11. Alea dan Tasya

32K 3K 144
                                    

Keano memarkirkan motornya di tempat parkiran yang terletak di samping lapangan, karena tempat biasanya sudah banyak yang menempati mengingat bahwa Keano datang terlalu siang. 

Keano melepaskan helemnya dan sedikit membenarkan letak rambutnya. Helm itu dia letakkan di atas jok tangki depan motor miliknya.

"Keano." panggil seseorang dengan menepuk pundak laki-laki itu kencang.

Alhasil cowok itu menolehkan kepalanya, "Eh? Siapa sih? Sok kenal." Keano berjalan melewatinya begitu saja.

Tasya ternganga lebar, "Anjirr gue udah dilupain. Hikss sakit hati hayati mas." ucapnya lebay.

"Lebay najis!"

"Jahad ya lo?" pekik Tasya.

"Bodo,"

"Ishh! Oh iya inikan hari ketertiban, kenapa lo nggak pakai dasi?!" ucapnya sambil meneliti pakaian Keano.

Karena gemas Keano menyentil jidat kakak kelasnya itu pelan. "Apaan sih? Jangan lihat-lihat!" ucap Keano.

"Awww!" ringis Tasya.

"Ya terserah gue dong. Lo nggak tahu gue siapa emang?!" tanya Tasya membuat Keano jengkel seketika.

"Siapa elo?!"

"Gue anak OSIS seksi Ketertiban! Mau apa lo?!" tanya Tasya dengan nyolot.

"Ya bodo amat, trus gue harus apa?" tanya Keano santai.

"Ikut gue sini!" Tasya menarik tangan Keano begitu saja, sontak laki-laki itu mengikuti langkah kaki cewek tersebut.

Diujung lapangan ada yang melihat dengan perasaan yang campur aduk.

"Tasya, sampai kapan lo mau bersikap kayak gini ke gue," ucapnya.

****

"Sekarang kenapa lagi Keano Alkenzo Aditama?!" tanya Bu Reka dengan mondar-mandir layaknya setrikaan dihadapan cowok itu.

"Lupa nggak pakai dasi." jawabnya.

"Kenapa nggak pakai dasi?" tanya Bu Reka.

"Ya allah Ibu, saya lupa kalau nggak lupa udah saya pakek tuh dasi," gumam Keano yang didengar oleh guru tersebut.

"Udah salah nyolot lagi. Mau jadi apa kamu Keano?!" bentak Bu Reka dengan berkacak pinggang.

Keano hanya diam, malah dia menatap tajam Tasya yang cengengesan di sampingnya. Ingin sekali rasanya Keano menggaplok gadis itu menggunakan penggarisnya Bu Ismi.

"Yaudah, maunya saya dihukum apa enggak?" ucap Keano jengah.

Bu Reka menatap Keano dari atas sampai bawah, sesekali dia memikirkan apa hukuman yang cocok untuk cowok itu. Kini tatapan Bu Reka beralih kesekeliling lapangan. Dan muncullah senyum sinisnya untuk Keano.

"Sekarang kamu pilih hukuman yang ibu ucapkan. Kamu lebih memilih menghitung batu kerikil yang ada di taman atau mengambil setiap tempat sampah yang ada disetiap kelas dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di belakang sekolah?!" ucap Bu Reka dengan senyum puasnya.

Sengaja nih guru, batin Keano.

"Jadi kamu pilih ya mana Keano?" tanya Bu Reka.

"Ayo Ke kamu pilih yang mana? Ngitung kerikil atau buang sampah?" Tasya berucap seperti menyanyikan lagu dangdut.

Perfect Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang