Your friends will know you better in the first minute you meet than acquaintaces will know you in a thousands years - Richard bach
***
"Jadi, abis ini gue bakal lebih sering-sering ngajak lo hang out bareng." Angga berujar senang.
Alvin menatap Angga heran. Dengan isyarat mata ia meminta Angga menjelaskan maksud perkataannya.
"Yaa, kan lo harus move on. Ntar gue kenalin ke temen-temen gue. Mereka nggak kalah cantik dari Fea kok." Ucap Angga bangga.
"Nih yaaa.." Wisnu menyenggol lengan Angga, masih dengan pipi yang menggembung karena mengunyah bakso. "Kalo temen lo cantik-cantik, pacarin salah satu. Segala ngomongin move on. Lo udah move on belum tuh dari si Tata?"
Protes Wisnu membuat Vina yang sejak tadi hanya meyimak, tergelak. Sedangkan Angga sendiri sudah misuh-misuh, jengkel. Sudah bukan rahasia lagi, jika selama dua bulan terakhir, Angga terlihat tidak pernah memiliki hubungan dengan gadis manapun. Usut punya usut, Angga sedang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, Tata. Sayangnya, sebulan lalu dengan mata yang berbinar-binar bahagia, Tata mengatakan pada mereka bahwa dirinya baru saja menerima cinta Corpio, calon dokter muda yang ia temui di Rumah Sakit saat sedang konsultasi tentang asma-nya.
"Tapi kayaknya temen kita yang satu ini nggak perlu lo cariin deh." Vina tersenyum miring. "Gak mau ngomong aja dia kalo sebenernya udah ada yang di 'liat'.
"Hah? Serius? Wisnu menatap Vina dan Alvin bergantian. "Siapa?"
"Elah, si Kampret. Punya gebetan baru gak bilang-bilang lo." sergah Angga.
Alvin meletakkan ponsel ke dalam tas ranselnya dan mengernyit ke arah Vina. Malas berbohong karena apapun bohong yang dia upayakan, Vina pasti akan tahu juga. Itulah tidak enaknya memiliki perempuan diantara sahabat-sahabatmu. Ia akan memerankan posisi sebagai ibu yang hafal tingkah lakumu luar dalam.
"Gak seperti yang kalian pikirin." jelas Alvin
"Ya, gimana?" tanya Wisnu mendesak. Ia menyingkirkan mangkok baksonya dan menatap Alvin penuh minat.
Alvin nyengir. Sedikit risih sebenarnya. Ia merasa seperti sedang di interogasi. "Baru ketemu sekali." ujarnya datar.
Ketika di lihatnya mata Wisnu berbinar dengan maksud yang ia mengerti, Alvin buru-buru menyergah. "No.. No.. Gak sepicisan love at first sight ya, Nu."
"Terus, terus?" Vina berseru penasaran.
Alvin mengulum senyum, "She impressed me in our first meet. Emm.. Just that."
"Man, lo bisa jatuh cinta juga ternyata." komentar Angga sembari tertawa kecil.
Alvin mendesah malas. "Gue gak bilang gitu." Ia melirik jam tangannya lalu menatap Angga lagi, "i haven't fall for her yet."
"Impressed but not fall in love?" Vina mencibir. "Sounds good. How's she? Tell me about her." bujuk Vina mengedipkan kedua matanya dengan cepat.
Alvin berdiri dari kursi yang di tempatinya dan merapikan letak tas nya. "Gue ada janji sama ketua BEM Fisip. Gue cabut duluan." Alvin mengerling jahil lantas berjalan meninggalkan ketiga sahabatnya yang menatapnya dengan ekspresi terhempas.
"Eh sial. Lo mah kabur. Viiin. Woyyy..." Wisnu mencak-mencak di tempatnya ketika Alvin hanya melambaikan tangan tanpa berbalik dan menghentikan langkahnya.
"Jangan pergi, kek. Kaleng sarden, gue belum selesai nanya. Namanya siapa woyyyyy!" Angga sedikit berteriak. Kesal, karena di tinggal pergi saat sedang di puncak penasaran. Untung saja, suasana cafetaria masih sesepi tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Happiness
RomanceMungkin nanti, akan ku temui kamu pada takdir yang lain. Atau mungkin, pada kesedihan yang lain. Apalah kita yang bersandar pada segala sesuatu yang tak kekal.