17. Fight!

26.8K 2.7K 118
                                    

Aku marah dan aku kecewa terhadapmu, tapi bukan berarti aku membiarkan orang yang aku cintai terluka.

----------------

BUGH!

Dengan tiba-tiba Keano menghajar wajah Gara hingga babak belur, dia mencekal krah baju seragam cowo itu dan langsung meninju Gara dengan membabi buta. Keano tidak takut dengan Gara---cowo bad boy dengan tampang dingin dan sekaligus menyandang status kakak kelasnya dan juga ketua OSIS itu. Yang hanya ada dipikirannya kenapa Gara membuat isu bodoh dirinya dengan Tasya yang tengah berjalan beriringan disebuah arena balapan. Dan berita itu langsung saja menggemparkan satu sekolah dan menyebutkan bahwa sekarang Tasya dan Keano resmi pacaran. Dan di arena balapan itu rumor yang beredar, Keano tengah merebutkan Tasya. Hellow, Keano saja masih susah move on gimana mau taken?!.

"Apa maksud lo buat berita murahan ples hoax kayak gitu ha?!" bentak Keano dengan menatap tajam wajah Gara yang berada didepannya.

Gara malah tersenyum sinis, "Kenapa? Takut kedok lo kebongkar karena selama ini lo diem-diem suka ikut balapan dan geng?" tanyanya dengan seringai.

Keano mengepalkan tangannya dan bersiap untuk menonjok wajah Gara tapi hal itu ditangkis cepat oleh Gara dan cowo itu gantian menghantam pelipis wajah Keano.

Keano jatuh terjungkal kebelakang, dia memegang pelipisnya yang sedikit berubah warna menjadi ungu dan memar. "Bangsat lo anjing!" umpat Keano.

Tanpa banyak bicara Keano bangun dan langsung memukuli Gara tanpa ampun sampai-sampai lelaki itu tidak bisa bisa berkutik lagi.

"Hehh apa-apaan ini?! Berhenti!!!" kepala sekolah yang sekaligus menjabat sebagai guru olah raga itu langsung menghentikan aksi perkelahian antara Keano dan Gara. Wajah kedua laki-laki itu sama, babak belur dan sedikit berdarah.

Pak Alifi langsung menjewer telinga Keano dan Gara seketika dua cowo itu mengaduh.

"Dijewer saja bisa mengaduh! Kenapa berantem nggak mengaduh?!" bentaknya.

Tatapan kepala sekolah itu berpindah ke arah Gara, "Gara! Kamu itu ketua OSIS! Apa ini contoh yang kamu berikan ha?!" bentaknya.

Gara hanya diam, sedangkan Keano menatap sinis laki-laki itu. Ingin sekali dia menempeleng kepala Gara! Kenapa ada modelan cowo seperti Gara disekolah ini.

"Kamu juga Keano! Kamu itu masih murid baru! Kenapa udah bikin ulah. Apa kayak gini kelakuan kamu disekolah yang lama?!" cecar Pak Alifi.

"Iya."

Pak Alifi geleng-geleng kepala mendengar jawaban Keano yang kelewat santai itu, kemudian dia melepaskan jeweran yang berada ditelinganya. "Saya permisi pak," pamit Keano kepada Pak Alifi. Keano berjalan menjauh dari tempat itu dengan memegangi wajahnya. Semua orang yang melihat Keano langsung menghindar dan menatap cowo itu ingin membantu. Tapi Keano malah menatap mereka dingin.

Keano berjalan melewati semua murid yang menatapnya, dia sedikit berlari sambil memegangi luka yang ada disudut bibirnya. Entah secara sengaja atau tidak, ternyata ada yang menabraknya dengan tiba-tiba.

"Akhh!" pekik Keano sakit.

"Eh sori, sori. Keano?! Wajah lo kenapa?" Alea menyentuh luka diwajah Keano dengan pelan.

"Biasa anak cowo, kalau nggak bonyok ya nggak laki." jawab Keano diiringi dengan kekehannya.

Alea menjitak Keano pelan, "Awwhh." dia mengaduh sakit.

"Sukurin, yaudah sini ikut gue!" tanpa menunggu persetujuan Keano justru Alea malah langsung menarik lengan cowo itu.

Keano tersenyum ketika melihat tingkah gadis itu.

Perfect Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang