05; You like her..

1.1K 175 34
                                    

Pagi itu Jisoo baru saja selesai sarapan ia lantas keluar rumahnya dan di depan teras sudah ada Hanbin yang sedang duduk di atas motornya.

"Lama banget nyonya" Kata Hanbin dengan sarkasnya

"Ga ada yang nyuruh lu jemput gua" Kata Jisoo

"Buruan naik lah gausah banyak bacot" Ujar Hanbin sembari memakai helm nya

Jisoo mengepalkan tangannya menahan amarah, ia lantas maju mendekati Hanbin dan menabok kepala cowok itu.

"Apaan sih kok mukul?!" Hardik Hanbin

"Lu amnesia atau emang gak punya otak sih?" Kesal Jisoo

"Jaga omongan lu!"

"Lu yang kemarin bilang 'Lu kira idup gua cuma tentang nganter lu sana sini' dan sekarang lu ngapain disini? Mau bikin lu seolah jadi yang paling gua butuhin? Gitu?" Sinis Jisoo

Hanbin menghela nafasnya, "Kalo pun Mama gua gak nyuruh, gua gabakal mau jemput lu nenek sihir!"

Cowok itu menyalakan mesin motornya dan melaju pergi meninggalkan Jisoo yang menatapnya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.

Tak lama kemudian Pak Ahn yang tak lain adalah supir keluarga Jisoo menghampiri gadis itu.

"Non, gak bareng sama den Hanbin berangkatnya?" Tanya Pak Ahn dan Jisoo pun menggeleng pelan

Pak Ahn lantas bergegas pergi ke garasi mobil untuk mengantar anak majikannya itu sekolah.

*
Selama di perjalanan menuju sekolah, Jisoo hanya memandang jalanan dengan tatapan kosongnya. Pagi ini adalah pagi yang buruk baginya. Hatinya terasa sesak karena kejadian tadi.

Entahlah kenapa Hanbin se kasar itu padanya, padahal cowok itu jika pada orang lain tak pernah kasar sedikit pun terlebih kepada seorang perempuan.

Se benci itu kah Hanbin padanya?

Mata gadis itu sudah berkaca kaca dan air matanya siap meluncur bebas.

Ia meremat rok seragamnya dengan kuat dan menunduk, membiarkan air matanya turun.

"Hiks.."

Pak Ahn yang melihat Jisoo menangis itu pun lantas menyalakan musik kesukaan gadis itu ketika sedang bersedih dengan volume cukup kencang.

Jisoo pun menangis tersedu-sedu, entah kenapa ia selalu sensitif mengenai Hanbin. Semua perlakuannya itu mampu membuat hatinya tak menentu. Jisoo tak mengerti kenapa Hanbin memberi efek sebesar itu padanya.

Lagipula kan Hanbin hanyalah teman,atau bahkan hanyalah musuhnya.

Jisoo pun menutup matanya dan mengusap air matanya dengan kasar. Ia percis sekali seperti bocah ketika sedang menangis seperti itu.

Tak lama kemudian Jisoo pun sampai di sekolahnya namun gadis itu malah diam sambil menatap keluar.

"Non, gak masuk?" Tanya Pak Ahn

"Sebentar.." Jawab Jisoo dengan lirih

Pak Ahn pun memberikan tissue pada anak majikannya itu, "Non jangan sedih"

When We Just A Friend [𝐇𝐚𝐧𝐒𝐨𝐨]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang