NANDIKA DAWIYAH POV (2)

24 4 0
                                    

Nandika pov

Huh aku berharap sangat berharap bahwa dia menyukai nya. Sesungguhnya aku adalah orang yang jutek dan kurang romantis.

"Sayang? Kau sudah siap belum?

"Sudah ay kamu tunggu dibawah aja nan" ucap nya padaku.

"Oh oke"

Di perjalanan menuju lantai 1 aku bertemu aldam. Demi apapun malas banget ngeladenin dia. Bawel+Kepo huh sifat dan sikap nya benar kaya cewe.

"Wei bro mau kemana rapih bener!" Ucap nya padaku sambil menepuk bahu ku.

'Jangan ampe ada xie disini karna sesungguhnya dia lebih ba-' belum selesai aku berbicara dalam hati karna tiba tiba terpotong xie huh.

"Wah rapi amad bang mau ngapain? Nikah ya atau apa?" Tanya nya danaku hanya menaikan alis ku.

"Weshhh cewe lu noh"Ucap aldam padaku dan aku langsung nengok ke belakang.

"Bhahahahaha" tawa xie pecah

"Kau ini orang mah mata duitan lah lu mata cewe alias mata keranjang" Ucap aldam sambil tertawa.

"Bodo amad ga duli daripada lu. Gagah begitu takut ama cacing siput kelinci" ucap ku pada xie.

"Ah lu mah buka kartu anjir" ucap nya merasa malu.

"Makanya sebelum ngatain orang di pikirin dulu" ucap ku padanya.

"Sayang" ucap dawiyah tiba tiba dateng.

"Wahhh ini cewe lu cakep bgt" ucap xie pada ku. Jujur dia ga ngedip melihatnya.

"Nakal" ucap winy yang langsung menjewer telinga xie.

"Anjir sakit!"

"Terusin ae win masa ngeliatin gua tanpa ngedip"

"Oh bgtu sini sini" ucap nya kemudian membawa winy masuk ke kamar.

"Woiii bengong ae" ucap ku mengagetkan aldam  yang sejak tadi hanya menelan ludah.

"Udah sana ajak dewi kencan daripada ngeliatin gua mulu" ucap ku padanya.

"Ayo sayang kita pergi disini banyak SETAN" ucap ku sambil menekan kata setan.

"Wei lu kalo nhomong seenak jidat ae" ucap nya padaku.

"Bodo amad" ucap ku lalu pergi dari hadapan aldam si perusuh.

Dawiyah Pov.

Malam ini aku dan dia pergi lagi untuk kencan ntah apa yang ia sembunyikan dari ku.

"Sayang kita mau kemana sih?" Ucap ku pada nya sesungguhnya aku bingung.

"Ke hati kamu aja deh boleh ngga?" Ucap nya sambil mencium puncak kepala ku.

"Ih kamu apaan sih gembel mulu" ucap ku sambil memukul dadanya yang bidang itu.

"Gombal wei bukan gembel"

"Hah apa? Comblang? Mak comblang kah?"

"Bodo ah bodo"

"Cie ngambek"

"Biarin aja "

"Yaudah aku pulang."

"Eh jangan. Sini aku tutup mata kamu"

"Mau ngapain si"

"Ikut aja" ucap nandika sambil mendorong badan ku.

"Yaudah"

"Hitungan ke3 buka mata kamu"

"Yaudah ya"

"1"

"2"

"2,5"

"Lama ah"

"Cie ga sabar cie"

"3"

"Ini diaaa"

Sungguh betapa kagetnya aku itu adalah kencan terbaik ku.

Sungguh betapa kagetnya aku itu adalah kencan terbaik ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















"OMG. Oh tuhan" ucap ku masih terkagum.

"Maaf ya jelek"

"Sayang ini lebih dari kata indah tau"

"Ehehehe udah ah aku nya malu nih"

"Yaudah ayo" ucap ku padanya.

"Hm ay" ucap nya yang tiba tiba berjongkok di depan ku.

"Apa? Mau nga-ngapain?"

"Will you marry me?"

"A-apa ?

"Ayolah jawab yes or no"

"Ngga"

"Huft"

"Aku belum selesai ngomong"

"Lanjutkan"

"Maksud aku ngga nolak" ucap ku dan dia langsung memasangkan cincin ke jari manis ku lalu memeluk ku.

"Eh belum muhrim sabar"

"Pulang dari sini kita nikah ya"

"Terserah."

Malam itu adalah yang terbaik.

***
Vote yang banyak nantikan kelanjutan nya.

In memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang