Huge Boy Song Mino

1.3K 175 5
                                    

"boleh saja, tapi lainkali panggil aku oppa"

Sial,

baru saja nama ku dicemari oleh gadis itu, kesialan kembali menimpa ku.

Aku tersesat, aku sangat percaya diri bahwa aku sudah menghafal jalan pulang, tapi sepertinya aku salah dibelokan tadi.

"Tenang Kim Jinwoo" ucapku pada diriku sendiri

Soda yang terlanjur ku beli banyak, sangat menyulitkanku.

"Permisi, apa kau tahu dimana gedung X berada?" ucapku pada seorang pria paruh baya yang sedang berdiri didepan sebuah rumah.

"Ahh, belok kiri lalu terus sampai kau mendapatkan perempatan lalu belok kanan"

"Maaf bisa kau ulangi? aku belum bisa menghafalnya" ucapku

"Belok kiri, terus saja sampai perempatan lalu belok kanan" katanya

"belok kiri terus sampai perempatan lalu belok kanan?" aku mencoba mencocokkan ucapanku

"iya" ucapnya

"Ah, Trima kasih, maaf mengganggu, semoga hari mu menyenangkan" ucapku

"Iya, kau juga. Hati-hati di jalan" ucapnya

Aku hanya tersenyum dan melanjutkan perjalananku.

Sialnya, aku tak menemukan jalan pulang dengan benar. Aku tidak menemukan ada perempatan sepanjang jalan ini. Padahal aku sudah mengikuti petunjuk yang berikan oleh orang tadi.

Hari sudah malam, bahkan beberapa toko sudah mulai membersihkan.

"selamat Kim Jinwoo, kau tersesat lagi" kataku pada diriku sendiri.

Aku duduk dipinggir trotoar, menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Untung saja malam ini cuaca sedikit bersahabat, aku tak bisa membayangkan paa yang akan kulakukan jika saja hujan turun malam ini.

"Kim Jinwoo bodoh, kau bahkan tak tahu arah. Bagaimana kau bisa menjadi idol?"

Aku membuka sekaleng soda, dan meminumnya. Besok waktunya simulasi, dimana kemampuan kami di periksa oleh Presiden Yang. sedangkan aku belum mempersiapan apapun untuk besok.

Seekor kucing tiba-tiba melangkah ke arahku. kucing itu hanya berhenti dan menatapku

Bahkan seekor kucing menatapku kasihan.

"Huss" aku mengusirnya

Tapi anehnya, kucing itu semakin mendekat.

"Huss, pergi sana. Aku tak punya makanan selain soda" ucapku sambil mengayun-ayunkan tanganku agar kucing itu pergi.

Tapi, kucing ittu hanya menatapku aneh.

"apa kau mau menemaniku?" tanyaku
Kucing itu semakin mendekat dan kini ia benar-benar berada dihadapanku. Aku mencoba mengelusnya, ia bahkan tak menggertakku saat aku mengelusnya

"Kau kucing yang baik, siapa pemilikmu?"

Kucing itu naik ke atas pahaku, dan menjilat-jilat tanganku

"Aww, kau sangat manis, aku rasa aku bisa menampungmu" kataku lagi

"Nah, sekarang ayo kita temukan jalan pulang oke?" Aku menggendongnya di tangan kananku dan mengangkat belanjaanku di tangan kiri.

"Kau tahu, aku sangat buta arah. Aku bahkan tersesat saat pertama kali menjadi trainee"

Aku sibuk bercakap-cakap dengan peliharaan baruku, yang bisa ku akui sedikit menghilangkan keteganganku.

MeaninglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang