Sudah dua minggu penuh wanita itu bertemu dengan radit, tidak ada hal yang berubah sama sekali. Zia masih saja disibukkan dengan proyeknya. Sedang radit terus bekerja lembur agar proyek ini lancar. Hari hari bertemu, mereka hanya bicara tentang pekerjaan. Seperti tidak ada waktu untuk mengatakan masalah pribadi.Buku hariannya berisi penuh tentang "kiat kiat mendapatkan hati seorang pria" . Tapi tidak ada satu pun yang berhasil, apa seharusnya dia menyerah saja?
Saat ini wajah zia sangat terlihat kacau, dia memakai kacamata lagi dan rambutnya kembali berantakan seperti biasa. Jika sudah lembur, maka begitulah wujudnya.
Tapi kali ini dia tidak berada di perusahaan tempat dia bekerja, saat ini dia mengerjakan sesuatu di kantor milik radit. Karena ditugaskan menjadi penanggung jawab, dia harus rela mondar mandir dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain karna itu, berat badannya semakin menurun sampai 3 kg.
Seperti biasanya, wanita itu sendirian didalam ruangan yang besar. dengan dilengkapi lampu ruangan, dia tanpa takut tetap bekerja dengan serius.
Seseorang datang membawa secangkir capucino dan meletakkannya tepat dimeja zia. Pria itu tersenyum padanya.
"Minumlah, selagi masih hangat. "
"Makasih" ucapku
Capuccino. Dulu zia begitu sangat menyukai capuccino. Saat dikantin sekolah, sia terus memesan minuman itu sebagai minuman pendamping saat dia memakan bakso.
"Masih banyak yang belum dikerjakan? " tanya radit
Wajahnya mendekat melihat layar komputer. Itu membuat wajah zia dan radit semakin mendekat. Degup jantungnya begitu cepat sampai wanita itu takut jika terdengar oleh lelaki itu. Wajahnya memerah seperti terkena sinar matahari.
"Ada yang mesti diperbaiki disini". Ujar zia
Radit tetap melihat layar komputer, dia terus mencari bagian mana yang harus diperbaiki.
"Sebaiknya jumlah harga jualnya harus dikurangi"
Tanpa sengaja, radit mengalihkan pandangan nya kearah zia. Dia terlihat kaget, tidak menyangka bahwa wajah mereka begitu dekat. Mata mereka saling bertemu, dan bukan hanya itu, bibir mereka hanya berjarak beberapa centi meter. Selangkah lagi, pasti akan terjadi ciuman yang tak disengaja.
Mereka terus melakukan posisi seperti ini untuk beberapa saat , mata tidak berkedip, napas ditahan, dan degup jantung yang terdengar satu sama lain. Tapi akhirnya, zia menjauhkan badannya dari radit. Dia terlihat salah tingkah. Matanya mencari kesana kemari.
"Apa kamu melihat pulpenku? "
Pertanyaan apa itu? Jika aku ingin mengalihkan pembicaraan, bukan begini juga caranya.
Radit merasakan hal yang sama juga, wajahnya sama merahnya dengan zia. Bahkan terlihat lebih merah dari wanita itu. Hanya karena wajah mereka saling bertemu itu sudah membuat perubahan yang besar bagitu mereka.
" seperti nya aku harus pulang. Soalnya udah larut malam" ujarnya sambil melihat jam
Zia memasukkan barangnya kedalam tas. Dia memasukkan semuanya tanpa merapikannya satu persatu. Seolah menunjukkan bahwa dia harus pergi secepatnya dari sini.
"Aku antar, jam segini angkutan gak bakalan beroperasi lagi". Ujarnya
******* *********
Jam sudah menunjukkan pukul 10. Malam semakin dingin, tetapi dijalan masih saja mobil berlalu lalang kesana kemari. Bukan hanya itu, ternyata angkutan umum pun masih tetap beroperasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love - COMPLETED✅
RomanceCinta pertama itu memang egois..... Zia seorang wanita sederhana yang memendam perasaan sukanya selama 14 tahun kepada teman sekolahnya dulu, Radit. Bertepatan dihari ulang tahunnya, Zia mendapat kabar bahwa Radit akan menikah. Zia mencoba untu...