Cuaca yang mendung akhirnya berubah menjadi hujan yang lebat. Ditengah hujan ini aku tetap berdiri sambil termenung mengingat kejadian yang barusan saja terjadi. Pertemuan singkatnya dengannya mengubah suasana hatiku yang tadinya berusaha untuk melupakannya.
Kulihat langit yang menurunkan hujan, seperti mengatakan bahwa langit merasakan apa yang kurasakan sekarang ini.
Bunyi klakson mobil membuat lamunanku pecah. Kulihat arah suara mobil itu yang kin tepat berada disampingku. Perlahan kaca mobil itu terbuka.
"Zia, masuklah.... Biar aku antar" ujar radit
"Enggak usah, bentar lagi jemputanku udah datang kok"
Jemputan? Siapa yang menjemput? Suatu alasan yang klise
"Hujannya lebat banget, biar aku antar aja. Lagipula ada yang harus aku omongon tentang kerjaan sama kamu"
Kerjaan? Benar. Itu adalah alasanku agar bisa bersama dengannya sebelum dia menikah.
Tanpa berpikir lagi aku membuka pintu mobilnya, sebenarnya saat ini jantungku berdegup begitu kencang. Suhu tubuhku seperti mulai menaik karna degupannya yang begitu kencang.
"Siapa yang jemput? Pacar? "
"Bu.... Bukan"
"Jadi? Suami? "
"Bukan"
"Trus siapa?" tanyanya penasaran
"Nanda. Dia bilang katanya mau jemput, soalnya kami rencananya mau ke tempat proyek yang lain"
Aku membuat kebohongan
" nanda bilang kalian satu kantor, aku pikir dia bohong. Ternyata itu benar". Ucapnya sambil tersenyum
Sudah lama aku tidak melihat senyumannya, dia masih seperti yang dulu
"Kamu udah punya pacar?"
Aku diam.
Seperti dia mengerti, dan tidak menayakan lebih lanjut."Kamu udah dapat undangan yang kutitipkan sama nanda? " lanjutnya
Aku mengangguk
"Selamat ya" ujarku
"Makasih"
"Dia..... Orang mana? "
" Bandung. Kami dulu satu kuliahan, sekarang dia lagi di amerika. Bulan depan dia balik ke Jakarta"
"Seminggu sebelum pernikahan?" tanyaku
Radit mengangguk
Perempuan seperti apa dia yang meninggalkan radit sendirian berada di Jakarta yang luas ini? Apa dia tidak takut akan ada seseorang yang mengambilnya?
Seseorang pernah bilang bahwa hubungan akan mengalami kesulitan saat kita sudah berkomitmen untuk menikahi pasangan kita. Karna itu adalah sebuah ujian sebelum kejenjang yang lebih tinggi.
Tapi, untuk saat ini aku bertanya tanya. Apa radit bahagia? Apa dia bahagia bersama wanita itu?
Dadaku begitu sakit, serasa menyesak dan tidak dapat bernapas. Saat ini aku ingin menghilang dari hadapannya. Tapi aku tidak bisa, yang kulakukan hanyalah menatap keluar jalan.
******* ********
Hujan telah berhenti, langitpun menjadi gelap dan tak ada bintang sama sekali. Walau udara malam ini begitu dingin dan angin bertiup dengan kencang, aku sama sekali tidak perduli. Yang kulakukan hanya berjalan menuju rumah.Apa aku bermimpi? Kenapa ini seperti nyata?
Kucubit pipiku, tapi aku merasakan sakitnya.
Ternyata ini nyata
Saat aku hampir sampai didepan rumah, langkahku terhenti . Kuliat sepeda motor sport berwarna merah terparkir didepan rumahku. Dan telah berdiri si pemilik motor itu.
"Kenapa lo kesini?" tanyaku
"Lo kemana aja? Tadi gue telpon lo tapi hape lo gak aktif"
"Hp gue lowbet, lo ngapain didepan rumah gue? " tanyaku curiga
"Hm.....gue......"
Ekspresi wajah nanda berbeda
"Lo kenapa?"tanyaku
"Tadi gue ditelpon radit"
Raut wajahku berubah setelah mendengar nama itu
"Terus?"
"Dia bilang.....dia tadi ketemu lo"
Aku hanya menatap nanda, dia tidak melanjutkan perkataannya, aku tau dari matanya bahwa dia penasaran dengan kejadian bagaimana kami bertemu satu sama lain.
"Pak agus bilang kalau gue ditugaskan jadi penanggung jawab proyek investasi dari perusahaan besar. Lo tau sendiri kan, kalo itu adalah keinginan terbesar gue. Seharusnya gue senang saat tau proyek ini jatuh ketangan gue. Tapi kenapa gue ngerasa lain ya? "
Wajah nanda begitu serius menatapku, dia melihat kedua mataku berkaca kaca.
"Gue ngerasa ada yang salah dari diri gue"
Tanpa terasa, air mataku pun terjatuh
" gue udah berpikir untk menutup kisah gue dengannya, gue udah berusaha kuat untuk melupakannya. Tapi kenapa dia muncul dihadapan gue? Menurut lo, gue harus gimana? "
Nanda tidak bisa menjawab, dia terus menatapku yang tengah menangis
"Gue akan cari jawabannya" ucapku sambil menghapus air mataku
" gue akan cari jawabannya. Apa ini sebuah permainan atau kesempatan u tuk gue"
Aku pun pergi dari hadapannya, tapi sia menahan tanganku
"Kesempatan? Kesempatan apa? " tanyanya bingung
"Pulanglah..... Udah malam" ucapku sambil melepaskan tangannya
Kutinggalkan dia seorang diri dijalan sepi dengan seribu pertanyaan yang belum terjawab untuknya.
Kesempatan? Kesempatan untukku agar bisa bersamanya.
Walau semua orang akan mengutukku dan mengatakan padaku bahwa aku adalah orang jahat, aku tidak perduli. Aku hanya bisa berpikir bahwa tuhan mempertemukanku dengannya lagi untuk memberikanku kesempatan.
Waktuku hanya sebulan untuk mendapatkannya sebelum wanita itu datang.
Tuhan, maafkan aku atas keegoisanku ini . Tapi semakin kucoba melupakannya, maka semakin aku mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love - COMPLETED✅
RomanceCinta pertama itu memang egois..... Zia seorang wanita sederhana yang memendam perasaan sukanya selama 14 tahun kepada teman sekolahnya dulu, Radit. Bertepatan dihari ulang tahunnya, Zia mendapat kabar bahwa Radit akan menikah. Zia mencoba untu...