SELAMAT MEMBACA AMOUR:)
JANGAN LUPA KLIK VOTE YANOW PLAYING: RAN - JADI GILA
***
Saat membuka kedua matanya perlahan, hal yang pertama kali ia lihat adalah sebuah lemari yang berdiri kokoh dengan jarak yang lumayan jauh. Ia kembali meneliti setiap senti benda-benda yang berada satu ruangan dengannya. Ruangan yang tidak terlalu besar namun jauh dari kata kecil ini menggambarkan kegelapan yang menakutkan. Dinding yang dilapisi dengan walpaper corak berwarna hitam semakin mendukung bagaimana kesan yang tertinggal diruangan itu.
Kesadarannya kembali walau belum seratus persen, tapi ia cukup yakin bahwa ini bukan kamarnya. Marsya langsung memposisikan dirinya duduk ditengah kasur king size yang tadi ia tiduri. Ia mengecek tubuhnya yang tertutupi selimut tebal dan bernapas lega setelah tahu bahwa ia masih berpakaian lengkap tanpa kurang sedikit pun.
Suara pintu terbuka terdengar, membuatnya mengalihkan pandangan ke kanan.
"Lo.. lo siapa?" Marsya gugup karena kehadiran laki-laki yang memakai pakaian serb hitam dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Gak tau, apakah daleman lelaki itu sewarna dengan pakaian luarnya atau tidak. Pikiran Marsya melayang-layang sampe kedaleman😂
"Kalau gak bisa terkena hujan, jangan coba-coba main hujan. Masih pusing?"
"Lo gak pernah belajar Bahasa Indonesia ya? Kalau ada orang yang bertanya itu, dijawab dulu baru boleh tanya kembali."
Dia tertawa seakan-akan menganggap bahwa perkataan Marsya hanya lelucon belaka. "Ha..ha.. duhhh," katanya disela tawanya. "Kamu lucu ya dede gemeshh! Jadi pengen nyubit!!" lanjutnya menertawakan Marsya.
"Lo gila! DASAR CONEH!!" Marsya mengeluarkan suara bombay miliknya.
"Coneh apa?" tanya cowok yang sudah duduk dikursi dekat nakas.
"CO-WOK A-NEH!!" tutur Marsya.
"Udah gini yah, gue gak tau elo siapa. Gue mau pulang tapi gatau ini dimana. Sekarang kasih tau alamat lengkap rumah ini, supaya gue bisa kabari orang rumah untuk jemput disini. Buruan!!!" omel Marsya panjang lebar. Namun tanpa disangka-sangka, laki-laki tersebut malah ngeliatin Marsya kaya lagi nerawang gitu. Sial!"Udah ngomongnya? Udah siap? Kalau belum, masih aku dengerin nih. Masih aku liatin loh ya."
Marsya hanya menatapnya lama dengan amarah yang sudah tersulut dari tadi. Lalu beranjak dari tempat tidur dan mencoba melangkahkan kaki keluar dari rumahnya yang aghh menjijikkan!
Tak ia hiraukan laki-laki yang terus memanggilnya. Kini mereka berhadapan satu sama lain, Marsya menatapnya dengan tatapan nyalang seperti memberi kode ngajak war!
"Lo kaya gak ada takut-takutnya ya, padahal lagi dirumah orang asing. Malah kode ngajak ribut lagi. Gak takut sama gue?" tanya cowok itu lagi. "Kenalan dulu deh biar gak dikira sombong."
Ia menjulurkan tangan kanannya kedepan sembari berucap, "Bayu Rovalno,"
Marsya mah bodo amat, masih dengan gaya andalannya mengacuhkan lawan tanpa takut merasa tumbang. Karena tak kunjung mendapat balasan jabat tangan, Bayu menarik tangannya kembali.
"Gak takut sama gue?" tanya Bayu lagi.
"Kenapa harus takut sama lo?" Marsya mulai sewot, merasa tolol mendengar pertanyaan dari cowok dihadapannya. Muka lumayan tapi otak cetek, pikirnya.
"Karena gue asing buat lo dengan gaya dan pakaian yang seperti ini." Katanya.
Marsya mengerti maksud cowok dihadapannya, "Karena pakaian lo serba hitam, terus gue harus merasa takut gitu? Mikir, mungkin nih cowok tukang nyuri abg atau lebih parahnya lo pengedar narkoba, lo berharap gue mikir sampe sejauh itu? Ogah!"
Bayu menyunggikan segari senyum, "Terus lo mikir gue apa kalau gak itu?"
Marsya berdecih, "Palingan habis ngelayat. TAKUT ITU SAMA TUHAN BUKAN SAMA LO! SELESAI!" ujarnya berlalu berjalan kedepan karena terdengar suara bel berbunyi. Ia pun langsung membukakan pintu, padahal ini rumah orang tapi Marsya berlaku seperti ini adalah rumahnya.
Marsya sudah masuk kedalam mobil abangnya terlebih dahulu, membiarkan mereka berdua untuk berceloteh ria. Ia menghidupkan musik dimobil untuk menghilangkan kepenatan yang merambat kedalam relung hatinya.
Tennnnn... ten... ten...
Marsya sengaja mengklason karena merasa menunggu terlalu lama.
"Adik lo garang! Gue sebenernya rada merinding juga berdua sama dia. Untung gue gak khilaf."
"Gimana gua yang tiap hari ketemu sama dia ya?" Kali ini Ryan ikut membenarkan.
"Woi bang, lo mau liatin gue berlumut disini? Kaya orang pacaran aja. Lama banget ngobrolnya," protes gadis yang berada didalam mobil.
"Udah gausah panjang kali lebar ngomong sama tuh bocah. Buruan!" sambungnya.
"Woiiii pinguin arab, lo kate gue bocah? Gue tunjukkin, megap-megap lo!" balasnya tak mau kalah.
"Haha.. Yaudah gue cabut yaa? Thanks men!" Ryan berterima kasih lalu melangkah kearah mobilnya.
"Dede gemeshhh jangan rindu kakanda ya? Ntar kakanda jenguk kerumah deh," teriak Bayu sambil cekikikan.
"Najissss!! Tau rumah gue juga kagak. Lagak!" balas Marsya sengit.
"Ciee kode minta di jenguk haha."
"Bacottt cottttt....." Marsya menikung ucapan Bayu tanpa ampun.
Bayu kembali masuk kedalam rumahnya dengan cengiran geli yang masih tergambar jelas diwajahnya. Lucu, membayangkan gadis tersebut. Mereka bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya, namun sudah merasa dekat, terutama Bayu yang sedari tadi cekikikan terus hingga pembantunya ikutan mengatakan dia CONEH!
To be continue...
***
Next? Jangan lupa tinggalkan jejak vote➡comment yaa💚***
Q: Menurut kalian Marsya itu?
A. Medusa
B. Nenek lampir
C. Gadis mulut mercon
D. Apa adanya
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA AMOUR:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOUR
Novela Juvenil#5 cintadewasa (10 Desember 2018) [SLOW UPDATE] Kau hadir dalam situasi yang tak terduga Memberi kesan perkenalan yang diawali dengan perdebatan hebat Hadirmu bagaikan siluet senja yang banyak dinanti-nanti Kadang kau terlihat seperti bintang yang r...