Part 43

3.4K 74 7
                                    

Hai hai hai... Maaf semaaf maafnya orang minta maaf karena baru update sekarang.. Bikos aku banyak PR. Sekali lagi maaf :') yang malmingannya baca wattpad selamat membaca..


























“Kamu jadi nganterin aku gak?” tanyaku sambil mengoles mentega pada roti.

Rey meminum teh hangatnya dan berkata, “I'm sorry sweety, aku ada meeting jam 5 nanti dan kemungkinan aku akan pulang jam 7 malam”

Kuulas senyum simpulku, “Gakpapa kok, lagian kamu pasti banyak kerjaankan? Inget jangan terlalu capek dan makan tepat waktu” ingatku padanya.

Rey bangkit dari duduknya setelah selesai sarapan dan mengecup keningku lama. Aku mencium punggung tangannnya sambil tersenyum.

“Iya kamu juga, jangan ngerjain hal hal yang berat”

Tanganku kulayangkan pada ujung pelipisku, tersenyum empat jari.

Take care sayang!” Seruku seraya melambaikan tangan ketika mobilnya sudah menyala dan melaju. Rey tersenyum perlahan lahan hilang dari penglihatanku.

.
.
.

Gorgeous
You should take it as a compliment
That I got drunk and made fun of the way you talk
You should think—

“Hallo?” Sapaku diawal sambungan telepon.

“Hallo swetty, aku cuma mau bilang hari ini kamu dianterin Rio gakpapakan?”

“Iya, gakpapa kok”

“Beneran?”

Aku memutar bola mata malas,
"Cius, ya udah kamu balik kerja sana aku mau bantuin bik Evi"

Ada jenak sebelum ia berkata,
“Apa?! Kamu ngapain?!” teriaknya pas masuk kedalam gendang telingaku.

Aku menjauhkan ponsel dari telingaku dan mengelus pelan.
“Aku bantuin bik Evi ngangkat barang. Barangya tuh ya gede banget Rey bik Evi aja sampe kewalahan apalagi—”

Tut.

Aku menghendikkan bahuku acuh. Niatnya tadi aku ingin menggoda Rey, tapi akhirnya malah kaya begini, ya sudahlah.

Aku melangkah kedapur membantu bik Evi memasak.

“Udah selesai kan Bik?” Tanyaku setelah selesai mencuci tangan.

Bik evi mengangguk, “Udah non”

“Aku mau ganti baju dulu ya, mau senam” aku memberitahu Bik evi dan berjalan kekamar untuk mengganti baju.

'BRAK'

Aku terperanjat kaget mendengar debuman yang sangat keras dari luar walk in closet. Astaga, ulah siapa itu pasti besok aku harus memperbaiki pintu itu.

Aku keluar dari walk in closet dan terkejut lagi karena ada badan tegap yang membelakangiku menghadap balkon.

“R-rey? Kamu ngapain disini? Bukannya kamu masih kerja?” Tanyaku bingung. Atau mungkin ada berkas yang tertinggal?

Badan tegap itu berbalik dan wajahnya menatapku garang. Aku meringis melihatnya,
“Aku udah kasih tau kamu kan kalo kamu jangan ngerjain hal yang berat Angelina monatary!” bentaknya.

Air mataku turun dengan sendirinya deras, “Ak-aku gak ngelakuin yang berat kok Rey, aku cuma bantuin bik Evi masak”

Alis tebal Rey menukik sebelah,
“Bukannya tadi kamu bilang bantuin bik Evi ngangkat barang?”

Challenge In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang