12. Ditolak

31.9K 2.8K 156
                                    

"Will you be mine Alea Vredica?" tanya Keano sambil mengalihkan pandanganya menjadi menatap Alea dalam. Sedangkan Alea, gadis itu diam dan menatap bimbang kearah Keano.

Alea menghembuskan nafasnya gusar, apa yang harus dia jawab? Sedangkan dia masih ragu terhadap laki-laki itu. Tapi mau tidak mau dia harus menjawabnya, "Sori Ke, gue nggak bisa."

Jantung Keano rasanya mencelos ingin keluar, tapi dengan berat hati dia harus memahami keputusan Alea bahwa gadis itu belum bisa menerimanya. Jadi Keano harus masih terus berjuang untuk mendapatkan hati gadis itu.

Berarti gue harus berjuang, perjuangan gue kemarin dan tadi masih belum dilihat. Batin Keano.

"Yaudah nggak pa-pa Al, gue ngerti kok. Kalau gitu lo ke kelas aja nanti lo dihukum kayak gue lagi." jawab Keano.

Ada perasaan aneh saat Alea mengucapkan kalimat tadi, rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya. "Tapi Ke?" ucap Alea terpotong karena tiba-tiba Keano tersenyum dan mengacak rambut Alea pelan.

"Nanti dihukum nangis," ucap Keano.

Hal itu tambah membuat hati Alea bimbang, tapi mau bagaimana lagi? Toh dia juga masih ragu dengan Keano jadi dia tetap pada pendiriannya, tetap menolak Keano.

"Yaudah gue balik dulu ya." pamit Alea dan dibalas Keano dengan anggukan kepala.

****

"Anjirrr!!! Yatuhan Alea. Lo orang terbego deh!" geram Tere sambil menjambak rambutnya sendiri. Sedangkan Alea menatap sahabatnya itu bingung.

"Kenapa sih Ter? Emang salah kalau gue nolak Kea---" ucapan Alea terpotong begitu saja oleh gebrekan meja yang ditimbulkan oleh Tere.

"Ya jelas lo salah lah Alea sayang! Lo serius nolak Keano?? Hellow dia tuh cowo idaman fix!" keluh Tere gemas sendiri.

"Ya terus kenapa kalau idaman? Apa gue harus nerima dia kalau gue tetep nggak punya rasa sama dia?!" jawab Alea yakin.

"Lo bohong!" tegas Tere.

"Bohong apalagi sih Ter? Gue tuh nggak suka sama Keano!" jawab Alea ketus.

"Terserah lo deh Al, awas aja kalau sampai lo suka sama Keano, gue suruh lo nggak boleh nangisin Keano kalau dia sama cewe lain." ucap Tere ketus.

"Itu nggak bakal Ter, udah ah gue mau ngerjain tugas dulu." Alea kembali menfokuskan dirinya mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh gurunya tadi.

Ah nih anak terlalu polos atau gimana sih?!, heran Tere dengan sikap Alea. Sudah jelas-jelas Keano itu tipe cowo idaman.

***

Keano memejamkan matanya diatara lipatan tangannya, sulit sekali mendapatkan hati seorang hati Alea. Kini dia pusing sendiri mau melakukan apa, kepalanya pening dan sepertinya minim sekali untuk Alea mau menerimanya.

Cowo itu langsung terbangun dan menatap kearah Anta yang sibuk bermain mobile legend dihapenya.

"Nta, putus cinta rasanya gimana?" tanya Keano dengan lesu.

Anta meletakkan ponselnya diatas meja dan menoleh kearah Keano. Anta berpikir sejenak, pasalnya dia belum merasakan namanya putus cinta, boro-boro putus cinta. Gebetan aja tidak punya. Padahal Anta itu termasuk golongan cogan.

"Kalau katanya temen gue sih, rasanya nyesek kayak ditusuk pakek panah. Tapi itu terlalu lebay bagi gue," ucap Anta dengan menghendikkan bahunya acuh.

Kini cowo itu menatap Keano dengan pandangan meneliti, "Jangan bilang lo ditolak sama Alea?!" tebak Anta dan nyatanya itu memang benar adanya.

Keano menghela nafasnya, dia mengangguk pasrah, "Iya, gue ditolak. Padahal gue tuh beneran cinta sama Alea." jawab Keano dengan gregetan sendiri.

"Kalau emang beneran cinta tuh buktiin, jangan cuma obral omongan doang." ucap Anta yang membuat Keano berpikir.

Perasaan gue udah buktin deh, kurang apalagi sih? pikir Keano.

Apa yang hari ini Keano alami membuatnya benar-benar pusing dan malas untuk melakukan apapun. Dimulai dari dihukum, dan sampai ditolak Alea, membuatnya secara tidak langsung merasakan sesak dihatinya. Bagiamana tidak? Orang yang disuka ketika sudah menyatakan rasa malah ditolak? Tapi kalau tidak diungkapkan pasti dikatai cowo tidak peka?. Keano pusing sendiri ketika mengingatnya.

***

Waktu sekarang tengah menunjukkan jam istirahat, keberadaan Keanolah yang paling dinanti dan dicari siswi yang ada dikantin.

"Masih kelas 10 lo udah banyak fansnya. Gimana kalau udah kelas 12?" celetuk Anta yang berjalan disamping Keano dengan memasang wajah datar ala dirinya.

"Mana gue tahu," jawab Keano santai, dia tidak tahu berapa lama dia akan disekolah ini dan dikota ini. Pasti ada waktunya dia kembali.

Kedua laki-laki itu pun menuju ketempat duduk yang berada diujung pojok kantin, Keano itu tidak suka yang namanya keramaian, dan tidak suka yang namanya cari perhatian. Tapi banyak siswi yang cari perhatian kepadanya.

"Gue denger-denger Gara itu musuh lo ya?" tanya Anta.

Keano yang baru saja mendudukkan pantantnya itu seketika langsung menoleh kearah Anta. "Musuh apaan?"

"Ya nggak tahu, tapi katanya dia musuh lo." jawab Anta.

Keano tertawa, "Sok tahu banget lo,"

"Nggak usah sok ketawa, gue tahu lo lagi sakit hati." ucap Anta miris.

"Bangsat."

Tiba-tiba ada yang duduk disebalah Keano, hal itu membuat Anta dan Keano refleks menoleh kearah sumber objek.

"Gue kira dedemit," dengus Keano dan kini dia kembali pada aktivitas asalnya.

"Jahad lo Ke, ada kakak kelas lo cuekin gitu." ujar Anta.

"Apa? Lo mau nyomblangin gue sama dia?!" tanya Keano tajam kepada Anta.

"Enggaklah."

"Bagus, soalnya hati gue udah buat Alea." jawaban Keano membuat Tasya mengrucutkan bibirnya kesal.

"Coba aja lo nembak gue, pasti langsung gue terima." celetuk Tasya.

"Ngimpi lo ketinggian. Masa gue jadian sama mak-nya cabe-cabean? Ntar uang jajan gue habis cuma buat beliin lo gincu doang!" jawab Keano sarkastik kepada Tasya.

****

Jangan lupa VOTE dan KOMENNYA 💖

Follow ig @meitiya_
Dan pastinya bakal ada info tentang update gaess

Perfect Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang