I Love You: Chapter 9 Challenge

1.9K 117 2
                                    

Happy Reading!

"Guru-guru lagi ada rapat, jadi sekarang kita bebas sampai bel bunyi, yang entah jam berapa. Lagian kenapa harus nunggu bel bunyi, mending sekarang aja, biar gue bisa lanjut tidur."

Mila menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya.

First day is like a hell!!

***

Seperti apa yang di perkirakan Mila sebelumnya. Kevin kembali memborong Mila dengan beberapa perintah. Sungguh rasanya ia ingin mendorong Kevin saja.

Bel pertanda saatnya pulang sudah berbunyi tepat ketika Mila mendapat pesan dari Bundanya jika Kenzo ada di rumah temannya waktu itu dan minta untuk di jemput. Seperti halnya sekolah Mila, Sekolah Kenzo juga sedang mengadakan rapat. Mungkin memang hari ini sekolah serentak hanya setengah hari.

Mila segera bersiap memakai tas nya, Prilly sudah pergi sejak tadi dan meninggalkan Mila sendiri.
Tepat ketika Mila sampai di depan kelas, panggilan dari orang yang sangat menyebalkan itu membuat Mila menghentikan langkahnya.

"Lo mau mangkir dari tugas?"

Mila berbalik dan melangkah menuju bangku Kevin.

"Lagian lo mau kemana? Buru-buru amat," ucap Kevin lagi.

Mila mengambil kruk Kevin dan membantu Kevin memakainya. Setelah selesai ia membantu Kevin untuk berdiri. Mereka berjalan bersama menuju supir Kevin yang sudah menunggu.

"Lo kenapa diam aja?" Tanya Kevin.

"Terus aku harus ngomong apa?"

"Oke. Gue engga peduli. Gue harus ke lapangan basket dulu bentar." Kevin terlihat sangat buru-buru, dan terbelit dengan kakinya sendiri sehingga membuatnya sedikit terhuyung.
Mila yang melihat itu refleks memegang tangan Kevin dan mengalungkan tangannya di sekitar pinggang Kevin supaya tidak terjatuh.

Mereka tersentak dengan kontak fisik yang sekarang terasa begitu dekat. Mereka saling bertatapan satu sama lain. Seakan tidak ada cahaya yang membuat mata mereka perih, mereka tidak berkedip sama sekali. Semuanya terasa sangat sepi, mereka seperti ada di dimensi yang berbeda.

Mila yang pertama kali tersedar dari keadaan itu. Ia membantu Kevin berdiri dengan benar dan melepaskan tangannya.
Keadaan menjadi sangat canggung. Mereka masih belum melanjutkan langkah, hanya berdiri mematung.
Mila membetulkan letak kacamatanya, dan berdeham.

"Kamu engga apa-apa?"

Kevin mengerjapkan matanya beberapakali.
"Gue engga apa-apa." Kevin memperhatikan Mila dengan seksama.

"Gue jadi ngerasa nggak asing sama mata lo. Gue kayaknya pernah liat lo. Tapi dimana? Gue lupa."

Mila membeku. Jangan sampai Kevin mengetahui dirinya.
Kevin kembali memperhatikan Mila dan membuat Mila semakin gugup.

"Eh, lo ganti kacamata ya?" Mila bisa bernafas dengan lega, ia kira Kevin akan mengingatnya.

"Seinget gue, kacamata lo bentuknya bulet, sekarang persegi."

"Iya. Kacamata yang dulu retak waktu aku di rumahsakit." Mila merutuki apa yang di katakannya.

"Tunggu. Lo ngapain di rumahsakit?"

Tepat sekali. Tepat seperti apa yang Mila bayangkan. Apa yang harus ia jawab? Mikir, Mil. Mikir, batinya.

"Itu ... anu ... Aku---"

"Vin, lama lo. Udah di tunggu Pak Janes."

Ucapan Mila terpotong dengan ucapan Agi yang menyusul Kevin.
Sejenak Agi melihat Mila dan tersenyum miring.

I LOVE YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang