part 18

1.9K 70 6
                                    

Haii, aku update lagi jangan lupa vote sama comment yang banyak yaaa ditunggu..
Sori kalo banyak typonya,
Enjoy it.

Angelina POV
Aku duduk di balkon apartemen kami ini sambil memandandangi kendaraan yang masih berlalu lalang di jerman. Pikiranku mengarah pada arah lain. Aku memikirkan gadis kecil itu. Dia sangat mirip dengan anak yang ku mimpikan. Pipinya chubby mata yang indah... Mungkin..  Jika rey memilih bayinya, anakku akan terlahir bahagia memiliki ayah seperti rey, nenek yang mencintainya dan kakaku yang menyayangi anakku. Rasanya anakku sangat dekat denganku walaupun anakku sudah tiada.

"mikirin apa hm? " rey datang tiba tiba dan memelukku dari belakang

"gak kok" aku menghapus bekas air mataku tadi

"kamu nangis? "

"eh, engga kok rey"

"jangan bohong sayang, aku tau kamu nangis. Tapi gara gara apa? Apa aku ngelakuin kesalahan? Dan tadi di rumah ranti kamu juga nangis alasan kamu kelilipan padahal itu kamu nangis kan sayang? "

Aku membalikkan badanku dan memeluk rey dengan erat
"aku kangen anak kita rey... Dan tadi aku ngeliat kania kaya ngeliat anakku sendiri, mungkin kalo aku nyusul dia aku bakal bahagia rey"

Ia melepas pelukanku kasar dan menatapku tajam. Aku menatapnya bingung. Kenapa dengannya?

"kamu bilang aku egois. Tapi sebenernya kamu yang egois ngel! Kamu selalu mikirin kamu sendiri! Sedangkan aku?!  Kamu gak liat dari posisi aku ngel?! "
Bentaknya. Kau tau? Aku tak suka dibentak?. Aku menangis sesenggukan. Ya sepertinya aku yang salah, aku gak pernah ngertiin rey.

"m-maafin aku rey, aku masih gak bisa nerima kejadian ini. Maafin aku rey" aku melihat dengan jelas matanya yang penuh kilatan amarah itu

"udahlah, aku mau tidur"

Aku tersentak. Apa ia masih marah padaku? Ia beranjak pergi ke kasur dan mulai memejamkan matanya. Aku mengikutinya dan membaringkan badanku ke kasur.

"sayang, " panggilku

Hening.

Aku menghadap kearahnya tetapi ia malah membelakangiku. Rey masih marah ya? Aku kan udah minta maaf. Ish, kesel asdfghjkl!!!  Aku ikut membelakangi rey dan mengerucutkan bibirku kesal dan memejamkan mataku untuk tidur.

Pagi ini aku sudah mempersiapkan sarapan untukku dan rey.

"morning sayang" ucapku tersenyum manis

"...."

Jadi aku dicuekin?! Ihhh, oke fix aku juga bakalan ngecuekin dia.
Aku menyodorkan makanan  yang tadi ku buat pada rey tanpa suara. Ia mengambilnya dan mulai memakannya. Setelah selesai melahapnya, ia mulai mengambil makanannya lagi. Apa ia masih lapar? Astaga, perutnya sangat besar. Lamunanku buyar saat ada yang menyodorkan piring padaku aku menatapnya heran dan ia menunjuk piring dengan dagunya. Aku menggelengkan pala ku. Ia menarik piringnya dan mengambil sendok. Untuk apa? Jawabanku terjawab setelah ia menyodorkan sendoknya padaku aku ingin menolak tetapi matanya sangat tajam membuatku bergidik ngeri. Aku turuti saja perintahnya. Yahh sarapan ini hanya ada suara sendok dan piring yang beradu, aku sudah malas beragumen dengannya ia saja gak ngerespon omonganku tadi.

