18. Date?

28.7K 2.7K 66
                                    

Karena cowo yang memperjuangkan perempuan yang ia sayangi itu lebih laki dari pada cowo yang suka buat baper dan setelah itu pergi tanpa jejak.

---------------------------

"Nanti pulang sekolah gue jemput kekelas." setelah mengucapkan hal tersebut Keano dengan seenaknya melenggang pergi begitu saja dari hadapan Alea yang menatap cengo cowo yang kini berstatus pacarnya tersebut.

Memikirkan status-nya membuat Alea senyum-senyum sendiri dan sesekali terkekeh. "Kok bisa sih gue pacaran sama dia?" Alea bertanya pada dirinya sendiri sambil geleng-geleng kepala.

"Kenapa lo Al geleng-geleng kepala sendiri? Lo pusing atau gimana?" Tere yang tadi tengah duduk-duduk santai di kurisnya dia mendadak menghampiri Alea yang datang bersamaan dengan cowo yang tidak pernah Alea tanggapi itu.

"Bisa nggak sih nggak usah ngagetin!" ucap Alea dengan ketus. Tere malah nyengir kuda kearah Alea.

"Hehe maaf. Eh lo kenapa deh? Perasaan mata lo kayak orang habis nangis gitu? Tapi wajah lo kok kek seneng banget kayak orang ketiban duren sih?" tanya Tere bingung.

Alea menoyor kepala sahabatnya itu dengan pelan, "Ketiban duren tuh sakit ogeb. Malah seneng, gila lu." Alea kemudia berjalan melewati Tere dengan begitu saja.

Tere melongo sambil terus memandangi punggung Alea yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri sekarang. "IH ALEA! GUE SERIUS!" teriak Tere keras kearah Alea. Gadis itu justru terkekeh.

***

"Ke lo nggak kesambet setan sekolahkan?" tanya Anta bingung, karena dia sejak tadi mengamati kecerahan diwajah laki-laki itu yang sedikit memar akibat perkelahian antara dirinya dengan Gara.

"Mulut lo harus gue lakban!" Keano mendelik kearah Anta.

"Eh ya jangan dong!" refleks Anta memegangi mulutnya akibat ucapan Keano. Karena disisi lain Keano memang memegang sebuah lakban.

"Makanya lo diem, kepo amat jadi cowo." ucap Keano.

Anta menegakkan badannya, "Gue tuh care sama lo, diperhatiin guenya malah lo giniin. Sakit tahu nggak!" omel Anta sambil memegangi dadanya, layaknya orang terkena serangan jantung.

Keano memutar kedua bola matanya malas karena menanggapi segala celoteh panjang lebar milik sahabatnya itu. Dengan tersenyum misterius Keano kemudian menatap Anta intens. Anta yang mendapat tatapan seperti itu malah bergidik ngeri, apakah jangan-jangan Keano suka terhadap dirinya?.

"Ke, lo nggak anu kan?" tanya Anta sedikit was-was dan agak menjaga jarak dengan laki-laki itu.

Tanpa menjawab pertanyaan Anta, Keano justru lebih mendekatkan tubuhnya kearah Anta. Tanpa diduga, Anta mengeluarkan keringat dingin, dia gemeteran sendiri menatap sahabatnya.

Iya gue tahu gue jomblo tapi jangan gini amat yatuhan. Batin Anta.

"Gue udah resmi sama Alea." ucap Keano berbisik tepat ditelinga sahabatnya dan setelah itu Keano ngancir pergi meninggalkan sahabatnya dengan wajah cengo sekaligus bodonya itu.

"HAHAHA wajah lo gitu amat sih?? Anjirr!" teriak Keano.

Anta mengerjab-ngerkabkan matanya beberapa kali akibat apa yang barusan dia dengar sekaligus dia rasakan. Otaknya masih mencerna semuanya.

"WIHH LO UDAH JADIAN SAMA ALEA?! PJ WOI JANGAN LUPA!!" teriak Anta tak kalah kerasnya sehingga didengar oleh teman-teman satu kelasnya.

Anta tersenyum kikuk, "Sori hehe."

Perfect Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang