Chapter 1

13K 725 14
                                    

.

.

Seoul..

Cuaca pagi yang cerah secerah wajah seorang namja bermarga Jeon yang tengah asik berolahraga – joging – di sekitar perumahannya. Banyak yang sedang melakukan aktivitas yang sama dengan namja Jeon itu, mengingat hari ini adalah hari libur.

Jeon Jeongguk tapi lebih sering dipanggil Jungkook, namja imut yang tengah ber-joging ria didepan perumahannya. Banyak yeoja yang terkadang mencari kesempatan untuk berbicara dengan Jungkook. Jungkook membalas sapaan dari para yeoja itu dengan ramah.

Jungkook sangat murah senyum terhadap siapa saja. Ia sangat ramah meski pada orang yang tak dikenalnya. Meski terlihat ramah dan baik terhadap siapapun, tak disangka Jungkook memiliki beban hidup yang sangat berat.

Keluarganya sedikit bermasalah. Ah.. tidak sedikit. Mungkin memang bermasalah. Kedua orang tua Jungkook sering bertengkar. Hampir setiap hari, saat ayah Jungkook pulang terlambat, saat itu juga pertengkaran selalu terjadi.

Jungkook frustasi. Ia butuh hiburan. Ia butuh ketenangan. Ia butuh ketentraman jiwa. Jungkook butuh kasih sayang kedua orang tuanya. Sudah lama ia tak mendapatkannya. Ketika masih duduk di kelas 4 sekolah dasar hingga sekarang kelas 1 smp, hanya pertengkaran yang selalu dilihat Jungkook setiap harinya.

Jungkook hanya bisa menghibur diri dengan sesekali berjalan diluar rumah. Dan beraktivitas seperti yang lainnya, joging misalnya.

Cklek!

Jungkook menutup pintu rumahnya. Jungkook menyeka keringat yang bercucuran karena jogingnya hari ini.

"APA KAU TAK BISA MELAKUKAN HAL YANG LAINNYA, HUH?! SELALU SAJA BERTANYA HAL-HAL YANG TAK PENTING!"

"ITU BUKAN HAL YANG TAK PENTING! ITU HAL YANG SANGAT PENTING! KENAPA KAU SELALU PULANG TELAT?! APA KAU PUNYA SIMPANAN DILUAR SANA, HUH?!"

Jungkook menoleh kearah tangga dimana suara teriakan antara appa dan eommanya berasal. Jungkook hanya menghela nafas rendah mendengar teriakan itu. Terlihat appa Jungkook – Jeon Ryuhwan – berjalan menuruni tangga diikuti dengan eommanya – Jeon Jaein.

"SUDAHLAH, EOMMA! AKU TAK INGIN MEMBAHAS HAL ITU!" ucap Ryuhwan.

"HAH! KAU PASTI PUNYA SIMPANAN, KAN?! SIAPA?! KATAKAN SIAPA ORANGNYA?!" ucap Jaein terus mendesak.

"AKU SUDAH BILANG, AKU TAK INGIN MEMBAHAS HAL ITU! KENAPA KAU SELALU MENDESAK DAN MENUDUHKU YANG TIDAK-TIDAK, HUH?!" ucap Ryuhwan sengit.

"KARENA, HANYA ITU ALASANNYA KAU SELALU PULANG TELAT SETIAP HARI! KAU PASTI PUNYA SIMPANAN DILUAR SANA!" ucap Jaein tak kalah sengitnya.

"AKU BILANG, AKU TAK INGIN MEMBAHAS HAL ITU! LAGIPULA AKU TAK PUNYA SIMPANAN DILUAR SANA! AKU PULANG TELAT, KARENA AKU KERJA! KERJA UNTUK KELUARGA KITA! UNTUKMU MA!" ucap Ryuhwan yang semakin kesal dengan tingkah sang istrI.

"BOHONG! KERJA APA SETIAP HARI PULANG TELAT KALAU TAK KE TEMPAT SIMPANANMU!" ucap Jaein semakin menjadi.

"Eomma, appa, geumanhae jebal. Apa kalian tak bisa bicara secara baik-baik? Aku sudah lelah mendengarnya." ucap Jungkook yang sudah tak tahan melihat kedua orang tuanya yang saling berteriak.

"KAU DENGAR ANAKMU ITU! DIA MELIHAT SAJA SUDAH LELAH, APALAGI AKU?! AKU SUDAH LELAH SEPERTI INI TERUS-TERUSAN!" ucap Ryuhwan dengan wajah lelah.

"MEMANGNYA APPA SAJA YANG LELAH, AKU JUGA LELAH! TAPI APPA SELALU SAJA MEMBUAT PERTENGKARAN INI SETIAP HARI!" ucap Jaein dengan memasang wajah garang.

"AH SUDAHLAH! AKU MUAK MENDENGAR OMELANMU SETIAP HARI!" ucap Ryuhwan mengambil jas dan berjalan keluar.

"NEO EODINYA?! MASALAH KITA BELUM SELESAI!" ucap Jaein sambil menyusul Ryuhwan yang hendak masuk kedalam mobil.

Mian, Gomawoyo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang