Chapter 7

30.9K 2K 7
                                    

"Kau baik-baik saja sekarang?"

"Iya." Emilio menjauhkan tubuhnya dari Jennifer. Mereka berpelukan begitu lama tadi.

Emilio berusaha menenangkan Jennifer. Dia tak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi yang jelas dia peduli. Dia peduli pada Jennifer.

"Maaf, aku sudah membuat bajumu..." Emilio menangkup pipi Jennifer dengan kedua tangannya.

"Jennie, aku tak peduli dengan bajuku yang basah atau kotor atau apapun. Kau yang aku pedulikan. Ingatlah itu." Jennifer menganggukkan kepalanya pelan.

Beberapa saat kemudian, Emilio bisa melihat Jennifer yang menguap. Emilio tersenyum, sadar bahwa perempuan itu sudah mulai mengantuk.

"Kau sudah mengantuk. Tidurlah."

"Iya." Emilio berdiri dan berjalan menuju pintu. Saat dia akan membuka pintu, dia membalikkan badannya dan melihat perempuan itu yang melihatnya dengan mata sedih. Dia rasa perempuan itu masih sedih sekarang.

"Mau kutemani?" Emilio bisa melihat Jennifer yang tampak berpikir sejenak dan setelah itu Jennifer menganggukkan kepalanya pelan.

Emilio berjalan menghampiri perempuan itu, masuk ke dalam selimut dan memeluk perempuan itu.

"Tidurlah, Jennie. Aku akan menjagamu."

***

Emilio terbangun dari tidurnya di tengah malam. Dia merasa tenggorokannya agak kering dan melihat ke meja, sadar bahwa botolnya kosong.

Emilio keluar dari kamarnya dan berencana untuk mengambil sebotol lagi untuk dia bawa ke kamar. Tapi sebelum itu, dia berencana untuk mengecek keadaan Jennifer.

Dan saat dia masuk ke kamar, dia bisa melihat perempuan itu menangis.

Dia bertanya pada perempuan itu apa yang terjadi. Ternyata perempuan itu memimpikan orang tuanya yang sudah meninggal. Dia bahkan baru tau bahwa Jennifer sudah tak punya siapa-siapa. Dia bahkan tak tau apa-apa tentang Jennifer, dan dia tau bahwa hilangnya dirinya dalam hidup perempuan itu pasti menambah penderitaannya.

Saat dia melihat perempuan itu meneteskan air mata, saat itu juga hatinya seperti teriris-iris. Dia memeluk tubuh perempuan itu, membiarkan perempuan itu melampiaskan segala kesedihannya pada dirinya.

Dia berkata pada perempuan itu bahwa dia akan menjaganya dan memang itu yang akan dilakukannya. Dia akan menjaga perempuannya.

***

Emilio terbangun dari tidurnya dan melihat ada perempuan yang tertidur di sampingnya. Emilio tersenyum dan mengecup puncak kepala perempuan itu.

Betapa dia merindukan Jennifer. Bagaimana pun caranya, dia akan mendapatkan perempuan ini lagi. Dia tau dia bersalah di masa lalu dan dia akan memperbaiki semuanya.

"Emilio!" Emilio bisa mendengarkan suara ibunya yang memanggilnya. Kali ini dia benar-benar malas untuk bergerak. Bagaimana tidak? Ini pertama kalinya dia bisa merasakan kenyamanan yang begitu besar. Memeluk Jennifer dalam jangka waktu yang lama sangatlah nyaman bagi dirinya.

Suara ibunya semakin terdengar dan beberapa saat kemudian, ibunya membuka pintu kamar Jennifer.

"Jennifer?" Emilio bisa melihat ibunya yang membuka pintu kecil dan mengintip ke dalam.

"Emilio! Apa yang kau lakukan?!" Saat ibunya melihatnya disana, ibunya langsung membuka pintu lebar-lebar dan masuk ke dalam.

Emilio bisa merasakan tubuh yang dipeluknya itu bergerak dan membuka matanya perlahan-lahan.

"Ayo! Cepat turun! Kau benar-benar tidak sopan, Em!" Ibunya menarik tangannya untuk segera berdiri dari tempat tidur.

"Mom, kau menggangguku dan Jennie." Emilio bisa melihat Jennifer yang menutupi wajahnya dengan selimut. Dia tau perempuan itu pasti sangat malu sekarang.

"Aku dan Jennie sudah besar, Mom. Kita tau..." Tiba-tiba saja ayahnya datang dan menyela ucapannya.

"Apa yang terjadi?"

"Lihatlah, Ethan. Emilio dengan lancang memeluk Jennifer. Mereka tidur..."

"Oh, ayolah, Ash. Anakmu sudah dewasa. Dan lagipula Jennifer adalah kekasihnya, bukan? Lagipula dulu kau juga melakukannya denganku bahkan sebelum kita..." Emilio bisa melihat ayahnya yang tersenyum licik.

"Ethan!!"

"Apa?" Emilio tertawa kecil saat mendengar orang tuanya bertengkar.

"Ashley." Saat mendengar suara keluar dari mulut Jennifer, ketiga orang lain di ruangan itu menolehkan kepalanya menghadap ke Jennifer.

"Emilio tidak lancang. Sebenarnya kemarin aku mendapat mimpi buruk dan Emi menawarkan padaku untuk menemaniku." Jennifer berusaha menjelaskan pada Ashley. Dia tau bagaimana perasaan Ashley, Ashley sangat memahami perasaan seorang perempuan.

Ashley menghela napas singkat.

"Baiklah. Aku tau kalian sudah dewasa dan aku tidak akan melarang. Aku tau kalian tau mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tapi ingat, Emilio, aku tidak mau kau berbuat jahat padanya. Walaupun kau anakku, aku pasti juga akan berpihak pada Jennifer jika kau bersalah." Ashley memberi kedipan singkat pada Jennifer, disambut tawa Jennifer.

"Terdengar tidak adil untukku. Tapi aku akan melakukannya. Aku tak akan berbuat jahat pada Jennie, Mom."

"Sekarang kalian berdua turunlah. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kalian."

"Baiklah, Mom."

"Baiklah, Ash."

Next update: tomorrow 🌷

Lovely Bet [LS #2] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang