Setelah insiden pengusulan mendadak tersebut, Clarissa di buat kelabakan sendiri. Pasal nya yang bertugas tidak hanya dia saja, melainkan juga ada Danniel.
"Arghhhh !! Gue sebel ! Napa juga tuh orang milih gue." teriak Clarissa frustasi.
"Lo kenapa deh Clar ? Bicara sendiri gitu." tanya Delia yang sedang menyeruput es jeruk nya, mereka sedang di kantin mengisi perut yang keroncongan.
"Danniel, kemarin masa ngajuin gue jadi petugas bendera buat besok. Kan gue sebel, mana dia ikut lagi." sungut Clarissa, wajah nya ditekuk sembari mengaduk es.
"Yang sabar aja kali Clar, jodoh kali lo sama tuh orang." sahut Relins enteng.
"Ishhh, kok lo gitu sih Rel ?" Clarissa semakin sebal dan terus mengaduk-aduk es teh nya hingga berbusa.
Perkelahian mereka terhenti ketika Chelins berucap. "Udah-udah,, jangan pada berantem makan nya lanjutin dulu."
Mereka mulai menyantap makanana masing-masing dengan lahab. Tak jauh dari meja makan mereka terdapat Danniel dan juga Verahees yang sedang bercek-cok.
Mereka hanya diam sesekali memperhatikan kedua insan tersebut yang sedang beradu tentang pendapat nya masing-masing.
Entah mengapa suatu rasa menyetil hati Clarissa. Dulu, saat ia masih bersama dengan Danniel rasa nya ia selalu bahagia, dan terhitung jarang sekali bertengkar, kecuali akhir-akhir ketika mereka akan putus.
Senyum tipis nan miris terukir diwajah cantik Clarissa ketika memikir kan masalalu nya bersama Danniel. Ternyata harap yang selalu ia semogakan hilang tersapu angin karna badai yang menerpa.
Sebenar nya, insiden mengajukan nya Clarissa dalam petugas upacara kemarin adalah salah satu pendekatan yang dilakukan oleh Danniel dengan dalih memperbaiki pertemanan.
Secercah bahagia hadir di diri Clarissa waktu itu, namun rasa kecewa lebih mendominan di hati nya. Setelah apa yang dilakukan Danniel ingin kembali dengan sejuta harap yang ia anggap sebagai harap yang baru.
Berbeda dengan Clarissa yang menganggap harap itu telah pupus akan suatu ego yang lebih besar. Apalah daya nya, ia hanya seorang mahluk tuhan yang menjalankan segala alur yang telah di rencanakan jauh sebelum ia hadir di dunia.
Clarissa hanya bisa melawan jika ia mampu dan hanya bisa pasrah jika hati nya sudah kalah dengan rasa kecewa. Ia harap kekecewaan nya yang akan menang, karna akan terlalu sakit jika mengukang kesalahan yang sama.
Setelah selelsai mengisi perut, mereka kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran. Pelajaran di lakukan tanpa hambatan hingga bel pulang berbunyi memekakan telinga.
Semua murid berhamburan keluar kelas dengan wajah yang sumringah menyambut waktu pulang yang telah tiba. Berbeda dengan Clarissa yang ogah-ogahan melangkah kan kaki nya keluar kelas.
Ketiga teman nya telah pulang karna tidak ada urusan lagi di sekolah. Berbeda dengan Clarissa yang mendapatkan tugas menjadi petugas upacara besok senin. Para petugas upacara mengadakan latihan sepulang sekolah, karna itu Clarissa masih berada di sekolah.
"Panggilan ! Untuk petugas upacara, 2 bersaf kumpul !!!" seru Fakhtur dari tegah lapangan selaku ketua Osis memanggil petugas upacara.
Clarissa bergegas menuju ke tengah lapangan berkumpul di antara kakak kelas yang juga bertugas. Karna ia memiliki tinggi yang melebihi rata-rata, otomatis ia menyesuaikan dengan beberapa kakak kelas yang mempunyai tinggi yang hampir sama dengan nya.
Dan sial nya lagi, ia berada tepat di samping Danniel yang tinggi nya berbeda beberapa centi dengan nya. Secara tidak sengaja ia mengumpat karna kesal. "Ohh shit ! Kenapa juga ada dia di samping gue !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditinggalkan
Teen FictionClarissa Indra, cewek cuek yang mendapatkan dare dari permainan konyol yang ia mainkan bersama ketiga teman nya ketika jam kosong di kelasnya. Dare yang mengharuskan ia mendapatkan nomor ponsel kakak kelas yang sama sekali tak ia ketahui. Yang...