Chapter 26

3.5K 405 174
                                    

"Jungkook-ah.."

"Jungkook, ireona."

Samar-samar telinga Jungkook menangkap sebuah suara yang memanggil namanya. Ia juga merasakan badannya digoyang-goyang.

Aku bisa merasakan tubuhku. Syukurlah.

"Jungkookie.. Ireonayo jebal. Jangan membuat hyung cemas."

Kini suara yang lain tertangkap telinga Jungkook. Ia bisa merasakan tangan kanannya yang di pegang oleh seseorang.

"Jungkookie jebalyo."

Namjoon hyung??

Jungkook ingin sekali membuka matanya ketika mendengar suara Namjoon. Tapi kedua matanya seakan menolak untuk terbuka. Jungkook benar-benar berusaha mengambil alih tubuhnya yang seakan telah di kendalikan oleh orang lain.

Namjoon hyung. Tolong aku. Aku tak bisa membuka mataku.

"Kookie-ya.. buka matamu. Jangan menutup matamu begitu lama.. jebalyo.. hiks.. jebalyo, Kookie-ya.. hiks."

Perlahan-lahan, Jungkook berhasil membuka matanya. Ia bisa melihat Namjoon yang menatapnya dengan pandangan cemas. Air mata bahkan menghiasi wajah Namjoon.

"Akhirnya kau sadar juga, Jungkook-ah. Syukurlah." ucap Yoongi dengan tersenyum lega.

Jungkook mendudukkan dirinya diatas tempat tidurnya. Ia menatap Namjoon yang masih menatap dengan derai air mata.

Greb!

"Jangan menutup matamu seperti itu lagi, Kookie-ya.. hiks. Andwae. Hyung.. hiks.. tak ingin melihatmu.. hiks.. menutup mata seperti itu lagi.. hiks."

Namjoon memeluk Jungkook dengar begitu erat. Isakan masih terus terdengar dari bibir Namjoon. Jungkook membalas pelukan erat dari hyungnya itu. Mengusap dan menepuk punggungnya dengan pelan. Mencoba menenangkan hyungnya itu.

"Mianhae, Namjoon hyung. Sudah membuatmu secemas ini. Mianhae." ucap Jungkook sambil mengusap punggung Namjoon.

Namjoon melepaskan pelukannya dan menatap Jungkook sangat dalam. Mencoba menyalurkan rasa sayangnya pada Jungkook. Meski tersirat rasa sedih dam takut kehilangan yang begitu mendalam. Namjoon tak ingin sosok kelinci manis di depannya ini pergi dari hidupnya. Tidak, Namjoon tidak ingin.

"Aku menghubungi Namjoon ketika kau tak kunjung bangun saat kubangunkan. Awalnya, aku ingin membawamu kerumah sakit. Tapi aku tau kau tak akan mau di rawat di rumah sakit." ucap Yoongi.

"Gomawo, Yoongi hyung." ucap Jungkook dengan menampilkan senyum manisnya.

Pletak!

"Akh-!!"

Pekikan Jungkook lolos begitu sebuah jitakan mendarat di kepalanya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan hyungnya sendiri.

"Ya! Kenapa kau selalu membuatku khawatir, huh?! Aish, jinjja! Kau harusnya meminum obatmu dengan teratur, Jungkook-ah! Kenapa kau selalu melupakannya?! Huh?! Aish! Aku benar-benar bisa gila jika seperti ini!" gerutu Namjoon dengan bubuhan omelan di awal.

"Haha.. mianhaeyo, hyung. Haha.."

Jungkook tak bisa menahan tawanya ketika melihat Namjoon yang mengomelinya. Hyungnya itu jarang menampakkan ekspresi marah dengan mengomel seperti ini. Dan masih teringat jelas, tingkah Namjoon yang sedikit berbeda tadi pagi.

"Ya, kau berani menertawakan ku, huh? Dasar kelinci nakal!"

Jungkook sudah menutupi kepalanya ketika Namjoon mengangkat tangannya untuk menjitak kepalanya. Ia bahkan sudah menutup matanya dengan erat. Tapi setelah beberapa detik, Jungkook tak mendapati apapun. Ia membuka matanya perlahan-lahan.

Mian, Gomawoyo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang