Mila berdecak kesal. Sedari tadi Kevin terus membombardirnya dengan pesan dan telfon agar memakai baju yang sudah Kevin pesan. Katanya agar sama. Sejak kapan Kevin mempermasalahkan hal sepele seperti itu? Atau selama ini ia sengaja menjaga image nya supaya terlihat baik di mata semua orang? Keterlaluan.
Bukan karena apa-apa. Selama ini Mila belum pernah tidak memakai kacamata ke suatu acara, kecuali ketika di rumah dan saat kacamatanya pecah. Sekarang Kevin menyuruhnya untuk membuka kacamata dan memakai baju yang sudah Kevin belikan. Ia sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Gaun berwarna ungu ini sungguh indah, dengan motif bunga berwarna senada. Rambutnya sengaja di buat curly di bagian ujungnya, serta wedges berwarna hitam. Menurut Mila ini terlalu berlebihan untuk pergi ke sebuah pesta ulang tahun anak berumur enam tahun.
Mila menghela nafas kesal ketika ponselnya kembali berdering dan menampilkan nama Kevin. Setelah kekesalan itu berangsur hilang, baru ia mengangkat panggilan itu.
"Apa?" Tanya Mila.
"Lo harus pake baju dari gue. Gue lagi di jalan, bentar lagi sampe."
"Iya," ucap Mila sekenanya. Ia sekali lagi memandang cermin untuk memastikan bahwa make up nya cukup, walaupun seadanya karena Mila tidak terlalu menyukai alat-alat itu.
"Jangan ngambek mulu."
"Hm."
"Yaudah ... tunggu gue,"
Percakapan itu hanya berjalan seputaran itu saja karena Mila langsung mematikan sambungan telfon. Kemudian kembali membenarkan rambutnya yang terurai indah. Kenzo sudah berangkat terlebih dahulu, bahkan ia tidak membawa pakaian apapun. Entah apa yang terjadi pada mereka karena sekarang mereka berdua terlihat seperti seorang sahabat yang sangat dekat. Dunia memang ajaib, kedua orang yang tadinya saling membenci kini mengundang iri. Mila sendiri baru mendapat sahabat yang sepaham dengannya ketika menginjak sekolah menengah. Ia hanya bisa mendo'akan semoga persahabatan dua kurcaci itu berjalan baik sampai nanti mereka sudah beranjak dewasa.
Ditengah lamunannya yang entah membawa kemana tiba-tiba terdengar suara deru mesin mobil. Pasti itu Kevin. Mila berjalan menuju jendela yang langsung menampakan halaman rumah, karena kamarnya berada di bagian depan. Matanya langsung terkunci pada sosok Kevin yang terlihat lebih tampan dengan jas hitam dan kacamata coklat. Melihat Kevin mengingatkannya pada sosok Edward Cullens yang menjemput Bella menuju acara pesta. Bukankah mereka terlihat serasi.
Mila segera memukul kepala yang dengan lancang memikirkan hal seperti itu. Sampai sekarang saja ia tidak yakin dengan ucapan Kevin. Sudahlah, mau setampan apapun Kevin jika hanya untuk memainkan perasaan hatinya untuk apa.
"Kak ..., panggil Jane dari luar pintu yang masih setia terkunci. "Kevin udah dateng, di tungguin di luar katanya."
"Iya, Bun. Sebentar lagi Kakak keluar."
Mila kembali berjalan menuju cermin, meyakinkan diri untuk segera keluar dan menemui Kevin. Setelah jantungnya berdetak normal, ia mulai berjalan dan membuka pintu kamar untuk pamit terlebih dahulu kepada Jane.
"Bun, Kakak pergi dulu ya."
"Iya, Sayang. Kevin juga udah minta izin tadi. Jangan pulang terlalu malam ya. Kenzo juga jagain, habis jogging dia engga pulang ketemu Bunda lagi," ucap Jane sambil membenahi rambut Mila.
"Iya, nanti kakak jagain. Yaudah, berangkat dulu ya."
Setelah pamit dan mencium pipi Bundanya, Mila langsung keluar. Tetapi, sebelum itu tangannya sudah berkeringat dingin. Campuran anatara gugup dan malu. Bagaimana ini? Apa batal aja ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU (COMPLETED)
FanfictionMila adalah seorang gadis cantik, dan pintar. Mila lebih senang menggunakan kacamata ketika ia sedang berada di sekolah, itu kebiasaanya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Kevin adalah seorang pria pemalas, dan terkadang ia juga selalu bang...