Musim hujan belum juga berhenti. Sudah tiga bulan, sekolah diguyur hujan setiap paginya. Itulah mengapa setiap lantai sekolah selalu kotor. Dan motor yang digunakan siswa tak pernah terlihat bersih. Mereka cukup malas untuk mencucinya hari ini, jika besok pun akan kotor lagi. Apalagi parkiran di sekolah masih berlumuran lumpur, belum menggunakan aspal ataupun semacamnya. Guyuran hujan berakibat banyak. Hanya hari jumat yang kering. Berkah jumat, mungkin. Namun, bagaimanapun hujan tetaplah rahmat Allah yang patut untuk kita syukuri.
Selama tiga bulan juga kasus tentang siapa itu Aurum belum juga terpecahkan. Bukan mudah untuk mengungkap siapa pembunuh itu. Pembunuh berantai yang sudah membunuh dua orang warga sekolah. Entah apa motif yang mendorongnya melakukan hal yang sangat keji ini. Tapi itulah manusia, setiap manusia memiliki sifat buruk yang seharusnya memerhatikan aturan agama agar tak terhanyut dalam keburukannya itu. Semoga Aurum mengalah dan mengakui kesalahannya. Hingga ia bertaubat. Walaupun Afa sudah yakin bahwa pelakunya adalah Imam. Namun, buktinya masih lemah.
"Drrrt..drrrt"
"Eh, hape geter ya?" Gumamnya sambil menerima panggilan dihapenya.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam, ini Dimas kan?"
"Iya benar, kayaknya saya kenal, siapa ya ini?" Tanya Dimas.
"Kenal lah, ini ibu, bu Anggi."
"Eh ibu, ada apa bu sore-sore gini nelpon? Kangen yahhh... cie." Jawab Dimas bercanda.
"Kebiasaan kamu Dimas, kamu bisa gak ke sekolah sekarang? Ibu ada perlu sama kamu."
"Tapi ini udah sore kan bu, hampir maghrib malah."
"Terserah kamu sih, ini juga buat kebaikan kamu, kalo gak mau ibu mendingan pulang aja sekarang."
"Eh iya bucan iya saya kesana sekarang."
"Bucan? Apaan tuh? Kamu ngehina saya?"
"Bucan itu ibu cantik bu, masa sih saya ngehina ibu, yaudah saya berangkat bu.. assalamualaikum."
"Ada-ada aja kamu, wa'alaikumsalam."
.........
"Ini nih bajigurnya aku bungkusin." Dimas bersiap menggunakan jaket.
"Kok dibungkus Dim? kamu ngusir kita ya?" Tanya Andi.
"Enggak, tadi bu Anggi nelpon nyuruh aku ke sekolah sekarang juga, kalian mau ikut gak?" Jawab Dimas.
"Yaudah kita ikut aja, kamu ikut Fa?"
"Oke aja" jawab Afa singkat.
"Yaudah kita pake mobil ya, padahal udah sore gini."
"Keterlaluan ya bu Anggi...atau jangan-jangan!"
Mereka bertiga saling tatap dengan muka yang penuh kekhawatiran. Masalahnya, sekolah harusnya sudah tutup pukul empat sore, sedangkan bu Anggi masih di sekolah ketika hampir maghrib. Kecurigaan mereka pun semakin menyeruak. Dimas menyuruh sopirnya untuk bergegas kesana. Mencapai sekolah.
.........
Dengan perasaan yang ingin buru-buru sampai itu, perjalanan yang seharusnya hanya menghabiskan waktu 15 menit, terasa sangat lama. Didalam mobil mereka tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan bu Anggi. Selama perjalanan itu pula mereka menjadi sangat bawel dengan banyak sekali permintaan kepada sopir. Yang intinya hanya ingin cepat sampai.
"Pak cepet dong pa!!" Dimas terlihat panik, tak sabar.
"Iya den bentar, hujan bahaya kalo ngebut." Jawab sang sopir lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perpustakaan Aurum [SUDAH TERBIT]
Misterio / SuspensoAlhamdulillah karya pertama Ay sudah dibukukan. Bisa cek di tokopedia, blibli, bukalapak, ya. Cari aja Perpustakaan Aurum. Nanti ada tuh bukunya. Penerbitnya guepedia.com Sankyuu all 😊