'bipbipbipbip' suara dering telpon ku berbunyi aku menggeser warnah hijau di layar hp ku

"hallo ma? "

"pokoknya mama marah ya sama kamu lin!! " teriak mama dari sana. Aku menjauhkan hp ku dari telingaku karena suara yang melengking itu

"emangnya kenapa ma? " tanyaku polos

"kamu tanya kenapa?! Harusnya mama yang tanya kamu kenapa?!  Kenapa kamu gak telfon mama. Mama khawatir banget lin sama kamu, kamu kan udah janji sama mama bakal telfon kalo udah sampe disana" cerocos mama ku

"lin lupa ma...  Lagian pas lin sampe sini lin ketiduran dan lupa telfon mama. Maafin lin ya ma"

"iya iya, eh gimana gimana?! " tanya mama ku

"gimana apanya? "

"gimana untuk buat cucu mama?"

"ihhh mama, kesel deh.. " teriakku yang dibalas kekehan dari mama

"mama kan udah tua lin, mama mau cucu lagi. Kamu usaha sama doa ya lin, oh iya gimana kabar rey? " mendengar nama rey membuatku mood ku turun saja.

"kamu baik baik aja kan sama rey, lin?" mama tau aja sih kalo aku lagi berantem sama rey

"engg, anuu...  Iya kok mah lin sama rey baik baik aja" bohongku. Terpaksa.

"serius? " kutebak jika ia disini pasti ia akan mengeluarkan jurus mata nya itu.

"i-iya ma" gugupku

"kalian ini gimana sih, seharusnya kalian di sana tuh happy bukannya malah berantem kaya gini, pasti kamu kan lin?! "

"ihhh, mama kok nuduh lin sihh?!  Lagian dianya aja aku udah minta maaf tapi dia masih aja ngediemin aku" upss, ketauan dehh gawat ini!!

"tuhkan mama tuh tau lin kalo kamu ada masalah dari tadi tuh feeling mama gak enak makanya mama telfon kamu"

"iya nanti bakal lin usahain supaya gak berantem lagi sama rey"

"kabar mama, papa sama ka ariel gimana? "

"kabar mama dan yang lainnya baik kok kamu gak perlu khawatir"

'drep'
Astaga, kenapa lampunya mati?! Apa mati lampu? Kok bisa? Aku takut...

"m-ma lin tutup dulu ya bye" aku langsung menutup telfon mama tanpa menunggu balasannya.

"rey!! " teriakku. Dahiku mulai berkeringat karena ketakutan. Aku meraba benda benda disekitar ku dengan susah payah

Aku menggigit bibir bawahku menahan tangis. Kemana rey? Apa ia pergi? Kenapa aku tak diajak? Ia kejam sekali!!
Tiba tiba ada tangan besar yang menyekap mulutku.

"hmpptt.. Hmmpptt" aku berusaha berontak tapi bekapan itu sangat kuat.

Bagaimana ini? Aku belum mengucapkan pesan pesan terakhirku pada rey. Gimana kalo nanti dia nyari aku? Aku benar benar takut!!

"shiapha khamhu" aku berbicara dengan mulut yang dibekap

"ssttt... "suara itu sangat familier di telingaku. Tapi siapa?

"rey..  Aku takut.. " air mataku sdah mengalir darutadi

"i'm sorry" eh? Kok seperti suara rey? Kenapa penculiknya suaranya kaya rey? Jangan jangan... Aku menoleh kebelakang.

"ASTAGA!! "

"REYYY?!!! " lanjutku terperangah

Lampunya tiba tiba menyala dan rey memelukku dengan erat.

"maafin aku.." aku membalas pelukannya dan mengelus punggungnya

"apologized accepted"

"aku juga minta maaf rey, aku egois dan gak pernah ngerti kamu"

"aku paham kok kamu masih belum nerima kenyataan ini ngel, tapi aku bakal bikin kamu bisa nerima keadaan ini"

Aku mengangguk anggukan palaku dipelukannya

"i love you reyy" aku mempererat pelukannya

"i love you too sayang"

Bibir kami pun saling bersentuhan.

Challenge In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang