I Love You: Chapter 12

1.7K 109 7
                                    

Di hitam pekatnya malam, Mila masih tetap diam memikirkan perkataan Kevin. Kasusnya dengan Kevin terasa semakin sulit saja. Semua ini gara-gara Kevin, dan dia akan terus menjadi sumber masalahnya.

Mila memutuskan untuk tidur dengan pikiran yang berkecamuk. Biarlah itu menjadi urusannya besok. Baru saja ia memejamkan mata, ponselnya berbunyi tanda sebuah pesan masuk. Siapa kira-kira yang mengirimnya pesan.

Mila mengambil ponsel di atas meja nakas dan melihat siapa pengirim pesan tersebut.

085×××
Jangan lupa besok bawa bekal.

-Kevin J

Mila membelalakan matanya. Darimana Kevin tau nomor ponselnya? Mila menghempaskan tubuhnya, dan memejamkan mata. Apa yang bisa ia lakukan sekarang selain mengikuti apa mau Kevin.

***

Pagi ini Mila terlambat bangun, ia buru-buru menghampiri Bundanya, dan seperti kemarin Bunda memberikan bekal.
Mila jadi teringat Kevin. Tetapi siapa peduli dengan Kevin, intinya ia terlambat.

"Mila pergi dulu, Bun." Ia mencium pipi Bundanya dan segera berangkat.

Mila berjalan tergesa-gesa berjalan menuju ke arah jalan raya yang sering di lewati angkutan umum. Tetapi, semua jauh dari ekspektasinya. Semua kendaraan umum itu penuh.

Seperti biasa, di pagi hari semua pelajar dan pekerja mulai kembali pada rutinitasnya. Membuat Mila harus bersabar karena sudah terlambat, di tambah tidak ada angkutan umum yang bisa ia naiki untuk sampai di sekolah.

Ya Tuhan ... bagaimana ini?

Mila memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu. Tetapi, baru beberapa saat ia melihat angkot itu berhenti dan akhirnya membawanya sampai sekolah.

Belum tuntas dengan itu, Mila kembali harus berhadapan dengan Bu Rere. Ada sekitar lima orang terlambat, dan menghela nafas lelah ia harus menerima hukuman, berjemur di pagi hari.

***

Kevin merasa heran karena tidak ada yang menunggunya di gerbang seperti biasa. Ia jadi bertanya-tanya, kemana perempuan itu?

Kevin sudah terlepas dari kruk yang sangat menganggu pergerakannya. Walaupun sedikit pincang, tetapi ia bersyukur bisa berjalan tanpa alat itu. Setelah check up kemarin, dokter sudah memperbolehkannya berjalan tanpa kruk.

Bel pelajaran sudah berbunyi, dan dia belum datang. Sepertinya guru mata pelajaran kali ini sedikit terlambat. Ia jadi berinisiatif menghampiri teman sebangku Mila.

"Heh ... temen lo mana?" Kevin berjalan menghampiri Prilly yang ia tahu adalah teman Mila.

"Lo ngomong sama gue?" Kevin mengehela nafas lelah.

"Oke oke." Sepertinya Prilly menangkap kekesalan yang Kevin tunjukan.

"Dia kesiangan. Barusan dia sms gue."

Kevin baru akan mengeluarkan suaranya, Tetapi urung karena guru mata pelajaran kali ini sudah masuk, dan terpaksa Kevin harus duduk di bangkunya.

Sedari tadi pikiran Kevin sudah terbang entah kemana. Ia tidak menyimak sama sekali pelajaran. Tetapi jika di pikir-pikir, kapan Kevin menyimak pelajaran?
Ia jadi terkikik geli.

I LOVE YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang