I Love You
Setelah pulang sekolah, Kevin memutuskan untuk pergi ke rumah Mila seperti apa yang ia rencanakan. Tetapi, Ketika ia berniat untuk mengambil motornya di parkiran, seseorang mencegat langkahnya. Ia kesal bukan main ketika melihat siapa itu. Ia lebih memilih mengabaikannya daripada terlibat perbicangan. Sepertinya usaha orang itu belum selesai karena ia langsung memegang tangan Kevin.
"Kevin ... tunggu."
Kevin segera menyentak tangannya agar pegangan itu lepas. Setelahnya ia hanya memandang orang itu dingin.
"Aku minta maaf. Nggak seharusnya aku ninggalin kamu dulu. Maafin aku."
"Terlambat."
"Vin, please ....."
"Naura, lo dengerin ini baik-baik. Kita udah selesai."
Kevin segera berlalu mengabaikan panggilan Naura. Ia tidak ingin ragu. Hatinya sudah menentukan kepada siapa ia akan berlabuh, dan Naura tidak ada dalam opsi itu. Semua sudah berakhir.
***
Delapan bulan yang lalu ....
Kala itu, Kevin berniat memberikan kejutan kepada kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan sekitar dua bulan. Walaupun berbeda sekolah, tetapi hubungan itu berjalan dengan baik. Bahkan mereka selalu membuat agenda khusus dan Kevin rutin berkunjung ke rumah kekasihnya itu. Tetapi, ketika ia berkunjung ke rumah kekasihnya tidak pernah ia melihat ada kedua orangtuanya. Kevin tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting ia bertemu dengan kekasihnya, itu saja cukup.
Kevin membawa seikat bunga mawar dan kado berbentuk hati berwarna merah dan pita berwana biru. Semua rangkaian kata yang akan di ucapkan sudah berada di otaknya. Kevin yakin kekasihnnya akan bahagia. Dengan perasaan senang, ia mulai menghentikan mobil Ayahnya yang sengaja di pinjam untuk keperluannya membuat surprise, karena tidak mungkin jika membawa mobil. Kevin sempat mematung karena melihat sebuah motor sport berwarna merah terparkir di halaman rumah kekasihnya. Hatinya memerintahkan untuk tetap berpikir positif. Mungkin sedang ada saudaranya, pikirnya. Ia kemudian turun dari mobil dan berjalan dengan hati yang membuncah.
Tetapi, ketika setengah jalan perjalanannya, sesuatu membuatnya mematung. Bunga yang di pegangnya jatuh, kado yang sengaja di pesan dan di bungkus indahpun mengikuti jejak bunga yang jatuh. Tangannya bergetar dan terkepal. Emosi, kecewa, sakit hati, dan perasaan lainnya terus menghimpit dada. Pertanyaan kenapa terus terngiang-ngiang di pikirannya. Kenapa kekasihnya tega berselingkuh di belakangnya? Kurangkah selama ini kasih sayang yang selalu ia berikan? Perasaannya semakin hancur ketika melihat laki-laki itu mencium kening kekasihnya lama dan kemudian memeluknya dengan erat. Mereka kemudian melepaskan pelukan dan perempuan itu terlihat mematung ketika melihat Kevin.
"Ke ... Kevin."
Kevin tertawa sinis melihat perempuan itu. "Jadi seperti ini kamu di belakangku, Naura? Bersama laki-laki lain? Merayakan ulang tahun kamu? Ini alasan kamu menolak untuk merayakan ulang tahun kamu sama aku?"
Kevin segera memundurkan langkahnya ketika melihat Naura berjalan mendekat. "Diem disana lo. Jangan deketin gue lagi," ucapnya dingin dan emosi lebih mendominasi. Seseorang yang ia percaya sepenuh hati telah membohonginya.
Apa yang dilakukan Naura selanjutnya jauh dari ekpektasinya. Naura berjalan kearah laki-laki itu tadi dan memeluknya, kemudian mengeluarkan kata-kata yang meruntuhkan dunianya.
"Gue cuma mau ngasih pelukan terakhir buat lo. Lo terlalu percaya sama gue. Gue cuma manfaatin lo aja buat cowok gue dan sekolah gue." Naura melepas pelukannya dan memandang Kevin rendah. "Gue sengaja mempengaruhi Lo. Lo inget, sekolah lo kalah waktu tanding basket sama sekolah gue? Lo malah diem jagain gue yang pura-pura sakit dan lo ngelupain sahabat-sahabat se-tim lo yang berjuang mati-matian dan gue menang taruhan sama temen gue. Gue deketin lo cuma buat mobil yang sekarang terpajang indah di rumah gue. Dan kalau lo tau, cowok di sebelah gue adalah kapten tim basket yang berhasil ngalahin ssekolah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU (COMPLETED)
FanfictionMila adalah seorang gadis cantik, dan pintar. Mila lebih senang menggunakan kacamata ketika ia sedang berada di sekolah, itu kebiasaanya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Kevin adalah seorang pria pemalas, dan terkadang ia juga selalu bang...