Hari ini aku bangun lebih cepat dari biasanya, sudah pasti ini karena kejadian semalam dan ditambah lagi pesan WA yang dikirimkan pak Agus untukku tadi malam.Zia, besok pagi langsung aja ke my rich untuk rapat pertama ya....
Aku berjingkrak jingkrak saat mendapat pesan WA dari bosku, dengan cepat aku menuju ke lemari, memilih baju apa yang akan kukenakan saat bertemu kembali dengan nya .
Yang mana harus kukenakan ya? Apa semua lelaki menyukai baju berwarna merah muda? Radit dulu tidak seperti itu, dia menyukai gadis yang simple dan tidak suka dandan berlebihan. Tapi apa aku tidak terlalu simple?
Aku melihat diriku dicermin, dengan menggunakan kemeja putih dan celana hitam. Persis seperti anak magang yang akan memulai pekerjaannya di perusahaan baru.
Aku pasti terlihat memalukan memakai ini. Apa aku harus memakai contact lens? Apa aku harus meluruskan rambutku?
"Kamu ngapain? "
Ibuku tiba tiba muncul dan melihat tingkah aneh anaknya
"Dari tadi ibu lihat kamu sibuk pilih baju, kamu mau kemana? "
"Kerja"
"Kerja? Kok pakek itam putih? Ibu kira kamu mau ngelamar kerja. "
Bahkan ibuku tau pakaianku begitu konyol
"Bu, mana yang cocok. Yang coklat atau yang abu abu? "
Ibuku menatap heran
" ada yang kamu naksir ya dikantor? "
Wajahku memerah
"Ibu ngomong apa sih... "Ucapku mengalihkan
" ya enggak biasanya kamu kayak gini"
"Cuma mau ganti suasana aja"
Ibuku tersenyum, sebenarnya dia tau bahwa aku berbohong padanya.
"Yang merah muda itu manis, trus dipasangi sama rok abu abu. Trus dipadukan sama sepatu high heels yang ibu pakai kemarin. Kamu kelihatan lebih baik dari ini. "
"Benaran? "
Ibu mengangguk
"Perlu dilepas gak kacamatanya? " tanyaku
"Boleh"
Tidak kusangka, ibuku bisa menjadi fashionnista juga. Kupikir ibu hanya bisa memarahiku. Jika dengan apa yang kugunakan ini bisa mencari perhatian nya, aku pasti akan berterima Kasih pada ibuku. Aku hanya ingin menjadi lebih menarik dimatanya
Aku berjalan ke arah kantor dengan menggunakan jalur ke arah rumah radit, aku penasaran, apakah dia sudah pergi atau belum? Dan ternyata, aku masih melihat mobilnya masih terparkir didepan rumahnya.
Aku seperti merasa telah kembali kezaman sewaktu sma, dimana dulu aku sering melihat diam diam kearah rumahnya. Ingin mengetahui apakah dia sudah pergi atau belum. Mengingat kejadian itu kembali, sebenarnya aku sangat malu pada diriku sendiri. Tapi, hati ku bahagia saat melakukannya. Seperti saat ini, aku bahagia melihatnya.
******* ********
Aku berjalan dikoridor kantor sambil mencari ruangan rapat yang akan kami gunakan. Gedung ini terbilang luas juga, hampir 10 menit aku mencarinya tapi tidak ketemu juga. Untuk saja, ada pak satpam yang mengarahkanku ketempat tujuan.
"Makasih ya pak" ucapku
" ya mbak.... Sama sama"
Kubuka pintu ini, lalu kuliat kursi kosong tanpa penghuni. Sepertinya aku terlalu bersemangat sampai akhirnya aku tidak menyadari bahwa ini masih Dini. Tapi tidak masalah, aku punya kegiatan sendiri yang harus kukerjakan.
Kubuka laptop dan kupasang jaringan internet. Kuketik "kiat kiat mendapatkan hati seorang pria" dihalaman google. Mungkin terlalu norak untuk usiaku seperti ini. Tapi seperti cuma ini yang dapat membantuku.
Aku menulis dibuku berwarna coklat. apa yang tertulis disitu, semua kucatat. Seperti saat kita meminjam buku catatan teman dan menyalinnya.
Handphoneku bergetar, ini adalah sebuah panggilan. Kuliat nama yang tertulis "nanda" .
Wajahku berubah menjadi kesal, kenapa dia harus hadir disaat yang tidak tepat.
"Kenapa? " ucapku kesal
Bukannya aku menjawab dengan "halo" tapi dengan perkataan "kenapa? "
"Lo berharap radit yang nelpon kan? "
Dia mulai lagi, nanda si menyebalkan
"Cepat lo bilang apa keperluan lo nelpon gue, sebelum gue matiin ni handphone"
Terdengar suara tertawa
"Santai aja dong, gue cuma heran aja, tumben lo belum datang jam segini. Gue cuma mastiin lo gak ngelakuin hal aneh kayak bunuh diri karna ditinggal kawin kan"
" daripada bunuh diri, mending gue ngeracunin lo"
Dia tertawa lagi, dia bahkan tidak takut dengan amarahku yang dianggapnya lelucon. Tingkat sensitifnya memang tipis
"Jadi lo dimana sekarang? "
"Gue si penanggung jawab proyek besar seharusnya sekarang gue ada dimana? " tanyaku
Kini tidak kudengar lagi suara tawanya.
"Jangan bilang lo diperusahaan radit? "
Aku tidak menjawab"Lo ambil proyek itu? "
" kenapa gue harus nolak"
" lo tau kan kalo lo bakalan setiap hari ketemu radit"
Kini nanda tidak lagi bercanda, percakapan kami sudah menjadi serius jika menyangkut hal tentang radit
Tiba tiba radit muncul bersamaan dengan rombongannya. Dia terlihat begitu tampan dengan memakai jas. Sungguh terlihat sangat rapi.
"Nanti gue telpon lagi"
Aku mengakhiri panggilannya, dan dengan cepat kumatikan layar laptopku dan kututup buku berwarna coklat itu agar tidak ada yang menemukan kelakuan konyolku tadi.
"Baiklah, kita mulai rapatnya, rapi sebelumnya saya akan memperkenalkan seorang anggota baru dari proyek ini. " ucap radit pada staffnya
" silahkan nona, perkenalkan diri" lanjutnya dengan senyuman khasnya
Kulihat tatapan para staff, sejujurnya aku agak gugup dengan suasana seperti ini. Tapi aku juga ingin terlihat keren dimata mereka. Karena itulah salah satu yang ajarkan google padaku. Terlihat keren di hadapan calon target.
"Selamat pagi, nama saya zia sarasvita. Saya ditugaskan oleh pimpinan perusahaan tempat saya bekerja sebagai penanggung jawab proyek ini. Tolong jangan menilai saya dari usia yang terbilang lebih muda dari bapak bapak yang ada disini. Tapi nilailah saya dari cara bekerja. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk proyek ini. " ucapku
Kata kata itu terlihat keren, aku tidak menyangka kata kata itu keluar dari mulutku sendiri. Dan yang pastinya, seperti yang kuharapkan. Radit menatapku dengan wajah tampannya sambil tersenyum padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love - COMPLETED✅
RomanceCinta pertama itu memang egois..... Zia seorang wanita sederhana yang memendam perasaan sukanya selama 14 tahun kepada teman sekolahnya dulu, Radit. Bertepatan dihari ulang tahunnya, Zia mendapat kabar bahwa Radit akan menikah. Zia mencoba untu...