Crying Baby - Kim Hanbin

576 54 9
                                    



Yeri suka geli sendiri liat kelakuan suaminya yang jadi gampang nangis setelah punya anak. Padahal tampangnya angkuh gitu, tato dimana-mana, berotot juga. Kalau diatas panggung banyak gaya, keliatan sangar gak ketulungan. Kalau dirumah bisa langsung peluk anaknya sambil nangis.

Nih liat Hanbin baru selesai tampil di acara musik, pas pulang dia meluk Kihan trus nangis. Yeri cuma heran aja liat suaminya itu. Sedangkan Kihan masang muka bingung, denger ayahnya nangis Kihan ikutan nangis.

"Kok kamu jadi nangis juga sih?" Hanbin melepaskan pelukannya memberi jarak, agar dapat melihat anaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok kamu jadi nangis juga sih?" Hanbin melepaskan pelukannya memberi jarak, agar dapat melihat anaknya.

Hanbin berusaha menghentikan tangisan sang anak sampai akhirnya Kihan berhenti nangis.

"Maafin appa Kihan Jadi ikutan nangis ya. Appa cuma bangga sama Kihan. Makasih sayang." Hanbin nyium pipi Kihan.

Yerim menghampiri ayah dan anak itu. Duduk disamping Hanbin.

"Oppa kenapa?" Tanya Yerim heran.

"Video yang tadi kamu kirim bikin oppa terharu."

"Lah aku kan kasih liat video Kihan nonton penampilan oppa di tv, trus kenapa oppa jadi nangis?"

"Sweet banget anak appa, bisa kenal appanya, padahal kan Kihan masih kecil." Hanbin kembali memeluk Kihan.

Kelakuan ajaib suaminya muncul lagi. Waktu Kihan baru lahir Hanbin juga suka tiba-tiba nangis, trus meluk Yerim. Dia nangis sambil trus bilang makasih dan sayang.

Sekarang Hanbin liat Yerim.

"Makasih udah mau jadi istri aku, trus lahirin anak kayak Kihan." kata-kata itu muncul kembali.

Yerim antara mau ketawa sama perasaan aneh lainnya. Abis muka Hanbin udah penuh airmata, trus merah gitu keliatan lucu. Yang ada malah bikin Yerim nyium dia.

Selesai mengecup pipi Hanbin Yerim meluk Hanbin yang masih meluk Kihan.

"Makasih juga udah jadi suami dan ayah yang baik dan hebat oppa. Aku sayang oppa."

"Oppa juga sayang kamu, tapi gak papah ya sekarang sayang oppa kebagi ke Kihan."

Yerim melepas pelukannya, lalu ia tertawa geli setelah mendengar ucapan suaminya.

"Hahah.. Oppa ada-ada aja, aku juga sayang Kihan, aku ngerti oppa, gak usah pakai minta maaf."

"Kalian itu anugerah, dimasa lalu bahkan oppa gak kebayang bakal bahagia kayak gini. Kepikiran nikah aja nggak. Untung ketemu kamu jadi oppa punya kesempatan bahagia di dunia ini ada yang nemenin. Gak sendirian."

Dulu Hanbin kepikiran ngejomblo aja sampe mati, lagian punya keluarga menurut dia dulu ribet. Belom lagi kalau fans gak setuju. Hanbin lebih sayang fans nya daripada nikah.

"Oppa juga anugerah buat aku sama Kihan."

"Oppa akan jadi suami dan ayah yang berusaha melakukan yang terbaik buat kamu sama Kihan."

"You're the best oppa always."

Hanbin tersenyum.

Bagi Hanbin Tuhan terlalu baik untuk dia, karirnya masih beranjak naik dan ia punya keluarga kecil yang bahagia. Bersyukur rasanya gak cukup. Makanya ia berusaha jadi orang baik untuk siapapun.

Hatinya yang dulu seakan mati rasa, mencair karna Kim Yerim. Dan makin membuat ia mudah meneteskan air mata karna Kihan.

Karna menurut Hanbin Kihan itu, kuasa Tuhan yang menakjubkan. Ia tidak percaya manusia setengah dirinya amat sangat mempesona. Ia masih kecil tapi sudah mengenali ayahnya dengan baik. Meski ayahnya hanya ada di benda datar 65 inci.

Bagaimana bisa Hanbin tidak terharu?

Kehidupannya yang dulu amat sangat kacau kini sangat lurus dan lebih bermakna. Tidak ada alkohol yang menjadi candu, ia hanya minum ketika saat tertentu saja. Dirumah bahkan tidak ada minum keras. Hidupnya lebih sehat, ia tidak merokok di rumah karna gak bagus buat Yerim dan Kihan. Makanan yang ia makan juga terjamin kesehatannya karna buatan sang istri. Kalau sedang sibuk ia juga meminta makanan sehat oleh manajer nya.

Tenyata menikah adalah pilihan terbaik. Walau dulu bukan jadi pilihannya.

Next...

Left & RightWhere stories live. Discover now