Persami telah berlalu dan tergantikan liburan akhir semester. Hari-hari seperti ini lah yang dinantikan para siswa, hari tanpa guru killer, upacara di hari senin dengan terik matahari, dan juga tugas yang menumpuk.
Musim liburan seperti surga dunia bagi mereka. Berlibur, nonton, dan shopping dapat mereka lakukan tanpa harus menunggu hari minggu.
Seperti yang dilakukan kedua sepupu ini, Clarissa dan Arrel telah berencana pergi ke sebuah mall bersama pacar mereka. Mereka sepakat mengadakan double date karna pacar mereka adalah sahabat yang cukup dekat dan ditambah lagi dengan mereka sebagai sepupu yang kompak.
Clarissa berencana berangkat bersama dengan Arrel dan menolak ajakan Danniel untuk pergi bersama. Mereka akan bertemu di mall nanti.
"Kak ? Lo dimana sihh ? Cepetan !" teriak Arrel dari lantai dasar rumah Clarissa. Rumah Clarissa memang terbuka untuk sanak saudara dan mereka sudah menganggap rumah nya sendiri jadi tak heran jika Arrel bisa teriak-teriak di rumah Clarissa.
"Iya ! Tunggu bentar rel, bentar lagi turun kok. Lo manasin motor gue dulu aja deh !" balas Clarissa tak kalah nyaring.
Clarissa memilih mengendarai motor nya karena ia bisa melewati kemacetan dengan mudah dibandingkan dengan mobil.
"Arrel, kebiasaan deh teriak-teriak nya. Emang mau kemana sih ?" ucap Rarissa- mamah Clarissa.
"Ehh mamah, ya maaf mah kan udah dari sono nya hehehe. Mau ke mall mah refreshing." jawab Arrel yang sudah terbiasa memanggil istri dari kakak ibu nya dengan sebutan mamah.
"Ohh ke mall ya, mamah ikut dong sekalian mau refreshing kayak kamu, biar gaul gitu." ucap Rarissa dengan senyum mengembang.
"Eitss, ga boleh mah ! Kan aku pergi nya sama temen. Mamah sama bang Reo aja atau ga ajak papah." raut bahagia Rarissa seakan pudar mendengar jawaban Arrel.
"Yaudah deh, tapi jangan pulang malem-malem oke ?"
Terlihat Clarissa turun dari lantai atas dengan tas selempang di pundak nya. "Udah, yuk berangkat. Mah Clari sama Arrel pergi dulu ya. Assalamualaikum." Clarissa dan Arrel mencium punggung tangan Rarissa dan pergi melenggang ke bagasi di mana motor nya berada.
"Waalaikumussalam."
Kini Clarissa telah menunggangi motor kesayangan nya yang sudah lama tak ia pakai. Motor nya melaju meliuk-liuk diantara kemacetan di jalan raya.
Arrel yang duduk di jok belakang hanya bermain ponsel membalas pesan Refan. Pacar nya tersebut mengatakan dirinya juga sedang di perjalanan menuju mall.
"Rel kak Danniel sama Refan udah sampek mana ?" tanya Clarissa dengan nada tinggi karna suara nya yang teredam oleh bisingnya kendaraan.
"Refan bilang, dia juga lagi dijalan. Tapi kok pesan gue ga di beles ya sejak 3 menit yang lalu." jawab Arrel.
"Ya kan, dia lagi di jalan mana bisa bales pesan lo ?"
"Refan bilang dia di boncengin sama Danniel."
Raut cemas menghiasi wajah Arrel. Arrel meminta Clarissa berhenti di depan supermarket.
"Clar.. Refan hiks Danniel hikss hikss mereka kecelakaan." tangis Arrel pecah dengan Clarissa yang mematung pucat pasi dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.
"Mereka sekarang dimana ? DIMANA ARREL ?" teriak Clarissa.
"Refan bilang, mereka lagi perjalanan pulang karna motor yang mereka tumpangi rusak dan dia bilang Danniel nyampein ucapan permintaan maaf karna ga bisa pergi." ucap Arrel dengan nada bergetar.
"Ayo samperin Danniel ! Gue pengen tau keadaan nya sekarang."
"Nggak Clar ! Lo ga boleh sama Danniel buat kesana ! Dia minta sama lo buat doain dia aja dan ga usah samperin dia. Kata Refan dia gpp." larang Arrel.
"Gimana dia bisa larang gue coba ? Dia aja lagi sakit ! Dan gue sebagai pacar nya rel hiks hiks gue ga tega." Clarissa semakin terisak setelah mengucapkan kata" nya.
"Udah tenangin diri lo dulu. Sekarang kita pulang gue yang bawa motor." putus Arrel mengambil alih motor Clarissa.
Clarissa hanya diam larut dengan isakannya. Pikiran nya berkelana tak terarah. Entah apa yang di pikir kan sang pacar sehingga melarang nya untuk ditengok.
Ia tak habis fikir kenapa pacar nya seperti ini. Berhari-hari Danniel berubah dan cuma berbicara seperlu nya tak seperti dulu yang selalu menampakkan keromantisan nya. Seperti tadi, Danniel seperti mengulur waktu untuk pergi ke mall dengan berbagai alasan.
Sebenarnya takkan ada hubungan yang berjalan dengan lancar tanpa adanya sebuah kepercayaan. Namun apakah ia bisa terus percaya dengan situasi yang mendukung untuk meragukan nya ?
Motor Clarissa berhenti di teras rumah. Clarissa berlari menaiki tangga memasuki kamar nya. Ia menangis sejadi-jadi nya di bawah bantal yang meredam tangis nya.
Arrel datang dengan wajah yang sama sembab nya. Ia menarik bantal yang menutupi wajah sepupu nya itu dan menarik Clarissa dalam pelukannya.
"Udah kak, hikss kakak jangan nangis. Arrel juga sedih, hiks Arrel juga khawatir."
"Arrel.. Hiks kenapa kak Danniel berubah ? Hikss kak Danniel udah ga sayang gue ya ? Kak Danniel udah punya pacar lagi ?" tanya Clarissa tanpa henti.
"Husst ! Kakak ga boleh gitu."
Tangis kedua nya kini seakan mereda karna lelah. Mereka terlelap dalam keadaan berpelukan dengan mata sembab dan hidung yang memerah.
🌸🌸🌸
Cukup sekian, wassalamualaikum wr. wb.
Hehehehe... Akhir nya selesai.. :-)
Terimakasih buat yang sudah baca..
Maaf kalau jarang update, update nunggu ada ide,
good mood sama ada kuota hehehe 😂
selamat nangis kalau feel nya nyampe, kalo engga ya udah😷
Vote + komen ditungggu buat nambah
semangat author amatir ini😳
Boleh di request in ke temen yang suka sama cerita
Aku, nambah pahala hlow.. 😀
Bye. See you next chap.Teken bintang yak !!
👇👇👇
🌟🌟🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditinggalkan
Teen FictionClarissa Indra, cewek cuek yang mendapatkan dare dari permainan konyol yang ia mainkan bersama ketiga teman nya ketika jam kosong di kelasnya. Dare yang mengharuskan ia mendapatkan nomor ponsel kakak kelas yang sama sekali tak ia ketahui. Yang...