Not Perfect

914 104 10
                                    

"Jikau mencintai seseorang, kau tak akan bisa hidup tanpanya." -Lee Seunghoon

Jinwoo masih tetap diam, otaknya masih sibuk mencerna perkataan Seunghoon. Jika ia telah melupakan Seulbi apakah itu berarti Seulbi bukanlah cinta pertamanya? Apakah cinta pertama tidak pernah dilupakan?

"Hyung?apa yang kau pikirkan"

"ah..Tidak ada apa-apa" ucap Jinwoo

"Sudah kami katakan kau tak pandai dalam hal berbohong hyung" balas Seunghoon.

Jinwoo kembali diam, ia mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam Seunghoon.

"Apakah kau memikirkan ayahmu?" Tanya Seunghoon tiba-tiba.

"Maksudmu?" Jinwoo terkejut mendengar perkataan Seunghoon.

"Kau tahu, saat aku melihat mu dengan ayahmu.... itu terlihat sangat aneh." Ucap Seunghoon

"Aneh? Maksudmu apa?" Tanya Jinwoo.

"Kau tidak pernah berbicara mengenai ayahmu, tapi kemarin kau menangis saat membacakan surat untuknya." Ucapan Seunghoon membuat Jinwoo sangat terkejut. Para membernya hanya tahu bahwa ia dekat dengan ibu dan kedua saudara perempuannya, selama mereka bersama-sama Jinwoo tak pernah bercerita mengenai ayahnya selain pekerjaan ayahnya yang adalah nelayan.

"Aku menangis karena aku merindukannya" ucap Jinwoo

Seunghoon diam menatap Jinwoo yang dibalas dengan ekspresi datar dari pria manis itu.

"Aku tidak tahu kenapa aku bisa merindukannya" ucap Jinwoo.

Flashback

"Tuan Kim!" teriak beberapa gadis remaja yang sedang berlari kearah pria tua itu.

"Ada apa?" ucap pria tua itu.

"Jinwoo oppa lolos masuk akademi milik Seungrii Bigbang!" ucap gadis-gadis itu dengan semangat.

"Akademi apa?" tanya pria tua itu.

"Astaga Tuan Kim, anak anda akan segera menjadi bingtang!" ucap salah seorang gadis.

Hal itu hanya bisa membuat pria tua itu diam. Malam harinya, Jinwoo yang pulang dari tempat akademi itu melihat ayahnya hanya duduk diam menatap tv yang sama sekali tidak menyala. Jinwoo tahu peasti ayahnya sudah tahu bahwa ia diterima di akademi itu.

"Appa" panggilnya pelan.

"Aku lolos" tambahnya sekali lagi. Posisi ayahnya yang memebelakanginya membuat Jinwoo sangat takut. Tangannya tak berhenti bergetar menebak apa yang akan dikatakan ayahnya.

"Apa pukulan ku tidak cukup?" Ucapan pria itu membuat Jinwoo diam.

"Apakah aku harus memotong kedua kakimu agar kau tidak mencoba menjadi idola?" suara pria itu begitu tajam. Jinwoo sendiri masih mencoba agar tidak mengeluarkan air mata.

Pria tua itu berdiri, lalu berjalan kearah Jinwoo yang hanya bisa tertunduk.

"PLAKK!" tamparan keras mendarat dipipi kiri pria manis itu. Begitu kerasnya hingga Jinwoo hampir terjatuh dibuatnya.

"A...appa... aku..aku" Jinwoo berusaha menjelaskan keadaannya, tetapi pria tua itu memukul perutnya. Hal itu membuat Jinwoo jatuh, tidak ada sakit yang dirasanya saat itu. Hanya perasaan sedih melihat bagaimana reaksi orang tuanya saat mengetahui suatu hal yang menurut Jinwoo sendiri adalah sesuatu yang sangat luar biasa.

"APA AKU INI BUKAN AYAH MU?!!" teriak pria tua itu.

Jinwoo mencoba kembali berdiri, namun karena saat itu ia mulai merasa sakit terutama pada perutnya ia pun berlutut menatap ayahnya itu.

MeaninglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang