Chapter 8 - Bagaimana Caranya untuk Jujur?

678 101 22
                                    

  Langkahnya begitu cepat saat waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Tak peduli lagi soal pelajaran tambahan yang harus ia ikuti. Dengan alasan ada urusan mendadak di rumah, seorang Kim Ji Won memilih untuk segera pulang. Alih-alih pulang ke rumah, ia akan pergi mengunjungi rumah keluarga Jung. Bukan sekedar mengunjungi, tapi ia ingin tahu apa yang dilakukan oleh 2 orang yang ia ketahui bersama seharian ini.

  Mungkin akan membutuhkan waktu yang lama jika ia menunggu bis, maka dia memilih untuk memanggil taksi yang melewati jalan sekitar sekolahnya. Setelah mendapat satu, tanpa basa-basi Ji Won segera mengatakan tujuan ke mana ia pergi.

*** ***

  Saat ini, Chan Yeol dan Eun Ji terlihat di ruang keluarga, berdua. Ya.. berdua. Ada yang salah?

  Eun Ji beralasan karena ia bosan terus berada di kamar, jadi ia mengajak Chan Yeol untuk menonton satu acara variety show favoritnya yang selama ini hanya bisa ia tonton lewat streaming saja. Sekali-kali, ia melupakan negaranya yang memasang WIFI di seluruh kota dengan menontonnya lewat televisi miliknya.

  Alih-alih ikut terhanyut dalam suasana tawa, Chan Yeol terdiam dengan otak yang terus bekerja. Ia masih memikirkan siapa yang telah membalas pesannya selama ini. Bukan Eun Ji, tapi orang lain. Lalu, siapa 'orang lain' itu? Apakah dia.. orang terdekat Eun Ji?

  Chan Yeol mengalihkan perhatiannya pada Eun Ji sebentar. Sejujurnya, ia memiliki banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada gadis itu. Tapi, situasi benar-benar tak mendukung sama sekali. Lagipula, ia ragu apakah Eun Ji dapat membantu sedangkan gadis itu juga terlebih kebingungan tadi. Chan Yeol memalingkan wajahnya kembali ke arah lain.

"Yah~ sudah selesai." gumam Eun Ji pelan saat acara yang sudah menemaninya selama 90 menit itu telah habis. Kemudian, ia mengganti saluran yang lain. Mungkin saja ada acara Bagus yang bisa menemani kebosanannya lagi. Tapi, nihil.

  Eun Ji pun memilih untuk mematikan televisi saja. Ia menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa pelan. Menghela nafas dan detik berikutnya mengalihkan pandangannya pada Chan Yeol. Ia merasa aneh karena raut wajah Chan Yeol saat ini. Pria itu terlihat frustasi saat ini. Apakah.. Chan Yeol baik-baik saja?

"Chan.. " panggil Eun Ji pelan namun tegas, membuat Chan Yeol sedikit tersentak.

"Ah.. iya? Ada apa, Ji?" sahut Chan Yeol.

"Kau baik-baik saja? Wajahmu mengatakan bahwa kau sedang memikirkan hal yang rumit saat ini." ujar Eun Ji, mengungkapkan asumsinya.

"Apa? Euh.. tidak. Tidak ada sesuatu hal yang rumit untuk kupikirkan. Kau tak perlu mengkhawatirkan aku." ucap Chan Yeol yang tidak langsung dipercayai oleh Eun Ji begitu saja.

"Chan.. mungkin, saat ini sakit dan lemah untuk memikirkan sesuatu yang rumit, tapi aku adalah sahabatmu. Setidaknya, berbagilah hal-hal semacam itu (yang rumit) denganku."

  Ucapan Eun Ji berhasil membuat Chan Yeol merasa bersalah. Bukan karena dia diam, tak ingin mengatakan masalahnya, tapi lebih ke alasan mengapa ia memikirkan masalah itu. Ia pikir, Eun Ji tak perlu mengetahuinya saat ini. Nanti.. nanti saja.

"Tidak ada, Ji. Kurasa, aku tidak perlu memikirkan hal-hal yang memberatkan pikiran. Itu memusingkan."

  Kali ini, ucapan Chan Yeol dipercayai 99% oleh Eun Ji. 1%-nya? Ia ragu.

"Aku percaya padamu. Tapi, kumohon, jangan memendamnya sendiri (kalau sedang ada masalah), oke?" ujar Eun Ji yang diangguki oleh Chan Yeol.

  Mereka kembali diam. Tak ada lagi obrolan yang ingin ia bahas. Tolong, beri waktu mereka untuk memecahkan keheningan ini.

When I Love You | ChanJi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang