Alaric tidak tahu kalau kegiatannya akan sebahagia ini. ia sendiri tak mengerti. Begitu melihat wanitanya keluar dari rumah orang tuanya dengan riang dan seperti biasa pergi ke taman kota yang di penuhi oleh pohon rindang mampu membuatnya ikut tersenyum.
Ia menikmati setiap gerakan indah yang di lakukan oleh Seravin. Membuatnya merasa bahwa dunia hanya miliknya sendiri, dan Seravin adalah ratunya. Ia cukup yakin hanya dirinya sendiri yang menikmati tarian indah yang disuguhkan. Bahkan Seravin menari dengan senyum seolah hidupnya paling bahagia. Mungkin Alaric telah melakukan hal yang benar dengan memisahkannya dari suaminya.
Ia meringis pelan. Rasanya ia menjadi pria paling jahat didunia jika mengingatnya. Ia telah memisahkan pasangan suami istri muda dengan begitu licik. Bahkan sebelum mereka menyadari peluang mereka, Alaric sudah mengambilnya.
Tapi siapa peduli? Ia bahkan yakin orang tua Seravin akan berterima kasih seandainya mereka tahu yang sebenarnya terjadi. Atau paling tidak Seravin pasti melakukannya melihat ia begitu bahagia dengan putusnya pernikahan mereka. Alaric hanya masih cemas. Meskipun pernikahan mereka sudah dianggap terputus, tapi bukan dalam arti sebenarnya.
Orang tua Seravin sudah meminta suaminya untuk melepaskan anak gadis mereka. Memintanya dikembalikan. Namun semua keputusan jelas dalam kekuasaan suaminya. Bahkan setelah nyaris dua minggu, belum ada kabar apapun dari suaminya. Meskipun wanita itu sudah menari dengan riang dan gembira di sudut sana, Alaric tak bisa melepaskan kecemasannya.
Selain itu, orang tua Seravin yang tak terima diperlakukan sedemikian rupa melaporkan perbuatannya dan menuntut meja hijau. Tindakan itu tak disetujui oleh pihak suaminya yang membuat keadaan semakin kacau. Beruntungnya orang tua Seravin mampu mengatasinya dengan membawa saksi dan bukti yang relevan. Hanya soal waktu, keputusan akan segera mereka dapatkan. Namun kecemasan Alaric bukan hanya soal itu.
Penentuan ketua tim penelitian di tempatnya bekerja sudah mulai mendiskusikan dan memberi penilaian kepada setiap kandidat yang diajukan. Alaric adalah salah satunya. Ia bingung. Jika ia terpilih, ia akan meninggalkan kotanya untuk penelitian yang jauh lebih besar. Ia akan meninggalkan kotanya, mami, Rendy, laboratorium tempatnya bekerja, tarian mengagumkan, juga sang penari.
Ia mulai cemas menimbang-nimbang. Apakah keputusannya yang menerima pengajuan Mr. Kvirtanov adalah benar. Apakah ia tak akan menyesal dengan keputusannya meninggalkan semua yang mungkin akan ia tinggalkan. Saat menerima pengajuan itu, Alaric hanya berfikir untuk pergi menjauh dari kehidupannya disini. latar belakangnya tidak lain adalah Seravin dengan statusnya yang sudah menikah.
Alaric tak pernah berfikir bahwa status itu mungkin akan lepas seperti sekarang. Meskipun belum tentu. Tapi peluang Seravin untuk lepas memang besar. Peluangnya untuk pergi juga besar. Hal itu membuatnya bingung memilih. Mana yang harus ia pilih? Keduanya adalah hal dicintainya dengan tulus.
Ketika music berhenti, Alaric sadar dia terlalu larut dalam lamunan. Hari ini Seravin menari diiringi music yang asing ditelinganya. Jika biasanya wanita itu akan menari dengan angin yang mengiringinya, malam ini ia menari dengan riang dan memutar music lewat ponselnya. Alaric menikmatinya. Hanya terlalu larut dalam fikirannya ketika music mati dan sang penari duduk bersimpuh menatap rembulan. Memanjatkan doa tanpa suara yang jelas tak diketahui Alaric yang ada dibelakangnya.
'tuhan, terimakasih. Sekian lama aku menunggu waktu ini. sekian lama aku berharap lepas dari buaya buas itu. kini aku telah bebas.'
'tuhan, sampaikan terimakasih pada malaikat penjagaku yang tersembunyi. Aku tahu ia selalu mengikutiku kapan saja. Aku tahu ia ada disekelilingku'
Alaric mendengarkan dengan seksama. Sedikit terkekeh mendengarnya menyebut "malaikat penjaga yang tersembunyi". Alaric jadi merasa tersindir. Selama ini ia yang selalu menjaganya dengan sembunyi-sembunyi.
Sama sekali tak berfikir Seravin akan menyebutnya seperti itu. ia jadi berbangga hati. Semua fikiran yang berkecamuk hilang seketika. Namun begitu mendengar doa Seravin selanjutnya, ia tersedak ludahnya sendiri. Hingga terbatuk-batuk meninggalkan tempat itu dengan hati dan sekujur tubuh yang bergetar.
'tuhan, aku mencintai malaikat penjagaku yang tersembunyi. Biarkan aku bersamanya'