Daughter (3) [Jungkook]

7.5K 872 90
                                    

Lelaki berpakaian casual itu masih tetap berlari menerjang jalanan. Ia seolah tak peduli lagi siapa yang ia tabraki di jalan, siapa yang ia dorong karena menghalangi jalannya karena saat ini yang ia fikirkan hanya satu, keadaan anaknya.

Ia adalah seorang pelari yang cepat, tetapi berkat keadaan yang genting seperti ini speed larinya semakin cepat. langkah cepatnya terhenti ketika ia sampai di halte bus.

Napasnya tersenggal-senggal dan berhembus dengan intonasi yang lambat-lambat. Jungkook memegang dadanya yang bergemuruh, kemudian meraih sesuatu di dalam sakunya. Ia mencari sesuatu dipapan datar benda persegi panjang miliknya, hingga ia menemukan apa yang ia cari.

Kontak Jiseok.

Jarinya sudah siap menekan kontak tersebut sampai ia teringat sesuatu, "Aku sidang skripsi hari ini."

Ia mengurungkan niatnya, menekan tombol kecil di bagian atas ponsel lalu menyimpannya lagi di saku celananya.

Namun bus tak kunjung datang, Jungkook yang notabenenya bukan seseorang yang suka menunggu pun tanpa ba bi bu lagi sudah meninggalkan tempat itu. Pandangan tajamnya meneliti kesana kemari hingga ia menemukan sebuah taxi berhenti di depan sebuah butik ternama.

BRUAK

"Ahjussi, tolong antar saya ke Seoul Hospital." Pintanya sambil menutup pintu.

Namun, seseorang di balik kemudi itu malah memandangnya aneh dan sedikit tidak suka.

"Anak muda, taxi ini sudah disewa,"

"Jebal ahjussi... Ini sangat genting." Bujuk Jungkook sambil merapatkan kedua tangannya.

"Tidak bisa! Kau pikir ini taxi kakekmu?"

"Ini genting ahjussi.. Anak—"

"Ommo!" tiba-tiba seorang wanita muda melonjak kaget ketika membuka pintu taxi dan mengetahui taxi yang sebelumnya ia sewa tengah di duduki oleh seorang pria muda yang, tampan.

"S-siapa k-kau? Mengapa berada di dalam taxi ku?"

Jungkook kemudian dengan sigap memegang jemari wanita itu yang tengah menggenggam goodie bag.

"Agassi. Ku mohon— Biarkan aku menggunakan taxi ini. Aku yang akan membayar biayamu menaiki taxi ini dan, ahjussi. Aku akan membayar lebih. Cukup antar aku ke rumah sakit, kumohon."

Jungkook mengedip-kedipkan matanya ke arah bapak penyupir taxi yang membuat bapak tua itu langsung mengalihkan pandangannya, mungkin risih dengan aegyo -gagal- Jungkook. Jungkook sedikit terkesiap, sampai kemudian ia mengalihkan kembali pandangannya ke arah wanita yang tengah ia genggam tangannya.

Lelaki berkemeja putih sedikit transparan itu sedikit heran dengan wanita di depannya, pasalnya ia melihat dirinya dengan mulut terbuka dan mata bulat lucu yang tak berkedip. Sepersekian detik Jungkook pun sadar, wanita itu tertarik padanya. Ahh dia bersyukur sekali memiliki wajah yang tampan.

Sebuah bola bolham muncul di atas kepalanya, ia memiliki ide.

"Ah, ne." Jungkook mengambil secarik kertas kecil didalam tas kuliahnya beserta bulpoint dan menulisakan beberapa digit angka di atasnya.

"Ini nomorku, hubungi aku nanti nona manis."

Manjur! Pipi wanita itu merona.

Dengan malu-malu ia meraih kertas kecil itu dari tangan Jungkook.

Sebenarnya itu bukan nomor Jungkook, itu nomor Jiseok.

"Eee— K-kau benar-benar memberikan kontakmu kepada-k-ku?"

BANGTAN DADDY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang