File. 12 Krisis

220 21 2
                                    

Malam hari ketika seutuhnya bulan bersembunyi dibalik gedung pencakar langit kota Tokyo. Malam dingin yang dan hanya sedikit guratan orange dari lampu jalan di trotoar, beberapa kendaraan hanya berlalu lalang.

Techi kali ini masih melanjutkan kegiatannya duduk melamun melihat kamar dilantai ke 13 Apartemen di hadapannya. Hatinya masih saja risau ketika ponsel Neru malam ini ia tidak aktif. Beberapa kali dia menghubungi namun gagal, hingga malam ini dia memutuskan kembali untuk mengintai dan melihat keadaan Neru yang masih di Apartemen Wali Kelasnya.

Dari arah berbeda gadis dengan jaket hodie hitam, masih tersenyum memperhatikan Techi.

"Eh kamu datang lagi?", ucap gadis yang lebih dikenal dengan panggilan Shasiko.

Seketika Techi menoleh cukup kaget.

"Tiap hari kemari, ya? Hoho..", gumam Shahiko menggoda gadis bermata dingin di hadapannya itu.

"Huh. Tante lagi ?!", keluh Techi sebal.

"Tante? Siapa tante?", jawab Shashiko tiba-tiba mengepalkan genggaman tangannya, lalu dengan santai mengambil posisi duduk disebelah Techi.

"Aku bukan tante-tante. Huh..", gumam Shashiko.

"Awalnya kukira karena masalah pacar, tapi sekarang kurasa kamu kabur dari rumah. Kalau punya keberanian untuk kabur, kenapa nggak berani untuk pulang?! Haha..", lanjutnya.

Techi hanya mengembuskan nafasnya panjang, menyandarkan tubuhnya ditempat duduk nya.

"Sok tau!!", gumamnya masih menahan emosi.

"Sudahlah, pulang saja kerumah!!", paksa Shashiko menambah kan.

"Aku sendiri nggak punya keluarga yang bisa kutemui. Tiap hari jadi aku begini. Haha.."

Techi yang semakin sebal lalu berdiri dari duduknya.

"Eh benar-benar mau pergi?!", gumam Shashiko melihat punggung Techi.

"Jika butuh teman bicara cari orang lain. Aku nggak tertarik!", Techi mendengus masih tampak sebal.

"Ah..Marah ya?", balas Shashiko.

Dilantai atas, lebih tepatnya di plafon Apartemen mewah itu. Sayanee yang melihat Techi sejak kemarin mondar-mandir dibawah sana mulai sedikit curiga.

Mengepalkan tangannya kali ini mulai mengamati tingkah dari Techi, yang kali ini mulai meninggalkan posisi duduknya sejak tadi.

«»«»

[Kantor Kepolisian]

Pagi hari, cukup membuat Akanen bermalas-malasan di atap kantor kepolisian. Menikmati hembusan angin yang berhembus...menatap banyak sekali awan yang hilir mudik diatas cakrawala.

Disampingnya, tepatnya disamping dia membaringkan tubuhnya santai. Yuuka masih berdiri tampak melihat bebera ujung gedung yang indah dari atas ketinggian.

"Kaya anak sekolah saja tidur-tiduran diatap", gumam Yuuka lalu melirik Akanen tampak menjadi seorang pemalas pagi ini.

"Jangan begitu, kita juga kan butuh istirahat...", balas Akanen sedikit menguap.

Yuuka lalu dengan cuek melihat bibir Akanen yang masih bergerak itu, entah getaran dari mana. Jantungnya begitu berdegup kali ini..

"Gimana dengan anak yang bisa melihat mimpi itu?", tanya Akanen.

"Belum ada perkembangan lagi!", keluh Yuuka tampak lelah.

"Hmmm...", gumam Akanen masih memejamkan matanya.

Memory of Mask  'COMPLETE' Adapted from ManhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang