Bel istirahat mulai menggema di seantero SMA Merah Putih. Lelah mendengarkan penjelasan guru dan rasa bosan seolah terbayar sudah dengan tanda berakhirnya pelajaran.
Tak luput dari itu semua, Clarissa dan teman-temanya juga berbondong-bondong menuju kantin sekolah yang mulai ramai dipadati murid-murid yang mulai mengantre makanan.
Relins seperti biasa langsung memesan makanan seperti yang disukai ketiga temannya.
Kantin yang semula ramai diam seketika. Karena The Most Wanted SMA Merah Putih yang berjalan ke arah kantin. Para kaum hawa menatap mereka dengan tatapan memuja. Bahkan sampai ada yg berteriak teriak agar mendapat perhatian nya.
"Clar lo tau ga cowok itu?" tanya Delia dengan penuh antusias.
"Gak." Clarissa cuek menatap layar handphonenya.
"Masa lo gak tau sih clar..? Mereka itu The Most Wanted SMA Merah Putih."
"Gak! ga penting juga buat gue!"
Sesaat kemudian Relins datang membawa makanan dan menghentikan pembicaraan mereka sesaat. "Pesanana kalian datang guys."
"Thank's rel.."
"Btw, tadi pada bicara apa sih?" tanya Relins dengan kepo nya.
"Ini Rel, si Delia sama Clarissa lg ngomongin kak Danniel sama temannnya yang lain." jawab chelins.
"Ohh my god!! The Most Wanted SMA kita?"
"Hmm ya gitu."
"Yaudah lah, Mending kalian pada makan, ga usah ngomongin orang." kata Clarissa menghentikan pembicaraan mereka.
"Okey."
Mereka makan dalam tenang sesekali Delia dan Relins membuat lelucon yang di tanggapi dengan tawa oleh kedua temannya. Selesai makan mereka kembali menuju kelas X IPA 2, kelas mereka berempat.
Sesaat masuk kelas dan mendudukan diri di kursi mereka masing-masing, Devan sang ketua kelas berteriak heboh. "Woy guys!! Guru-guru lagi pada rapat, hari ini kita free class semua."
Kelas semakin tak kondusif dengan penghuninya yang mulai melakukan hal-hal seperti bergosip, main abc lima dasar sampai menari-nari dengan iringan musik yang mengalun dari handphone salah satu dari mereka.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain Relins mempunyai ide untuk mengisi sekaligus merayakan free class kali ini. "Emm.. gue punya ide, gimana kalo main ToD aja? Mau gak ?" tanya Relins dengan antusias.
"Boleh, Clar lo ikut gak ?" tanya Delia pada Clarissa.
"Gak." jawab Clarissa yang menatap layar pipihnya.
"Ayo lah clar.. Masa kita main cuma bertiga doang kan gak asik.." bujuk Delia dengan memohon.
"Oke, gue ngikut aja." Putusnya.
Permainan dimulai dengan Relins yang mulai memutar pensil di atas meja dan menghadap Chelins. Dengan semangat Relins memberi pertanyan kepada Chelins. "Truth or dare?"
Chelins memilih dare dari pilihan yang di berikan. Dan Relins mengajukan pertnyaan nya untuk temannya tersebut. "Lo masih sayang ga sama Lando?"
Dengan ragu ia menjawab. "Maybe masih."
"Cie, yang masih sayang mantan." Goda Relins.
Chelins cemberut kesal. "Yaudah lah ga usah dibahas, sekarang gue puter pensilnya."
Pensil yang diputar Chelins berhenti tepat di depan Delia. Tanpa ditanya terlebih dahulu Delia menjawab. "Truth aja deh."
"Emm kapan terahir pacaran ?"
Delia pun menjawab dengan ragu "kalo gak salah sih.. 6 atau 7 bulan yang lalu."
"lahh.. udah lama banget."
"hmm ya gitu"
Kini giliran Delia yang memutar pensil dan berada tepat didepan Clarissa si cewek cuek. Belum pilihan Delia lontarkan namun ia telah menjawab dare terlebih dahulu karena ia tak mau jika memilih truth akan ada privacy dirinya yang diketahui teman-temannya.
"Emm.. lo masih inget cowok yang tadi kan?" tanya Delia memastikan.
"Emm, ya masih." jawab Clarissa.
"Gua mau dare nya lo dapetin nomer hp nya kak Danniel" tantang Delia dengan seringai diwajahnya.
"Kenapa harus dia? Emang ga ada yang lain?" Clarissa tampak keberatan dengan dare yang diberikan.
"Emang kenapa? Lo ga bisa?" kata Delia dengan nada meremehkan.
"Oke! Gua terima dare nya." jawab Clarissa dengan yakin.
"Nah gitu baru Clarissa yang gue kenal" kata Delia.
Belum sempat Clarissa memutar pensilnya bel pulang telah berbunyi. Semua teman-temannya pun sudah mulai meninggalkan kelas. Begitu juga dengan Clarissa dan teman-temannya yang menyelesaikan permainannya dan pulang.
"Gue ke toilet sekalian pulang. Bye!" Pamit Clarissa.
"Take care Clar!" Teriak mereka yang diacungi jempol oleh Clarissa yang telah berlalu.
Sampai di toilet Clarissa mengganti roknya dengan celana panjang dan mengenakan jaket hitam nya. Setelah sampai di parkiran Clarissa pun mengambil motor ninja putih nya dan memakai helm full face nya. Clarissa memang cewek cuek dan tomboy.
Sampai di rumah ia membaringkan tubuhnya di kasur dan memandang langit-langit kamarnya, tanpa ia sadari ucapan Delia terlintas di benaknya.
"Siapa cowok yang di maksud Delia tadi? Se-famous itukah? sampai-sampai mereka menyebut The Most Wanted SMA Merah Putih?" Ucap Clarissa sendiri.
Clarissa larut dalam fikirannya hingga ia tertidur dengan seragam yang masih menempel di badan dan sepatu di kakinya. Ia terbangun ketika mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya.
Ternyata waktu telah menunjukan pukul 7 malam, ia pun bangkit dan segera membersihkan diri. Selesai membersihkan diri, ia keluar kamar dan makan malam bersama keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditinggalkan
Ficção AdolescenteClarissa Indra, cewek cuek yang mendapatkan dare dari permainan konyol yang ia mainkan bersama ketiga teman nya ketika jam kosong di kelasnya. Dare yang mengharuskan ia mendapatkan nomor ponsel kakak kelas yang sama sekali tak ia ketahui. Yang...