Memang kenyataan nya begitu."
Mila yang sudah tidak bisa membendung air matanya karena ucapan manis Kevin, tertawa ketika mendengar ucapan terakhir dari laki-laki itu.
"Aku mencintai kamu. Aku pengen kamu di deket aku terus. Jadi jangan marah ya. Aku minta maaf."
Kevin menghapus air mata yang jatuh dipipinya. Seketika rasa marahnya hilang, ia langsung memeluk Kevin dengan erat dan menangis tersedu-sedu.
"Jangan pergi lagi," ucap Mila dengan suara serak.
"Nggak akan. Aku kan udah wisuda sekarang, udah kerja juga. Jadi aku kesini buat jemput calon istri aku yang lagi marah sekarang, padahal ditinggal tiga puluh menit aja."
Mila memulkul punggung Kevin, membuat Kevin mengaduh kesakitan.
"Tiga puluh menit aja ya? Oke."
"Iya iya. Kita nggak ketemu lima tahun. Jangan marah lagi. Masa udah cantik kayak bidadari gini kerjaannya marah mulu. Nggak cocok. Udah ya. Sekarang...."
Mila memekik ketika Kevin menggendongnya dengan tiba-tiba dengan gaya ala bridal style.
"Kita msuk ke dalem. Tangan kamu dingin banget, udah kayak es."
Inilah akhir dari cerita mereka. Berawal dari Kevin yang bertemu dengan sosok Jessica hingga mereka saling menjalin cinta. Dan sekarang tinggal selangkah lagi. Selangkah lagi untuk mereka bisa bersama dalam ikatan suci sebuah pernikahan. Bukannya ini yang dinamakan jika jodoh tidak akan kemana. Walaupun dulu mereka sempat berseteru, namun sekarang mereka memadu kasih. Sekarang biarkan mereka bahagia.
END
Alhamdulillah, akhirnya cerita ini tamat. makasih untuk antusiasme kalian dengan karya pertamaku ini. terimakasih untuk semuanya. Jangan lupa bahagia! selamat malam!
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU (COMPLETED)
FanfictionMila adalah seorang gadis cantik, dan pintar. Mila lebih senang menggunakan kacamata ketika ia sedang berada di sekolah, itu kebiasaanya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Kevin adalah seorang pria pemalas, dan terkadang ia juga selalu bang...