"Tapi, sekarang aku sudah memikirkannya dengan baik. Resika sebesar apapun memang harus kuhadapi, bahkan jika harus kehilangan kau sebagai sahabatku. Mungkin, hal itu bisa terjadi, bukan? Maka dari itu, aku ingin.. kita merubah status kita ini. Bisakah kita menjadi kekasih, Eun Ji-ya?"
Baik Eun Ji maupun Seok Jin sama-sama terkejut. Tak terbayangkan bahwa akan seperti ini seorang Chan Yeol menyatakan perasaannya. Dibanding mengatakan bahwa ia menyukai Eun Ji, Chan Yeol lebih memilih untuk mengatakan apakah Eun Ji bersedia menjadi kekasihnya.
Namun, jauh dari itu, Eun Ji harus memberikan responnya. Tapi, ia tak yakin. Apa responnya ini bisa diterima oleh Chan Yeol. Jadi, Eun Ji, dia..
"Bisnya sudah datang.. "
Bukan, bukan Eun Ji ataupun Chan Yeol, melainkan seorang Kim Seok Jin yang menyerukan bahwa bis yang sedari tadi mereka tunggu telah datang. Sebentar, jadi sudah 1 jam terlewati ya?
Seok Jin buru-buru menaiki bis itu, meninggalkan Chan Yeol dan Eun Ji yang masih terdiam. Namun, tak lama Eun Ji segera mengikuti langkah Seok Jin. Lagipula, ia tak mau menunggu bis lagi. Begitu juga dengan Chan Yeol.
Keadaan bis tak terlalu ramai, untungnya, dan mereka memilih untuk duduk di bangku sendiri-sendiri. Eun Ji yang duduk di bangku untuk seorang, Chan Yeol yang ada di bangku seberang, dan Seok Jin yang memilih duduk di bangku paling belakang-pojok. Mereka sibuk dalam pikiran mereka masing-masing.
Eun Ji, gadis itu memikirkan tentang pengakuan Cinta Chan Yeol beberapa saat yang lalu. Ia bingung harus bagaimana memberikan jawabannya, tentu Chan Yeol takkan melepaskannya begitu saja jika ia tak kunjung memberikan jawaban. Jadi ia harus memikirkan jawaban terbaik yang takkan membuatnya menyesal nanti. Baiklah, mari kita pikirkan.
Chan Yeol, lebih tepatnya ia gugup dan takut. Gugup bagaimana waktu akan membiarkan Eun Ji memikirkan jawabannya dan takut jika Eun Ji memberikan jawaban yang tak ingin ia dengar. Walau begitu, ia juga tak berhak memaksa Eun Ji untuk menerimanya. Jadi, ia perlu menyiapkan diri jika Eun Ji memang menolaknya nanti. Hah~ Chan Yeol, kau sudah bekerja keras.
Seok Jin, jangan tanyakan bagaimana keadaan hatinya sekarang. Tentu sakit. Ia seperti orang bodoh tadi, mendengarkan bagaimana Chan Yeol menembak Eun Ji. Hah~ sialan si Chan Yeol itu. Sekarang, ia hanya perlu berdoa jika Eun Ji akan.. tidak mungkin, tidak masuk akal juga jika Eun Ji menolak Chan Yeol. Tapi, apa salahnya untuk berdoa? Baiklah, berdoa. Berdoa.
*** ***
Di keesokan harinya, seorang Chan Yeol terlihat berdiri di samping pintu Eun Ji. Menunggu sang pemilik kamar keluar. Bukan, bukan soal ia ingin menagih jawaban atas pengakuannya kemarin. Ia ingin mengajak gadis itu berangkat ke sekolah bersama. Hanya itu.
Tak lama kemudian, pintu terbuka dan menampakkan sosok yang sedari tadi ia tunggu.
"Selamat pagi.. " sapa Chan Yeol dengan ramah.
"Pagi juga. Apa yang kau lakukan di sini?" timbal balik Eun Ji sembari sibuk memakai kalung yang ia ingat diberikan oleh Chan Yeol beberapa tahun yang lalu itu.
"Menunggumu." jawab Chan Yeol singkat. "Kau memakai kalung pemberianku?"
"Kau baru sadar?"
"Sepertinya karena sudah lama, jadi aku lupa." jawab Chan Yeol sembari terkekeh. Eun Ji ikut terkekeh. "Kalau begitu, mari kita turun dan sarapan."
"Tentu.. " jawab Eun Ji sembari tersenyum.
Setelah dua hari ia meminta sang kakak untuk mengantarnya ke sekolah, akhirnya Eun Ji kembali naik bis di pagi hari. Seperti kemarin, tapi sebelumnya ia sempat naik motor kemarin. Sekarang, Eun Ji dan Chan Yeol menunggu bis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Love You | ChanJi Fanfiction
FanfictionMengisahkan tentang suka-duka sebuah persahabatan yang terjalin di antara pria dan wanita. Mereka kembali dipertemukan setelah 9 tahun berpisah. Mereka berada di satu sekolah yang sama dan sebuah Cinta mulai terlihat. Park Chan Yeol mulai menyukai s...